NASIONALNEWS

Seabad Wanita Katolik Republik Indonesia: Lahir Kembali Semakin Berarti

Loading

Komsoskam.com | Perayaan 100 tahun Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Dewan Pengurus Daerah Sumatera Utara dilaksanakan pada Sabtu 19 Oktober 2024 di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara.

Kegiatan diawali dengan Misa Syukur dipimpin oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap., RP Adrianus S Kanselarius KAM  bersama Penasehat Rohani Wanita Katolik RI DPD Sumatera Utara, RP Fiorentius Sipayung, OFMCap dan Penasehat Rohani DPC-DPC, RP Aaron Waruwu (Penroh DPC Tanjung Selamat),  RP Paschallis O.Carm. (Penroh DPC Pasar Merah), RP Eduard Daeli OSC (Penroh DPC Tebing Tinggi), RP Selestinus Panggara, CMF (Penroh DPC Tanjung Balai) dan lain-lain

Perwakilan Wanita Katolik Republik Indonesia berarak masuk membawa Vandel WKRI saat memulai Perayaan 100 tahun WKRI, DPD Sumatera Utara

Acara ini diikuti oleh 18 cabang WKRI yang berkedudukan di Kabupaten maupun tingkat paroki yaitu WKRI Pematang Siantar, Kristus Raja, Pasar Merah, Simalungun, Hayam Wuruk, Medan Timur, Mandala, Padre Pio, Palipi, Berastagi, Samosir, Binjai, Tebing Tinggi, Tapanuli Utara, Tanjung Slamat Medan, Humbang Hasundutan, Tanjung Balai, dan Tomok.

Ketua Presidium WKRI DPD Sumatera Utara, Rosdiana Rosa Delima Situmorang, ST., MM, menyebutkan WKRI didirikan oleh Raden Ajeng Maria Sulastri Sujadi Sastraningrat, adik kandung Ki Hajar Dewantara pada tahun 1924 di Yogyakarta. Kala itu Raden Ajeng Maria memperjuangkan harkat dan martabat wanita dengan  meningkatkan kemampuan dari segi intelektual. Perkumpulan tersebut mengajarkan kemampuan membaca dan menulis serta menyediakan bahan bacaan yang semakin membuka wawasan pengetahuan wanita saat itu.

Rosdiana menambahkan untuk tingkat Sumatera Utara, WKRI awalnya berdiri di Pematang Siantar yang dipimpin Ibu Maria Sitompul dan nyonya Situmorang boru Hutabarat pada tanggal 26 Juni 1945. Mereka merupakan penggerak WKRI yang teguh pada visi terciptanya organisasi kemasyarakatan Wanita Katolik yang mandiri, memiliki kekuatan moral dan sosial yang handal, demi tercapainnya kesejahteraan bersama serta tegaknya harkat dan martabat manusia. Turut hadir Anggota Presidium I Joana L Saragih, SE.,M.Si dan Anggota Presidium II Elfriady Simarmata, SE.

Ketua Panitia Dra. Susi Mery Junita Sinaga, SH dalam laporannya memaparkan rangkaian kegiatan HUT 100 tahun Wanita Katolik RI DPD Sumatera Utara yang berjalan dengan baik.

Dalam perayaan Misa, Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, mendoakan agar WKRI yang telah berusia 100 tahun ini terus berjalan bersama untuk membangun Gereja dan bangsa Indonesia terkhusus di Keuskupan Agung Medan ataupun wilayah Sumatera Utara. Semoga dengan perayaan Ini Gereja Katolik Indonesia makin bersatu padu, makin nampak keberadaannya nampak kualitasnya. “Doa kita semoga ke depan Wanita Katolik Republik Indonesia semakin Jaya dalam pelayanan terutama dalam menyongsong Indonesia emas 2045” pinta Uskup dalam doanya.

