Majalah MENJEMAATNEWS

Upaya-upaya Strategis dalam Menata dan Menggembalakan Keuskupan Agung Medan

Loading

Menjalani tahun ke lima penggembalaan Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, mungkin ada yang bertanya apa saja yang sudah dilakukan beliau semasa penggembalaanya, dan bagaimana beliau menjalankan strategi menggembalakan umatnya yang kian banyak dan tersebar dalam wilayah yang terbilang luas.

Untuk menjawab pertanyaan itu tentu kita harus melihat ke belakang sembari melihat diri apakah kita juga terlibat dalam upaya-upaya pastoral yang selama ini berjalan. Ini bukan soal sukses atau tidak sukses, tetapi bagaimana kita mencoba menghargai proses dan melihat perubahan atau pertumbuhan iman dan pengetahuan umat akan kekatolikan.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kanseliarius Keuskupan Agung Medan, RP Frans Borta Rumapea OCarm, saat ditemui Menjemaat di Sekretariat KAM. Pastor Borta mengatakan meski tidak disebutkan secara gamblang sebagai Program Kerja, tetapi dalam rapat-rapat dewan maupun bersama imam bisa dipetakan beberapa prioritas dalam penggembalaan Uskup, diantaranya BIDUK yaitu Basis Integrasi Data Umat Keuskupan.

Para Admin Biduk mengikuti DIklat BIDUK di CC PPU Pematang Siantar

Basis Integrasi Data Umat (BIDUK) agar Gembala Mengenal Umatnya

Menurut Pastor Frans Borta, BIDUK menjadi salah satu sarana penting untuk mendukung gembala dalam mengenal umatnya. Dengan data ini kemudian bisa dirumuskan bagaimana cara menata penggembalaan umat. Dalam BIDUK bisa ditemukan data-data penting umat yang bisa dipergunakan dalam peningkatan pelayanan umat. Misalnya data baptis, krisma, status perkawinan, pekerjaan hingga golongan darah pun ada didalamnya.

“BIDUK bisa dikatakan merupakan salah satu program unggulan bapa Uskup, karena memang sangat bermanfaat. Pada tahun 2019 ketika belum memakai BIDUK, umat di KAM sejumlah 532.393 jiwa dari 108.281 kepala keluarga. Setelah BIDUK berjalan sekitar 4 tahun dengan sejumlah verifikasi data, ternyata umat KAM menjadi 437.027 atau sama dengan 114.218 kepala keluarga, terang pastor Borta. Dari data tersebut sekitar 95 ribu “jiwa hilang” namun meningkat sejumlah 6.000 kepala keluarga.

Conventio Scripta: Melibatkan dan Mempererat Kerjasama dengan THB mewujudkan Oase Ilahi

Kemudian tambahnya, ada perjanjian tertulis antara Keuskupan dengan Tarekat Hidup Bakti atau biarawan-biarawati yang dikenal dengan Conventio Scripta. Ia mengungkapkan betapa Keuskupan Agung Medan beruntung karena banyaknya Tarekat Hidup Bakti (THB) yang tinggal dan berkarya di wilayah Keuskupan Agung Medan. “Ada 32 Tarekat Hidup Bakti yang berkarya di KAM” papar Pastor Borta.

Perihal Conventio Scripta ini lebih lanjut ditangani oleh Vikaris Pro Religiosis yakni RP Romualdus Nairun CMF. Ia mengatakan, bapa Uskup memberikan tugas sebagai perpanjangan tangan uskup untuk Tarekat Hidup Bakti. “ Saya selalu menemani mereka (THB) dan mengatakan perkembangannya pada Bapa Uskup, jelas Pastor Romualdus. Menurutnya inti dari perjanjian tertulis antara KAM dengan THB agar bisa bekerjasama, berjalan bersama sesuai semangat sinode. Membangun KAM secara khusus melalui karisma masingmasing anggota Tarekat Hidup Bakti.

Sejauh ini menurutnya anggota Tarekat Hidup Bakti sangat mendukung kemajuan Keuskupan Agung Medan dengan terlibat dalam kegiatan paroki, doa lingkungan, karya kesehatan, karya pendidikan demikian juga lewat komisi maupun ekonom. Keterangan ini juga sejalan dengan pengakuan Sr. Godelipa Simbolon FSE, Dewan Pimpinan Umum FSE. Menurutnya Conventio Scripta sangat bagus. “Kenapa bagus? karena secara administrasi diatur. Anggota THB juga diperhitungkan” jelas Sr. Godelipa penuh semangat. Suster menuturkan dengan adanya Conventio Scripta, para anggota THB semakin sering bertemu dan dilibatkan dalam rapat-rapat penting Keuskupan. Demikian juga dalam sejumlah program atau hal besar di keuskupan disampaikan kepada THB. “Kami menyesuaikan apa yang bisa kami bantu sesuai dengan karisma kongregasai kami” papar suster.

