KATEKESENEWSREFLEKSIREVIEWS

Carlo Acutis Beato Muda nan Murah Hati

Loading

Komsoskam.com Proses beatifikasi Carlo Acutis dilaksanakan pada 10 Oktober yang dipimpin oleh Kardinal Agostino Vallini di Basilika Fransiskus Asisi, Italia. Sekitar 3.000 orang datang ke Assisi mengikuti peristiwa itu, baik orang-orang yang mengenal Acutis secara pribadi maupun orang-orang yang terinspirasi atas kesaksian hidupnya. 

Dengan mengikuti protokol kesehatan, para peziarah memakai masker dan memadati Basilika Santo Pransiskus sementara yang lainnya menyaksikan lewat layar besar yang tersedia.

Carlo Acustis adalah seorang remaja berusia 15 tahun yang senang dengan komputer dan dunia internet. Ia lahir di London pada 3 Mei 1991, dari orang tua Italia yang kemudian pindah ke Milan saat dia berusia 3 bulan.  Di sana ia tumbuh dan belajar bersama teman-temannya, hingga pada masanya Carlo  melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah Yesuit. Carlo ternyata memanfaatkan kemampuannya untuk memberi kesaksian dan pengajaran iman katolik, termasuk mujizat-mujizat ekaristi. Ia membagikannya lewat website, maupun vidio-vidio katekese yang diterbitkan melalui internet. 

Selain itu, Carlo juga dikenal sebagai anak muda yang suka membantu orang miskin. Meski Ibunya mengatakan keluarganya jarang menghadiri gereja, Acutis dikenal di lingkungannya karena kebaikannya terhadap mereka yang hidup di pinggiran.

Carlo Acutis Beato muda nan murah hati

“Dengan tabungannya, dia membeli kantong tidur untuk para tunawisma dan di malam hari dia membawakan mereka minuman panas,” kata ibunya seperti dikutip dari Kompas.com.

“Dia mengatakan, lebih baik mengurangi satu pasang sepatu jika itu berarti bisa melakukan satupekerjaan bagus lagi,” kata sang ibu. Carlo juga dikenal sebagai sukarelawan yang membantu di dapur Umum Milan.

Uskup Assisi Domenico Sorrentino mengatakan bulan ini dapur umum untuk orang miskin akan terus dibuka untuk menghormati Acutis.

 “Ketika dia meninggal, gereja dipenuhi dengan orang-orang miskin. Semua orang bertanya-tanya apa yang mereka lakukan di sana. Mereka mengenang bahwa  Carlo biasa membantu mereka secara diam-diam,” kata Nicola Gori, yang mewakili proses beatifikasi Acutis. 

“Keluarga tahu soal itu, karena ibunya akan pergi bersamanya, yang baru berusia 15 tahun. Dia akan memberi mereka kantong tidur dan makanan, itulah sebabnya mereka ingin menghadiri pemakaman (Acutis),” tambahnya.

Dalam pesta kudus beatifikasi tersebut, Kardinal Agostino Vallini membacakan Surat Apostolik dari Paus Fransiskus yang menyebutkan bahwa Pesta Carlo Acutis akan berlangsung setiap tahun pada 12 Oktober sebagai peringatan kematiannya  di Milan pada 2006 silam.

Berikut ini petikan terjemahan Surat Apostolik Paus Fransiskus :

“Kami, menerima keinginan dari saudara kami, Domenico Sorrentino, Uskup Agung Keuskupan Asisi, Nocera Umbra-Gualdo Tadino, dab banyak saudara lain dalam keuskupan, serta banyak umat beriman.  Setelah mendengar pendapat dari Kongregasi Perkara Orang-Orang Kudus, dengan otoritas Apostolik yang kami miliki, kami mengabulkan agar yang dimuliakan, Hamba Allah, Carlo Acutis, awam, yang dengan semangat mudanya menumbuhkan persahabatan dengan Yesus,  meletakkan Ekaristi dan kesaksian cinta kasih sebagai pusat hidupnya.   Sejak saat ini akan disebut beato. Dan supaya dirayakan setiap tahun, seturut tempat dan peraturan yang berlaku, pada tanggal 12 Oktober hari lahirnya di surga. Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin. “

Semoga teladan Carlo Acutis bisa kita hidupi terlebih bagi kaula muda dengan perkembangan internet saat ini. Seperti  Paus Fransiskus  yang menjadikan Carlo sebagai teladan para milenial, yang mana Acutis mampu menggunakan internet dan teknologi untuk menyebarikan injil.

“Memang benar bahwa dunia digital dapat membuat Anda menghadapi risiko ketergantungan, apatis, dan (hanya) kesenangan sesaat. Namun jangan lupa bahwa ada anak muda bahkan ada yang menunjukkan kreativitas bahkan jenius. Itulah yang terjadi pada Carlo Acutis,” tulis Paus pada tahun 2018.  Amin.

 

(Redaksi Komsoskam.com mengajak kita semua untuk bersatu melawan Virus Covid-19. Selalu terapkan protokol kesehatan dengan 3 M : Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan sabun dan air bersih.)

Facebook Comments

Leave a Reply