Empat Frater Karmel Ikrarkan Kaul Kekal
Pada hari Minggu, 1 Agustus 2021 dilaksanakan perayaan Ekaristi Kaul Kekal Ordo Karmel Provinsi Indonesia. Awalnya, acara ini direncanakan akan digabung dengan Ekaristi Kaul Perdana. Namun, kondisi pandemi dan PPKM darurat menuntut pelbagai penyesuaian. Misa pengikraran kaul kekal dilaksanakan pada pukul 17.00 WIB di kapel Biara Karmel Johanes a Sancto Samsone, Jalan Talang 5, Malang.
PERAYAN EKARISTI KAUL KEKAL ORDO KARMEL INDONESIA 2021
Perayaan hanya dihadiri secara terbatas oleh anggota komunitas, tetapi disiarkan secara live streaming. Selebran utama ialah RP. Ignasius Budiono, O.Carm (Prior Provinsial Ordo Karmel Indonesia) dan didampingi oleh RP. FX Hariawan Adji, O.Carm (Wakil Provinsial Ordo Karmel Indonesia) serta RP. Edison RL Tinambunan, O.Carm (Prior Biara Karmel Johanes a Sancto Samsone, Malang). Ada empat frater yang akan mengikarkan kaul kekal pada kesempatan ini yaitu:
- Fransiskus Febri Putra Dewa, O.Carm.
- Juli Antonius Sihotang, O.Carm.
- Cornelius Septian Danny Pamungkas, O.Carm.
- Thomas Onggo Sumaryanto, O.Carm.
Dalam homilinya, Pastor Budiono mengatakan bahwa kaul kekal dalam hidup membiara adalah seperti menjalin ikatan perkawinan. Keempat frater telah berjanji bagi Tuhan, Ordo Karmel, dan Gereja. Mereka akan berjuang untuk melakukan yang baik dalam suka maupun duka, dalam untung dan malang, serta di waktu sehat dan sakit. Penghayatan demikian tidak bisa dilakukan jika hanya mengandalkan kekuatan manusia.
Dengan mengikuti Tuhan, pelan-pelan kita semua diajak untuk semakin memurnikan hati. Yesus memperlihatkan sikap bangsa Israel dalam bacaan pertama yang masih bernostalgia dengan situasi di Mesir sehingga belum murni mengikuti bimbingan-Nya. Mengutip perkataan Mahatma Gandhi, pastor provinsial mengatakan bahwa kaul hanya dapat diambil oleh orang-orang yang sudah dimurnikan hatinya. Hati murni sangat penting dalam hidup beriman Kristiani kita akan membawa sukacita.
Perihal kemurnian juga disebutkan dalam Mazmur 15, yaitu berpegang pada sumpah meskipun rugi. Pemberian diri lewat berkaul mengandaikan kesiapan untuk merugi, namun bersukacita. Sikap rugi artinya kita memberi sesuatu kepada Tuhan. Pemberian diri para frater yang berkaul kekal ibarat seorang pemuda yang menggali tanah lalu menemukan mutiara dan menyimpannya di rumah. Semenjak menyimpan, hidupnya menjadi tidak tenang karena banyak orang menghubunginya karena hendak membeli mutara tersebut. Bahkan, ada yang memberikan ancaman. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuang mutiara tersebut ke laut dan hidupnya menjadi tenang. Anehnya, ia tidak merasa kehilangan. Demikianlah pemberian diri lewat trikaul sebagai biarawan.
Setelah komuni, para frater yang baru saja berkaul kekal memohon doa Bunda Maria untuk perjalanan panggilan selanjutnya. Lagu Flos Carmeli menyusul setelahnya dan dinyanyikan bersama-sama oleh seluruh umat. Dalam sambutannya, Pastor Edison mengatakan bahwa dengan pengikraran kaul kekal, keempat frater harus mengubah cara pandang. Mereka tidak bisa seperti dahulu lagi sewaktu masih berkaul sementara; keempatnya harus mulai memikirkan Gereja dan Ordo. Pun harus sepikir dengan Ordo.
Pastor Budi mengatakan bahwa kaul kekal adalah bukti pemberian dari keluarga kepada Ordo. Ketidakhadiran orangtua secara fisik karena pandemi juga merupakan bukti pemberian dan cinta akan Gereja. Mereka mempersembahkan para putra kepada Gereja.
Fr. Febri, selaku perwakilan, mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak, khususnya orang tua dalam sambutannya. Dia tetap mohon doa untuk perjalanan panggilan selanjutnya. Tanpa dukungan dan doa dari pelbagai pihak, mereka tidak akan mampu sampai ke tahap ini.
(Fr. Gabriel Dibya Panata Lumanto, O.Carm)