Ia juga menambahkan bahwa seluruh anggota TBH, dan secara khusus Kongregasi FSE ikut mendukung dan menopang KAM lewat pelayanan Rumah Sakit, dan Pendidikan, sehingga ikut menjadi oase di KAM. Ia menambahkan bahwa Conventio Scripta memberikan semangat peneguhan lewat penetapan wewenang, zonasi dan hal tertulis lainnya. “Dengan adanya perjanjian tertulis ini semakin memberikan komitmen pada kami. Kami semakin leluasa, karena diberi hak dan kewajiban yang jelas” tutur Suster saat ditemui di ruang kerjanya.

Selanjutnya Supervisi Paroki. Dalam kunjungan supervisi ini diadakan peninjauan tata kelola kegembalaan, tata administrasi, dan tata kelola harta benda. Supervisi ini merupakan upaya untuk menyelaraskan pelayanan paroki apakah sesuai dengan arah pastoral seperti yang ditetapkan oleh Bapa Uskup. Salah satu paroki pertama yang disupervisi adalah paroki Santa Perawan Maria Yang Dikandung Tanpa Noda, Katedral Medan yang dipimpin RD Sesarius Mau. Parokus Katedral ini mengaku senang dan bangga sebagai paroki yang lebih dulu disupervisi.

Paroki Katedral menjadi tempat pengumuman diterimanya pengunduran diri Mgr. Anicetus Bongsu Sinaga OFMCap sekaligus terpilihnya Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap sebagai penerusnya. Menurutnya Paroki Katedral selalu siap mendukung dan mewujudkan cita-cita Keuskupan. Jadi ketika Supervisi dijadwal untuk paroki katedral, RD Sesarius selaku parokus menyambut hal tersebut dengan rasa gembira.

“Dengan adanya supervisi paroki, saya bersama rekan dan dewan pastoral paroki, lingkungan dan semua umat beriman di paroki ini sungguh terbantu” katanya. Supervisi Paroki memudahkan dan membantu pengurus paroki dalam mewujudkan tata kelola kegembalaan yang baik, tata kelola administrasi benar dan tata kelola harta benda yang tepat guna. Oleh sebab itu tambah Parokus, hendaknya paroki Katedral kembali disupervisi, sehingga segala upaya pelayanan dan karya pastoral di paroki ini bisa terukur dan dijalankan lebih baik lagi.

Pemekaran Paroki, Keuangan, Harta Benda, Revitalisasi, Katekis Purna waktu dan Diklat

Dari sisi pertumbuhan paroki, Pastor Borta menerangkan bahwa pada 2019 awal penggembalaan Bapa Uskup Kornelius Sipayung, ada 63 paroki yang kemudian bertambah lima paroki sehingga sekarang menjadi 68 paroki. Namun tambahnya sudah ada lagi 15 lebih calon paroki yang sudah diassement tapi belum bisa diputuskan kapan didirikan, sebab masih menunggu ketersediaan tenaga pastor.

Dalam perjalanan pengembalannya, Bapa Uskup juga sangat memberi perhatian pada keuangan atau harta benda. “Ada istilah baku perihal keuangan dan harta benda ini yaitu inventarisasi, verifikasi, legalisasi, dan alokasi” tambahnya. Dengan perhatian ini diharapkan tata kelola keuskupan semakin baik dan maju, sebagi Keuskupan yang mandiri. Berikutnya yang tak kalah pentingnya adalah perihal revitalisasi yayasan, baik itu yayasan Pendidikan, maupun yayasan sosial lainnya. Seperti Yayasan Karitas sudah terpisah dengan komisi Pengembangan Sosial Ekonomi.

Kantor-kantor Komisi dan para pegawai  disatukan di Catholic Center guna memudahkan koordinasi.

Dari sisi Sumber Daya Manusia dilakukan juga revitalisasi Komisikomisi KAM. Bapa Uskup memindahkan semua komisi dari Pematang Siantar ke Gedung Catholic Center Medan. Tak hanya itu, Ekonomat dan Sekretariat serta Kantor Uskup atau Kuria juga dipindahkan ke Catholic Center. Dengan harapan semua komisi siap berkolaborasi mendukung program KAM. Selain itu, Bapa Uskup juga memutuskan untuk menambah tenaga Katekis purna waktu, baik dari awam maupun dari kalangan biarawati, hal ini untuk mengakomodir pengetahuan iman umat yang masih dirasa belum cukup terlebih di sebagian wilayah KAM yang sulit dijangkau atau belum terlayani.

