BACAAN INJIL, SENIN, 10 AGUSTUS 2020
Yohanes 12:24-26
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
MAKNA KUTIPAN:
Seorang tokoh pemikir terkenal dari Cina : Lao Tzu mengajarkan bahwa cinta yang utama tidak mementingkan diri sendiri. Cinta adalah hidup bagi orang lain. Artinya, pengorbanan diri selalu menjadi syarat bagi sebuah ungkapan cinta yang tulus dan sempurna, dimana saja, kapan saja, dan untuk siapa saja. Tanpa itu, ungkapan cinta serasa tak bernilai apa-apa.
Bacaan Injil hari ini memberikan ajaran tentang makna sebuah pengorbanan. Ada tiga hal yang mau ditekankan oleh Yesus : Pertama : model seorang pelayan. Yesus berkata, ‘jika biji gandum tidak jatuh ke tanah, dia tetap sebiji saja, tetapi bila ia jatuh ke tanah dan mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Ungkapan ini ingin menegaskan makna kematian-Nya sebagai bentuk pengorbanan diri, untuk menghasilkan kehidupan baru bagi umat manusia yang dicintaiNya. Yesus adalah teladan bagi kita dalam hal pengorbanan diri. Hal ini Ia nyatakan dengan mengorbankan dirinya di kayu salib demi menebus dosa-dosa kita. Jadi keselamatan kita adalah buah dari pengorbanan karena cintaNya kepada kita.
Kedua. Tugas seorang pelayan. Tugas seorang pelayan Kristus adalah “Membenci nyawanya”. Membenci nyawa berarti mematikan sikap egoisme kita agar dapat mengasihi sesama demi Yesus. Tidak mencintai nyawa berarti kita siap berkorban memikul salib setiap hari, dengan melupakan hidup yang berpusat pada diri sendiri, dan mengarahkan hidup pada kemuliaan Tuhan. Cinta diri membuat orang sulit untuk berkembang, sulit untuk keluar dari diri. Dan cinta yang dibagikan lewat pelayanan tanpa lelah akan menghasilkan buah melimpah.
Ketiga : motivasi seorang pelayan Kristus. Motivasi seorang pengikut Kristus adalah melayani Yesus. Selalu berada bersamaNya, dan dihormati Bapa. Perlu diingat bahwa setiap pengorbanan pelayanan yang dilakukan dengan setia dan tulus tidak pernah sia-sia.
Sebagai seorang yang mengakui diri pengikut Kristus, kita percaya bahwa pengorbanan diri menjadi jaminan untuk keselamatan dan kebahagiaan kekal. Beranikah kita melakukan proses dalam hidup untuk bertumbuh dan menghasilkan buah ?. Kita menyadari bahwa membantu atau berkorban bagi orang lain akan selalu menuntut pengorbanan yakni kehilangan. Kita tidak akan pernah bisa membantu orang lain jika tidak berani kehilangan sesuatu, sekecil apapun itu. Relakan kita kehilangan sesuatu untuk dapat membantu dan berbagi dengan sesama ? Percayakah kita bahwa pengorbanan yang kita lakukan dengan tulus tidak akan pernah sia-sia ?
Mari kita belajar bagaimana “jatuh ke dalam tanah dan mati, untuk menghasilkan buah limpah, bukan hanya membuat orang mengalami sukacita, tetapi diri sendiri juga mengalami sukacita.