Kue Ulang Tahun HUT 100 tahun Wanita Katolik Republik Indonesia (1924-2024)

Perayaan syukur ini digelar dengan sejumlah acara yakni Misa Syukur, Penganugerahan Tokoh Wanita, Lomba Paduan Suara Seabad  Wanita Katolik RI, Fashion Show dan Lucky Draw. Perayaan HUT 100 tahun Wanita Katolik RI DPD Sumatera Utara berlangsung baik, hangat dan tidak membosankan karena  dipandu oleh MC yang sudah berpengalaman, Lucy Simamora , SH.,MSi dan Rince Simanjuntak. Acara dikemas dengan menarik dengan melibatkan seluruh anggota WKRI

Peran Ibu Membentuk Karakter Anak

Dalam homili, Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap. menyampaikan agar WKRI menyadari bagaimana rahmat Tuhan hadir dan berkarya. “Yang kita rayakan bukan terutama 100 tahun WKRI, tetapi yang kita rayakan adalah Allah yang berkarya dalam diri kita yang telah menyembuhkan kita. Yang telah mengobati kekecewaan kita, yang membuat kita mampu saling meneguhkan, yang membuat kita sanggup mengampuni dan pengalaman itu kita wartakan kepada orang lain” kata Bapa Uskup.

Itulah yang kita rayakan. Itulah yang kita syukuri, yang membuat kita bergembira lanjut Bapa Uskup.  Beliau juga mengungkapkan betapa spesialnya WKRI, yang mana semua anggotanya adalah perempuan. “Belum ada saya dengar organisasi masyarakat Katolik yang anggotanya laki-laki semua. Kalau partai pasti anggotanya laki-laki dan peremupuan. Demikian pula dengan Pemuda Katolik, banyak perempuan juga anggotanya” jelas uskup disambut tawa hadirin.

Bapa Uskup menambahkan bahwa WKRI memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak, sebagaimana diharapkan pemerintah dalam menyongsong Indonesia emas 2045.

Karakter tersebut sudah ditanamkan sejak seorang ibu mengandung anaknya. Seorang ibu yang megandung dengan gembira dan bersukacita, tahu bersyukur maka anaknya pun akan mewarisi kegembiraan tersebut. Tetapi bila seorang ibu saat mengandung selalu sedih, menderita, tersiksa dan bahkan mau membuang anaknya, maka anak yang dikandung pun akan kehilangan karakter yang baik.

Karakter seorang anak sudah dibina oleh seorang perempuan, seperti Maria Ibu Yesus. Karena itulah Yesus lahir sebagai juru selamat dengan ragam karakter dari ibunya Maria. Karakter yang bersyukur dan mau patuh menjadi pendengar Sabda Tuhan.

Watak Katolik Hargai Budaya Antri

Bapa Uskup juga menyoroti pentingnya karakter baik yang mewujud dalam budaya atau kebiasaan. “Yang paling perlu diperbaiki di negara kita ini adalah karakter dan mental. Dalam karakter Katolik atau watak Katolik, umat tidak diminta to be number one. Barangkali di pendidikan masih sangat kuat menjadi nomor satu kan. Bangga kita kalau anak nomor satu entah dengan cara apapun pokoknya nomor satu. Itu artinya mencoba menyingkirkan juga yang lain. Karakter kita bukan seperti itu. Maju bersama bukan mendahului tanpa saya harus menjadi bodoh. Karakter mendahului sangat kuat di negara kita, nampak di jalanan semua mau mendahului. Entah dari kiri atau dari kanan mau berlomba semua ke depan padahal tidak ada yang mau dikejarkan. Hanya tidak mau di belakang”.

“Orang Jepang malu kalau anak-anak mereka tidak tahu antri, maka yang pertama diajarkan adalah antri, kemudian budaya bersih. Sangat pantang membuang sekecil apapun sampah. Nah karakter seperti membutuhkan peran ibu.  Maka marilah saudara-saudari berani bersaksi lewat hidup kita menceritakan segala sesuatu yang Tuhan telah lakukan kepada kita agar semakin banyak orang mengenal dan mengalami kasih Tuhan.”

