NEWSPESONA GEREJA

Seminar Panggilan Menjadi Imam Biarawan Biarawati di Paroki Jalan Medan

Loading

Paroki St. Fransiskus Assisi, Jalan Medan mengadakan kegiatan seminar tentang panggilan menjadi imam dan biarawan/ti dan sambung rasa bersama keluarga mereka yang terpanggil, Minggu, 20 Maret 2022, . Kegiatan ini dikoordinir oleh Seksi Keluarga Paroki yang diketuai oleh Bapak Domen Sihaloho. Kegiatan yang dilaksanakan di aula SD RK 7 ini, diikuti oleh 78 peserta.

Adapun peserta dalam kegiatan seminar dan sambung rasa ini adalah keluarga-keluarga muda utusan dari setiap lingkungan, keluarga dari mereka yang terpanggil, dan biarawan/ti yang ada di paroki. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mewujudkan fokus pastoral KAM tahun 2022, “Keluarga Sumber Panggilan”. Adapun mata acara dari kegiatan ini yakni: pertama, Seminar yang dibawakan oleh RP Gindo Saragih OFMConv, Ketua Komisi Keluarga KAM; kedua, Sharing dari keluarga yang anggota keluarganya ada terpanggil menjadi imam dan biarawan/ti; dan ketiga, Sharing dari mereka  yang terpanggil.

Dalam sesi seminar, RP Gindo Saragih OFMConv, selaku narasumber, menyampaikan materi tentang “Panggilan khusus dalam gereja”. Beliau menuturkan bahwasanya gereja secara universal, dan secara khusus gereja KAM masih sungguh membutuhkan kehadiran orang-orang terpanggil untuk melayani di Gereja.

“Di KAM, misalnya, kebutuhan imam masih sangat kurang. Dikatakan demikian karena kenyataannya, masih banyak gereja pada hari minggu yang tidak merayakan ekaristi karena kurangnya imam. Perayaan ibadat di banyak gereja pada akhirnya dipimpin oleh pengurus gereja. Umat di KAM harusnya menyadari hal ini dan karena kesadaran ini pada akhirnya semakin terdorong untuk ikut ambil bagian dalam memberi perhatian pada panggilan. Imam dan biarawan/ti itu datang dari keluarga. Benih-benih panggilan itu kiranya juga bertumbuh di dalam keluarga.

Agar benih-benih itu bertumbuh maka di dalam keluarga harus diciptakan suasana religius. Orangtua harus menjadi pengajar/katekis pertama dan utama dalam hal kerohanian. Orangtua harus mengupayakan hal ini agar di dalam hati anak tumbuh dan berkembang hal-hal rohani yang bisa menumbuhkan benih panggilan dan nantinya hal ini sangat dibutuhkan dalam mengikuti panggilan. Agar panggilan menjadi imam dan biarawan/ti semakin meningkat, maka umat, dalam hal ini maksudnya keluarga, harus memahami tentang panggilan itu sendiri, menumbuhkannya, dan pada akhirnya memelihara agar tetap bertahan.

Para peserta tampak serius menyimak pemaparan dari Pastor Gindo Saragih OFMConv. Ketua Komisi Keluarga KAM

Panggilan itu bukan hanya tanggungjawab dari keluarga mereka yang terpanggil tapi juga tanggungjawab semua orang. Mereka, yang dari keluarganya tidak ada yang terpanggil bisa ikut ambil bagian dalam mendukung panggilan, misalnya dengan menjadi orangtua asuh, dan dengan berbagai cara lainnya.” Demikian kurang lebih ringkasan dari materi seminar yang disampaikan oleh RP Gindo Saragih OFMConv.

Baca juga  Antisipasi Bahaya Candu Gadget dan Medsos, Umat Paroki Delitua Ikuti Literasi

Setelah, sesi seminar, kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing dari keluarga-keluarga yang dari keluarganya ada terpanggil menjadi imam dan biarawan/ti. Ada beberapa keluarga yang bersharing. Dalam sharing mereka, para keluarga menuturkan bagaimana awal mula tumbuhnya panggilan di dalam keluarga mereka dan bagaimana mereka mendukung panggilan yang sudah bertumbuh itu.

“Kami bangga karena dari keluarga kami ada yang terpanggil secara khusus untuk melayani di Gereja. Kami juga bahagia karena panggilan yang diperoleh oleh anggota keluarga kami itu membawa berkat juga bagi keluarga kami. Berkat panggilan itu, kami juga pada akhirnya berusaha untuk semakin dekat dengan Tuhan”, demikian dituturkan oleh salah satu keluarga. Keluarga-keluarga yang bersharing juga tidak lupa meminta doa agar anggota keluarga mereka yang terpanggil senantiasa kuat dalam mengikuti panggilannya. Kepada keluarga-keluarga dari mereka yang terpanggil ini, paroki memberikan apresiasi atau tanda penghargaan.  

Bukan hanya keluarga-keluarga yang terpanggil yang diminta untuk bersharing. Semula, panitia berencana juga untuk menghadirkan mereka yang terpanggil menjadi imam dan biarawan/ti yang berasal dari Paroki St. Fransiskus Assisi, Jalan Medan. Namun, karena banyak hal, rencana ini tidak tercapai.

Dalam kegiatan ini juga ada sharing mewakili mereka yang terpanggil yang sedang berdomisili di paroki: salah seorang frater Ordo Kapusin dan salah seorang suster dari Kongregasi KSSY. Melalui sharing yang mereka sampaikan, mereka memberi penekanan bahwa pengaruh keluarga dalam hal ini khususnya orangtua sangat besar dalam pertumbuhan dan perkembangan panggilan mereka.

Baca juga  Purna Karya Penggembalaan Imam Projo Keuskupan Agung Semarang di Keuskupan Agung Medan

Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Peserta bertahan mengikuti kegiatan sampai selesai. Melalui kegiatan ini, semoga para keluarga semakin menyadari bahwa keluarga adalah sumber panggilan. Semoga benih-benih panggilan semakin bertumbuh di tengah-tengah keluarga yang ada di Paroki St. Fransiskus Assisi, Jalan Medan.

(Fernando HS Tamba)   

Facebook Comments

Leave a Reply