AKTIVIS ODHA: VAKSINASI BAGI ODHA SUDAH SANGAT CEPAT DAN TEPAT
Deliserdang – Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia sudah mulai menunjukkan angka penurunan. Meski masih ada beberapa wilayah Indonesia yang dalam zona hitam atau zona dengan angka penyebaran yang tinggi.
Penurunan angka penyebaran virus Covid-19 di Indonesia merupakan hasil kerja keras Pemerintah Indonesia. Upaya pemerintah dalam menggalakkan vaksinasi semakin gencar serta masyarakat pun mulai menyadari betapa pentingnya vaksinansi Covid-19.
Tapi apakah pemerintah memperhatikan vaksinasi bagi kelompok rentan? Terlebih bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), apakah telah berhasil terlaksana? Tulisan ini mencoba memberikan gambaran vaksinasi ODHA saat ini.
Aktivis ODHA, Fahri Harahap (32) menjelaskan bahwa untuk ODHA sendiri vaksinasi itu sangat perlu. Mengingat sistem imun ODHA itu rendah akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV).
“Jadi mereka (ODHA) ini sangat rentan terkena Covid-19 dan dampak jika terkena Covid-19 tersebut sangat besar bagi ODHA”, imbuhnya.
Fahri yang merupakan Pendukung Sebaya ODHA di Yayasan Medan Plus menguraikan proses screening yang harus dilalui ODHA sebelum divaksin.
“Untuk Vaksinasi sendiri, ODHA perlu melakukan tes CD4 terlebih dahulu untuk melihat berapakah sel imun didalam tubuh, minimal CD4 200 untuk bisa melakukan vaksinasi Covid-19. Itu merupakan syarat yang diberikan oleh dokter sebelum melakukan vaksinasi. Terlepas dari itu, kondisi fisik yang fit dan prima menjadi penentu apakah ODHA tersebut boleh melakukan vaksinasi atau tidak”, jelasnya.
Menurut pengamatan Fahri, vaksin bagi ODHA terbilang lancar. Hal ini karena dokter selalu menanyakan kesehatan ODHA setiap bulan dan menganjurkan untuk vaksin.
“Untuk vaksinasi kepada ODHA terlihat lancar, itu disebabkan karena ODHA setiap bulannya melakukan kunjungan rutin ke layanan untuk akses ARV (Antiretroviral). Pada saat itulah dokter akan menanyakan apakah sudah divaksin atau belum. Jika belum dokter akan menyarankan untuk melakukan vaksinasi di layanan tersebut”
“Di samping itu juga ODHA harus menjaga kebersihan baik tubuh maupun lingkungannya. Jadi karena perilaku menjaga kebersihan inilah yang membuat Dokter atau Tenaga Kesehatan tidak kesulitan untuk mengajak ODHA melakukan vaksinasi. Banyak juga nih dari ODHA yang sudah paham akan penting dan perlunya vaksinasi bagi dirinya. Sehingga itu memudahkan bagi petugas medis untuk mengajak mereka melakukan vaksinasi. Nah kalau untuk dosis vaksinnya ya disamakan tidak ada perbedaan antara vaksin ODHA dengan vaksin yang bukan ODHA”, ungkap Fahri lebih lanjut.
Dapat dikatakan bahwa saat ini ODHA dapat mengakses vaksinasi dengan mudah sesuai dengan anjuran dokter jika ia lolos screening.
“Jadi polemik terkait vaksinasi bagi ODHA itu tidak sulit. Bahkan vaksinasi bagi ODHA terbilang sangat cepat dan tepat”, kata Fahri.
Pria berkacamata ini juga mengakui pada awal vaksin muncul, ODHA sangat kesulitan mendapat akses vaksin.
“Mungkin polemik vaksinasi bagi ODHA itu ada pada saat tahun awal munculnya Covid-19 di Indonesia yang dimana Pemerintah lebih memperhatikan atau lebih mendahulukan Tenaga Kesehatan serta Masyarakat yang bukan ODHA. Akan tetapi seiring berjalannya waktu Pemerintah mulai menyediakan akses vaksinasi bagi ODHA serta masyarakat rentan”, pungkas Fahri.
Penulis : Ramel Ebenezer Panjaitan (Jurnalis Warga)