BIJAKSANA VERSUS BODOH
Ada yang mengatakan bahwa: “Orang pintar belum tentu bijaksana, tetapi orang yang bijaksana sudah pasti pintar.” Sejauh mana kebenarannya? Tidak untuk diperdebatkan. Satu hal yang pasti bahwa kebijaksanaan selalu berurusan dengan pertimbangan dan pemikiran seseorang; sebagaimana dikatakan dalam Kitab Kebijaksanaan. “Sebab ia (Kebijaksanaan) sendiri akan berkeliling mencari orang yang patut baginya dan menjumpai mereka dalam tiap pemikiran.” Aspek yang tidak bisa disepelekan, berkaitan dengan kebijaksanaan adalah: PERMENUNGAN ATAU REFLEKSI, yang juga ditegaskan dalam Kitab kebikasanaan: “Merenungkan merupakan pengertian sempurna dan siapa yang berjaga karena kebijaksanaan segera akan bebas dari kesusahan.”
Saudara dan saudari! Terang iman, selalu direfleksikan sebagai KEBIJAKSANAAN ALLAH. Manusia menjadi makhluk istimewa karena terang kebijaksanaan Allah itu; hal ini dikatakan Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Tesalonika. “Ini kami katakan kepadamu dengan Firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.” Dalam terang kebijaksanaan Allah yang meyakinkan kita bahwa perjalanan kita dan mereka yang meninggal, berujung pada terang Ilahi, bersatu dengan Dia yang merupakan sumber dari segalah kebijaksanaan.
Kualitas Kebijaksanaan yang kita miliki sebagai orang beriman, menunjukan bahwa kehidupan kita sehari-hari seyogianya sedang dipimpin dan dipengaruhi oleh Allah. Kerajaan Allah kata Yesus. Perumpamaan yang diangkat Yesus dalam ceritera Injil, pada hari Minggu ini, perihal BIJAKSANA versus BODOH. Cerita bermula dari aktivitas YANG TELAH DIPERCAYAKAN KEPADA 10 GADIS AGAR DILAKSANAKAN ATAU DIKERJAKAN. Aspek ini mengingatkan kita bahwa apapun aktivitasnya termasuk hal-hal yang sederhana membutuhkan PERTIMBANGAN, PERSIAPAN DAN KEPUTUSAN YANG TEPAT. “Gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.” Kalau pertimbangannya tidak matang berakibat fatal. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: “Tuan, tuan bukakanlah kami pintu!” Tetapi ia menjawab: “Aku berkata kepadamu sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.” Kalau keputusanya tidak tepat berakibat fatal juga. Syukur 5 gadis yang bijaksana dalam ceritra itu, memutuskan untuk TIDAK MEMBAGIKAN MINYAK kepada 5 gadis yang bodoh itu. “Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli disitu.”
Setiap tindakan yang kita lakukan, entah di rumah, komunitas atau dimanapun kita berada selalu mempunyai dampak. Implikasinya bisa berdampak baik dan menyelamatkan dan sebaliknya fatal dan mencelakakan diri sendiri dan orang lain. Setiap NASEHAT BIJAK dari siapapun dan darimanapun, sebagai orang beriman kita percaya bahwa hal itu merupakan cara Tuhan MEMBAHARUI DAN MENGUJI KEBIJAKSANAAN DASAR YANG SUDAH KITA MILIKI. Pilihan bijak ialah: CARA BERPIKIR DAN BERTINDAK 5 GADIS YANG BIJAKSANA ITU. Biarlah PENGALAMAN YANG MIRIP DENGAN 5 GADIS YANG BODOH ITU MENJADI PEMBELAJARAN BAGI KITA AGAR TIDAK SEPERTI “KELEDAI YANG SELALU JATUH PADA LUBANG YANG SAMA” Cojito ergo sum. (Aku berpikir maka aku ada-Descartes) “Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari dan saatnya.” (Hari Minggu Biasa yang XXXII- 2020)