MELIHAT DAN PERCAYA | Kotbah 12 April 2020
Menghiasi dan mencari telur Paskah merupakan kebiasaan untuk merayakan Paskah. Seorang guru asmika tidak mau kalah kreatif. Tak mampu membeli telur, maka dikumpulkannya kulit-kulit telur dan dibagikan kepada anak-anak. Mereka diminta mengisi kulit telur itu dengan aneka jenis serangga. Anak-anak berlarian ke kebun dan dengan penuh sukacita menceritakan perjuangan mereka menangkap kupu-kupu, belalang, jangkrik dan semut. Akhirnya, majulah seorang anak dengan kulit telur yang masih kosong. “Mengapa kosong?” tanya guru asmika. Dengan polos anak itu menjawab, “Kan, Yesus sudah bangkit!”
Kisah kebangkitan bukanlah laporan bagaimana, kapan dan siapa saksi peristiwa itu, melainkan kesaksian orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, Maria Magdalena pergi ke makam. Batu penutup tak ada lagi. Ia mengira jenazah Yesus dicuri dan itu membuat hatinya sedih. Dia yang sangat dikasihinya telah disalibkan, kini jenazah-Nya tidak dapat dia lihat. Kata bangkit masih jauh dari pikirannya
Maria Magdalena berlari menjumpai Petrus dan seorang murid lain lalu menyampaikan berita itu. Petrus dan murid lain itu berlari ke makam. Murid lain itu sampai lebih dahulu. Ia menjenguk ke dalam kubur dan melihat kain kafan terletak di tanah. Petrus masuk dan mendapati kafan terletak di tanah dan kain peluh terlipat di tempat lain. Melihat makam kosong, tidak terjadi apa-apa padanya. Ia belum paham Kitab Suci bahwa Yesus harus bangkit. Saat masuk ke makam, murid lain itu melihat semua itu dan meyimpulkan tak mungkin jenazah Yesus dicuri orang. Tak mungkin pencuri melepaskan dan merapikan kain itu lalu membawa jenazah dalam keadaan telanjang. Murid yang dikasihi itu percaya bahwa Yesus sungguh sudah bangkit
Kita diajak melihat murid lain, yang mengenalkan diri sebagai murid yang dikasihi. Karena dekat dengan Yesus, ia memiliki kepekaan luar biasa. Ia ikut dalam proses pengadilan dan penyaliban. Imannya tidak goyah juga ketika melihat Yesus wafat. Melihat dan percaya itulah yang terjadi dalam diri murid terkasih itu. Ia percaya Yesus telah dibangkitkan seperti pernah disabdakan-Nya. Orang yang dikasihi akan ingat segala kata, nasihat, ajaran atau cara hidup dari Dia yang mengasihinya.
Para murid membutuhkan penampakan Yesus agar dapat percaya pada kebangkitan. Murid yang lain ini hanya membutuhkan kain kafan dan kain peluh yang tergulung dalam kubur kosong. Malam gelap dan kematian tidak melunturkan kasih. Relasi kasih dengan Yesus memampukannya melihat lebih jauh dari fakta. Ia memperlihatkan kekuatan kasih. Kasih melihat hal yang indah di balik kain yang terlipat dan kubur kosong. Kasih membuat orang melihat harapan dan mencapai kebenaran yang melampaui akal budi.
Di masa Paskah ini ditampilkan sikap yang perlu agar bisa memahami misteri penderitaan, wafat dan kebangkitan Tuhan. Iman lahir dan tumbuh dari kasih. Tuhan memperlihatkan kasih-Nya dengan kurban diri yang tiada taranya. Kita diajak menyadari betapa besarnya kasih Tuhan. Hanya dalam pandangan kasih kita dapat mengerti apa yang diperbuat Tuhan untuk kita.
Sebagai murid-murid yang dikasihi, kita diajak untuk saling mengasihi. Nilai kebangkitan makin terasa dengan menjawab kasih Tuhan. Murid yang dikasihi memperlihatkan kesetiaan yang meyakinkannya bahwa Tuhan telah bangkit. Kita diharap tetap setia pada janji kemuridan kita, berlaku sebagai murid-murid yang dikasihi Tuhan dan siap membagikan kasih Tuhan pada sesama dengan menjalani hidup dalam kebaruan, kasih dan damai. Amin.