PROFIL

RP. Yanuarius Tasik Berek OFM Conv. : “Saya Menemukan Keluarga Besar Seiman”

Loading

“Makanan kesukaan saya adalah tasak telu,” ucap Pastor Yan, kala diwawancara oleh aktivis komsos Paroki Padang Bulan, dalam Training Jurnalistik, pada Minggu (20 Oktober 2019). Interview tersebut merupakan sesi praktik untuk menulis artikel profil.

Imam Konventual mengaku suka makanan khas Karo tersebut sejak menjalani pembinaan dan pelayanan di Keuskupan Agung Medan. “Kalau minuman, saya lebih suka air mineral dan jus alpukat,” katanya, seraya menyatakan diri sebagai penggemar klub sepakbola Real Madrid.

Pastor Yan lahir pada 19 Januari 1983 di Harekain, Desa Builaran, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka – provinsi NTT. Orang tua nya, Hendrikus Berek (ayah) dan Martha Hoar (ibu), memberi dia nama: Yanuarius Tasik Berek. Yan — nama sapannya, merupakan sulung dari tiga bersaudara. “Saya adalah anak laki-laki semata wayang,” imbuhnya.

Dia mengenyam pendidikan dasar hingga menengah atas masing-masing di: SD Inpres Harekain, SMP Negeri 1 Tabene, dan SMA Negeri 1 Kefamenanu, kabupaten Timor Tengah Utara.

Yan remaja mulai tertarik menjalani panggilan sebagai Imam, tatkala RP. Antonio Razzoli OFM Conv membuka pelayanan di Kefamenanu. “Saat itu, kami ada 10 siswa Postulan yang berasal dari SMA Negeri 1 Kefamenanu. Waktu itu, Pastor Razzoli visitasi ke Kefa. Kami tertarik untuk coba-coba masuk Postulan Ordo Konventual di Deli Tua,” katanya.

Dia terkenang, bersama rombongan temannya menumpang bus dari Kefa ke Kupang. “Dari Kupang ke Jakarta, kami naik kapal laut. Nah, perjalanan untuk dari Jakarta ke Medan, kami  tempuh dengan menumpang bus. Dan berbaur dengan 40 teman se-angkatan di postulan saat itu.”

Baca juga  Betlehem Ketaren: Semakin Larut dalam Karya Pastoral Komunikasi Sosial

Setelah merampungkan pembinaan di Postulan (dua tahun) dan Novisiat (satu tahun), pada 17 Juli 2005, Pastor Yan menjalani profesi perdana di Novisiat Konventual. Tak lama berselang, dia mendapat tugas untuk studi di STFT St. Yohanes Pematangsiantar (2005-2013).

Usai menyelesaikan pendidikan di STFT, Yan kemudian menyatakan Kaul Kekal pada 1 April 2013. “Pada 18 September 2014, saya menerima tahbisan Diakon. Dan, kemudian menerima tahbisan Imam di Paroki St. Yoseph Jl. Bali – Pematangsiantar, pada 29 Januari 2015.”

Pastor Yan menjalani tugas perdana sebagai Staf Seminari di Paroki Bandar Baru. “Saat itu, saya juga merangkap tugas sebagai wakil Kepala Sekolah di SMA dan SMP Deli Murni, masing-masing selama dua tahun. Lalu sambil mempersiapkan SMP & SMA Satu Padu Boarding School. Untuk urusan administrasi dan perizinan, hingga tahun 2017,” ujarnya.

Sejak tahun 2017, Pastor Yan mulai melayani di Paroki Padang Bulan sebagai Vikaris Parokial Paroki St. Fransiskus Assisi – Padang Bulan, Medan.

Pengalaman melayani di Keuskupan Agung Medan juga memberi kesan mendalam bagi Pastor Yan. “Di sini, saya Merasakan keramah tamahan khas budaya Timur. Terlebih saat disapa dengan sapaan “Nak ku” (anak-ku, dalam bahasa Karo), sehingga merasa sebagai keluarga besar yang seiman,” ucap Imam yang mengutip motto tahbisan: “Allah telah melakukan perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus” (Lukas 1: 49).

Baca juga  BACAAN INJIL, RABU, 9 SEPTEMBER 2020

Dia juga mengaku, mudah bekerjasama untuk kegiatan dengan umat setempat. “Kegiatan yang berlangsung di lingkungan sangat hidup, meskipun masih ada beberapa kekurangan kecil. Yang mana umat masih membutuhkan katekese tentang ajaran gereja. Oleh sebab itu, saya amat senang dan terbantu dengan kehadiran media online ini.”

(Leo Semba) | editor: Ananta Bangun

 

Link:

Facebook Comments

Ananta Bangun

Pegawai Komisi Komsos KAM | Sering menulis di blog pribadi anantabangun.wordpress.com

Leave a Reply