KHOTBAH

ALLAH SUNGGUH DEKAT

Loading

RP. Frans Sihol Situmorang, OFMCap Dosen STFT Pematangsiantar

1Raj 19:9a.11-13a; Rom 9:1-5; Mat 14:22-33/Hari Minggu Biasa XIX

Tuhan, tolonglah aku

Allah yang diimani oleh para nabi dan diwartakan Yesus adalah Allah yang membela kaum fakir miskin dan lemah. Allah menjumpai orang yang berseru kepada-Nya. Dalam pengalaman nabi Elia yang dikejar-kejar karena bekerja untuk Tuhan, Allah tidak hadir dalam fenomena alam yang hebat seperti angin kuat, gempa bumi atau api, tetapi dalam tiupan angin sepoi-sepoi basa sebagai simbol intimitas Allah dengan manusia.

Petrus dan para murid lain terancam di tengah danau yang mengamuk. Peristiwa itu terasa lebih ngeri karena terjadi di malam hari. Dalam situasi demikian, Yesus menjumpai mereka. Kehadiran Yesus membawa damai, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut.” Petrus minta bukti, “Apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Kala merasakan tiupan angin, Petrus takut dan mulai tenggelam. Katanya, “Tuhan, tolonglah aku!” Sambil mengulurkan tangan, Yesus berkata, “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang!”

Saat menghadapi bahaya, tidak mustahil keraguan tiba. Seperti Petrus, Gereja juga mengalami peziarahan yang penuh kesulitan. Dengan kekuatan sendiri, komunitas kristen tidak bisa sampai pada tujuan. Yesus tetap hadir dan memberi pertolongan. Ia selalu mengulurkan tangan-Nya. Dia memberi kekuatan kepada Gereja untuk mengalahkan kekuatan si jahat dan memberi kepastian dalam cobaan setiap kali Gereja menyerukan nama-Nya.

Baca juga  MENERIMA MAHKOTA KEHIDUPAN

Imanlah yang memberi kemenangan. Iman memampukan kita berjalan di tengah amukan badai. Iman mendorong kita melangkah lebih jauh masuk ke tengah danau dengan meninggalkan kenyamanan di pantai yang teduh. Pengalaman Elia menunjukkan, Tuhan memberikan jaminan dan kepastian. Ia tidak pernah melupakan umat-Nya yang memercayakan diri kepada-Nya.

Seorang kurir mendekati sebuah gedung tua dan mengetuk pintunya dengan pengetuk dari besi. Tidak ada jawaban. Dia mencoba lagi, tapi hanya ada gema yang kosong. Dia tahu bahwa ada orang di dalam. Ia sudah melihat mereka dari jendela. Ia membanting pintu dengan keras sebanyak 20-30 kali. Terdengar suatu langkah pelan dan lembut. Kemudian seraut wajah kecil berkerut-kerut muncul di pintu yang telah terbuka sedikit dan dengan ragu-ragu bertanya apakah pengetuk itu hendak masuk. “Siapa pun yang mengetuk pintu seperti saya pasti ingin masuk,”kata orang itu dengan nada marah. Kata nyonya tua itu, “Di sekitar sini ada banyak sekali anak kecil yang datang dan membanting pintu beberapa kali lalu lari. Jadi saya sudah belajar untuk tidak memerhatikan suara-suara itu. Tapi, saat saya mendengar ketukanmu, saya sungguh merasa bahwa kamu ingin masuk. Itulah sebabnya saya datang membukakan pintu.

Dalam menghadapi tantangan hidup ini, iman kita kerap goyah bahkan rapuh. Tidak sedikit orang yang berseru minta tolong kepada kekuatan lain. Yesus mengundang kita berjalan meniti kehidupan yang tampak mustahil. Ketika mengalami goncangan, marilah membulatkan iman untuk berseru, “Tuhan, tolonglah aku.” Tuhan itu dekat dan akan menolong. Tangan-Nya terulur untuk memegang kita. Bila demikian, siapa yang kita takuti? Amin.

Facebook Comments

Rina Barus

Menikmati Hidup!!!

Leave a Reply