Edukasi Pengurus Gereja Paroki St Laurentius Pematangsiantar
Gereja St. Laurentius Brindisi Pematangsiantar kini berusia (2021) 90 tahun (berdiri 01 Juli 1931, ). Usia ini sudah seharusnya menunjukkan kedewasaan dalam berbagai aspek kehidupan menggereja. Sayang, akibat pandemi Covid 19, perayaannya belum bisa dilaksanakan. Berdasarkan BIDUK per April 2021 jumlah umat 1.366 KK (5.183 jiwa). Maka untuk mengedukasi para Dewan Pastoral Lingkungan masa bakti 2021-2026 DPPH mengupayakan berbagai pembekalan agar DPL tampail percaya diri melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Kegatan ini berlangsung 19 September 2021 diikuti sebanyak 60 orang, di Aula Paroki St. Laurentius Brindisi Jl. Sibolga 21, Pematangsiantar.
RP Moses Elias Situmorang OFMCap menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan (edukasi) adalah menyingkapkan kebenaran, kejujuran, dan keadilan (veritas, probitas, dan iustitia) serta untuk menyelamatkan umat manusia dari kesesatan (the darkness of error) dan berhala (idolatry). Pendidikan dan pengajaran membantu setiap orang menjadi orang dewasa mandiri dalam kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi. Buah dari kematangan itu adalah kemampuan bernalar dan bertutur. Mampu menilai kesimpulan-kesimpulan tanpa terbawa oleh perasaan. Dapat menjadi orang yang berkomitmen dan berani melibatkan diri dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat.
“Seorang pemimpin tidak boleh menjadi seorang yang hanya tahu bidangnya sendiri. Dia harus berwawasan luas karena harus memimpin orang-orang dari bermacam-macam disiplin dan bidang. Ia bukan orang yang mengetahui segala-galanya tapi terbuka kepada segala-galanya”, tandas direktur RPF Nagahuta ini.
Dalam kapasitas sebagai kaum awam spiritualitas dapat diartikan sebagai kehidupan rohani yang menyanggupkan seseorang menghayati dan mengamalkan imannya dalam tindakan baik dan benar (etis) dalam kerja dan kehidupan sehari-hari. Spiritualitas yang kuat akan membuat orang mantap untuk bekerja dalam hidupnya apa pun jenis pekerjaannya dan terlibat dalam kehidupan menggereja.
Sebagai seorang pengurus, spiritualitas digali melalui perayaan ekaristi, mendengar sabda tuhan, meditasi, refleksi, dan doa. Pengurus yang punya semangat/spiritualitas terangkum dalam pribadi yang memiliki etos dengan prinsip 3C yakni: competency (dapat diandalkan dan berdaya guna), compassion (berempati kepada orang lain), dan conscience (memiliki kesadaran moral). Hal ini akan terwujud bila jasmaninya tidak gampang pilek kalau kena hujan atau masuk angin (tidak rentan penyakit ); kuat rohani artinya cekatan, tangkas, kreatif dan mampu merumuskan sesuatu yang rumit menjadi sederhana. Kuat moral maksudnya adalah mampu memegang dan menjalani hidup sederhana dan tak mudah berubah hanya karena perubahan status.
Lebih lanjut RP Moses menandasakan, bahwa Pengurus gereja Katolik kalau tampil dimanapun harus selalu memperhatikan wibawa dan tutur kata yang teratur dan terukur. Terlibat dalam kegiatan sosial. Agar tercipta sinergi antara imam-awam, pengurus dan umat maka dialog (komunikasi) perlu diupayakan. Bentuk dialog untuk mendukung sinergi di paroki yang perlu dikembangkan, yakni dialog hidup, dialog karya, dan dialog teologi.
“Berhadapan dengan umat dan masyarakat, para pengurus gereja Katolik mesti memiliki strategi agar mereka yakin pada pemimpinnya. Jangan takut menghadapi tukang kritik apalagi yang menyeramkan”, ujar mantan Parochus Berastagi ini.
Menyeimbangkan hidup dan terutama agar kita semakin mencintai pekerjaan dan persahabatan dengan umat yang kita layani dengan tanggungjawab. Oleh karena itu dibutuhkan afeksi yang baik dan tulus. Afeksi adalah ungkapan perhatian seseorang (care) kepada orang lain. Di dalamnya ada unsur rasa aman, melindungi, mendukung, dan menyetujui dalam relasi. Dengan afeksi kita menyatakan bahwa orang itu penting dan berarti bagiku. Afeksi tidak otomatis terjadi tetapi perlu diusahakan, diberikan, dan dikembangkan. Seluruh peserta antusias mengikuti penjelasan RP Moses, meskipun hujan turun peserta tidak ada yang pulang lebih dulu. Kegiatan ini merupakan kerjasama Paroki St. Laurentius Brindisi dengan pengurus LP3KD Kota Pematangsiantar. Seluruh rangkaian kegiatan diakhiri dengan makan bersama.
*** (Dobes Tamba)