Kemudian ada Diklat atau pendidikan dan pelatihan. Bapa uskup mengatakan bahwa pembinaan untuk para pastor, pegawai KAM, pemuka jemaat, mesti dilakukan lewat pendidikan dan pelatihan. Dengan harapan kualitas pembinaan semakin meningkat. Untuk mewujudkan hal ini, fungsi PPU di Pematang Siantar, telah diubah dan difokuskan untuk mengakomodasi Diklat di KAM. Sejumlah program diatas merupakan sebagian besar dari program pastoral yang telah berjalan dan masih banyak hal yang telah dilaksanakan Bapa Uskup yang belum disebutkan. Bila di lihat kebelakang bisa dikatakan wajah Keuskupan hari ini dibentuk dan dihasilkan dari upaya-upaya strategis yang telah dirumuskan dan dijalankan oleh Mgr. Kornelius Sipayung.

Kesan dan Harapan atas Penggembalaan Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

RP Frans Borta Rumapea OCarm., Kanselarius KAM

“All the begining is dificult (Pada saat memulai semuanya tampak sulit). Tetapi sulit itu relatif. Karena meskipun baru, pengalaman saya sudah banyak terlibat dalam hal administrasi, ketika tugas di Malang dan di Unika St Thomas” “Secara umum, saya senang menjadi Kanselarius di KAM. Menyenangkan, bangga dan merasa senang karena bisa melayani. Saya kira saya termasuk personalia paling dekat dengan Uskup. Saya hampir setiap hari bertemu, selalu ada yang dibicarakan. “Dalam penggembalaan, Mgr. Kornelius Sipayung sungguh luar biasa! Banyak memberikan masukan. Kecepatan sangat tinggi dan saya berusaha mengimbangi kecepatan yang beliau tawarkan”. “Semoga Bapa Uskup semakin sehat. Tetap semangat, lebih sabar lagi dengan orang-orang sekitar yang membantu Uskup. Kami yakin bapa Uskup akan bisa memimpin kami lebih baik lagi di tahun-tahun ke depan. Proficiat bapa Uskup.“

RP Romualdus Nairun CMF, Vikaris Pro Religius

“Beliau semangat sekali. Ketika tinggal dengan beliau, saya melihat begitu banyak hal yang dia lakukan. Di Catholic Center ini juga. Yang ia lakukan membangun dan memajukan KAM. Bapa Uskup menggembalakan dengan berlandaskan kerjasama yang baik antara umat Allah, pastor, para suster. Uskup ini memberikan semangat supaya setiap orang memberi peranan khusus dalam membangun KAM.”

Sr. Godelipa Simbolon FSE, Dewan Pimpiman Umum FSE

“Sosok Uskup sangat energik, sungguh tampil sebagai Uskup muda. Banyak ide dan ia sungguh bisa menuntun semua pihak. To the point. Tidak menungu lama, serta banyak gebrakan baru. Kami juga menyesuaikan dari kebiasaan orangtua membimbing anak, yang lemah lembut. Dengan Uskup Kornelius Sipayung, banyak yang terasa baru, namun sungguh baik demi mendukung pelayanan yang objektif dan terukur”.

RD Sesarius Mau, Parokus Santa Perawan Maria Yang Dikandung Tanpa Noda, Katedral Medan

“ Saya memberikan apresiasi luar biasa atas apa yang ditunjukkan bapa Uskup dalam karya pelayanan pastoral. Termasuk dalam memanfaatkan media informatika canggih saat ini. Bahwa segala sesuatu akhirnya bisa tersampaikan kemanapun dan kepada siapapun dengan lebih mudah berkat pemanfaatan media komunikasi sosial. Semoga apa yang telah dilaksanakan Bapa Uskup semakin dikembangkan untuk kemajuan umat beriman.”

Bapa Uskup mendambakan kemajuan dalam pelayanan umat. Sudah banyak upaya dan penataan dalam penggembalaan KAM. Tentunya semuanya butuh proses, pasti ada tantangan dan kendala, namun Bapa Uskup Kornelius Sipayung optimis bahwa usaha tidak akan menghianati hasil.

Beliau yakin dengan niat baik dan keterlibatan semua pihak, maka umat Keuskupan Agung Medan akan sampai pada Oase Ilahi seperti visi Keuskupan Agung Medan. Kita doakan agar Yang Mulia Bapa Uskup Kornelius Sipayung semakin dilimpahi kasih dan hikmat Allah dalam menggembalakan umat Keuskupan Agung Medan. Proficiat.

(Jansudin Saragih)

 

Tulisan ini juga dimuat dalam majalah Menjemaat, Sajian Utama edisi Februari 2024

Facebook Comments

Leave a Reply