Lahir Kembali Semakin Berarti

Ketua Presidium WKRI DPD Sumut, Rosdiana Situmorang  dalam sambutannya mengajak seluruh pengurus dan anggota WKRI untuk mengingat kembali maksud baik dan perjuangan para  pendiri WKRI. Rosdiana kemudian menegaskan pesan Ketua Presidium Wanita Katolik RI Dewan Pimpinan Pusat, Elly Kusumawati Handoko dengan membacakan sambutannya yang  menegaskan tema 100 tahun WKRI yaitu geraknya budi membangun pribadi, mewujudkan peradaban kasih.

Ketua Presidium WKRI DPD Sumatera Utara, Rosdiana Delima Situmorang, ST., MM Memotong kue ulang tahun didampingi sejumlah tokoh wanita, tokoh katolik didampingi oleh Uskup Kornelius Sipayung OFMCap.

Dalam sambutan tersebut ketua WKRI Pusat Eli Kusumawati mengajak seluruh pengurus dan anggota WKRI untuk mengingat kembali semangat dan sikap dasar dari pendiri organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia yang didorong oleh panggilan untuk menghormati dan mengangkat harkat serta martabat manusia khususnya perempuan dan anak.

Ia menyebutkan keprihatinan utama pendiri WKRI pada saat itu adalah semakin terpinggirnya hak-hak perempuan.  Emansipasi yang telah diinisiasi oleh Raden Ajeng Kartini pada kenyataannya masih sangat jauh dari apa yang dicita-citakan. Itu jugala yang menjadi keprihatinan sekaligus semangat perjuangan organisasi Wanita Katolik RI selama 100 tahun terakhir.  Perjuangan untuk menghormati dan mengangkat harkat dan martabat kaum Perempuan.

WKRI telah menjadi bagian penting dari Sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Organisasi Wanita Katolik RI turut serta menginisiasi terselenggaranya Kongres Perempuan pertama pada tanggal 22 Desember 1928. Keterlibatan aktif Wanita Katolik RI dalam Kongres Perempuan tersebut juga diakui oleh negara dengan pemberian Penghargaan melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) pada tanggal 22 Desember 2021.

Selain itu Kementerian Dalam Negeri juga mengakui Wanita Katolik RI sebagai organisasi masyarakat atau Ormas yang turut merawat keberagaman di NKRI dan memberikan penghargaan sebagai Organisasi Masyarakat Bidang Kategori Khusus Bakti Sepanjang Hidup (Long Life Achievement) pada 6 November 2018.

Untuk itu harapnya segenap WKRI patut bersyukur dan semakin giat dalam memberikan kontribusi yang baik bagi masyakarat Indonesia, terlebih ditengah tantangan zaman digital saat ini. WKRI juga diharapkan untuk semakin melek teknogi agar mampu mengahadapi tantangan zaman sehingga relevan dalam mewujudkan perjuangannya.

Pemenang Lomba Mars WKRI

 

Rangkaian acara seabad WKRI berjalan dengan baik dengan penuh antusias apalagi dalam Lomba Mars WKRI yang diikuti 9 kontingen. Usai lomba, Dewan juri ahirnya memutuskan peserta terbaik yaitu:  Terbaik 3 dengan nilai 267 nomor undi 01 WKRI Paroki Tanjung Slamat Medan. Terbaik 2 dengan nilai 277 nomor undi 05 WKRI Paroki Hayam Wuruk dan Juara Terbaik 1 dengan nilai 278 nomor undi 09 WKRI Paroki Pasar Merah.

Profisiat untuk para pemenang lomba. Dan selamat pesta 100 tahun WKRI bagi seluruh pengurus dan angota WKRI DPD Sumatera Utara di seluruh Keuskupan Agung Medan.

Jansudin Saragih

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *