OPINIREFLEKSI

Refleksi Atas Diskusi Publik : “Membentuk Pemahaman Vaksinasi Covid 19”

Loading

Pada tanggal 12 Maret 2022, saya mendapat kesempatan menjadi satu dari empat belas peserta terpilih lainnya dalam rangka diskusi publik mengenai Peran Penting Vaksin dan Upaya Percepatan Vaksinasi Covid 19 Bagi Kelompok Rentan. Topik yang dibawa sangat relate sekali dengan situasi yang terjadi di masyarakat saat ini terkait Pandemi Covid-19 yang terjadi ditengah kita.

Saat itu diskusi dilakukan pada hari Sabtu pukul 10 pagi. Setelah menjalani rutinitas sebagai mahasiswi, di hari weekend saya putuskan untuk mengikuti diskusi kelompok. Diskusi dilakukan di Medan Plus. Ruangan yang dijadikan tempat diskusi sangat nyaman dan memiliki fasilitas cukup memadai.

Diskusi dimulai tepat waktu dan adapun topik yang dibawa sangat ringan untuk kaum awam seperti saya atau istilahnya mudah dipahami. Pembicara yang mengisi diskusi itu adalah dr.Titin selaku  PKM setempat  serta Dr. Bakhrul Khair Amal, M.Si selaku peneliti dan akademisi Universitas Negeri Medan.

Diskusi Publik Vaksin
Diskusi Publik Pertama Yang Saya Ikuti

Topik pertama yang dibawa oleh dr. Titin adalah penjelasan mengenai apa itu vaksin. Vaksin sendiri merupakan senyawa biologi yang diberikan untuk membentuk kekebalan tubuh seseorang. Vaksin bisa terbentuk melalui 2 cara yakni alami yang berasal dari sistem tubuh seseorang, dan vaksin buatan yang saat ini sedang dijalankan. Vaksin memiliki tujuan utama sebagai pembentuk kekebalan kelompok, atau  mencapai Herd Immunity.

Terkait dengan banyaknya informasi yang beredar di masyarakat, diskusi ini sangat efektif untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai apa itu vaksin dan tujuannya. Banyak yang mengira bahwa vaksin hanyalah senjata pemerintah untuk meraup keuntungan atau hoax tentang bahan yang terkandung pada vaksin diekstrak dari binatang.  Hal ini membuat banyak masyarakat kita takut terhadap vaksin termasuk saya sendiri.

Baca juga  Menjadi Agen Sosialisasi Vaksin, Jurnalis Warga Deliserdang Belajar Jurnalistik

Pada saat diskusi ini saya memang sudah divaksin dosis pertama dan kedua, namun dengan diskusi yang saya ikuti saya bisa menjelaskan dengan benar kepada orang lain yang belum bersedia divaksin terlebih kaum rentan.

Diskusi kedua yang saya ikuti pada tanggal 19 Maret 2022 dengan topik Strategi Komunikasi, Hambatan, Tantangan Serta Solusi dan Kesetaraan Hak yang Sama dalam Mengakses Vaksinasi Covid-19. Pembicara yang mengisi diskusi ini adalah Enda Mora Dalimunthe, SKM, M.Kes selaku Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Prov Sumatera Utara dan Tiurma Clara Marbun selaku Pendamping Sebaya ODHA Medan Plus.

Diskusi Publik Vaksinasi
Diskusi Publik Ke Dua Yang Saya Ikuti

Diskusi kedua yang saya ikuti masih dilakukan pada tempat yang sama dengan diskusi pertama yakni Medan Plus. Setelah saya mengetahui tentang apa itu vaksin dan senyawa apa yang ada didalamnya, saya merasa mudah dalam mengikuti diskusi kedua karena masih saling berkaitan.

Pembicara pertama yakni Enda Mora Dalimunthe, SKM, M.Kes menjelaskan bahwa ternyata jumlah penduduk Indonesia yang sudah divaksin dosis I ialah sebanyak 92%, dosis ke II yakni 72%, dan tingkat booster masih rendah yakni 7%.

Jujur saja dari tingkat vaksin booster yang masih rendah itu saya termasuk yang belum melakukan. Namun setelah mengikuti diskusi ini saya memantapkan hati untuk juga mengikuti vaksin booster sebagai langkah melindungi diri sendiri dan banyak orang.

Baca juga  Saluran Komunikasi Massa Yang Tepat Untuk Mensosialisasikan Covid-19 Dan Vaksinasi

Terkait dengan rendahnya jumlah masyarakat yang belum divaksin, ternyata hal ini terjadi karena adanya hambatan komunikasi yang ditemukan di lapangan. Adapun hambatan ini seperti berbedanya latar belakang budaya, pendidikan dan pengalaman.

Hambatan kedua seperti keterbatasan media dan fisik penerima dan pendengar. Serta hambatan ketiga ialah sikap negatif dari komunikan. Disamping hambatan ini pembicara kedua menerangkan bahwa ODHA masih kesulitan mengakses informasi sehingga menjadi penghalang mereka untuk melakukan vaksin. Diharapkan adanya perhatian khusus pemerintah untuk ODHA sebagai lapisan masyarakat yang juga harus dilindungi.

Kedua diskusi diatas saya ikuti dan memberikan banyak informasi yang baru saya ketahui dan tentu saja informasi ini menjadi bekal bagi peserta lainnya dalam menyebarkan ajakan untuk vaksin bagi seluruh lapisan masyarakat. Diharapkan diskusi seperti ini lebih banyak dilakukan dan menjangkau lebih banyak orang lainnya, untuk membentuk pemahaman yang benar mengenai informasi terkait Corona Virus dan Vaksinasi Covid 19.

Penulis : Celine Inviolata Hutagalung (Jurnalis warga)

*) Tulisan ini diproduksi dalam rangkaian Program Jurnalis Warga Guna Mendukung Percepatan Vaksinasi oleh PPMN.

Facebook Comments

Sri Lestari Samosir

Ibu Bahagia. Freelance Writer. Womanpreneur.

Leave a Reply