KATEKESENEWS

3 Pesan Minggu Palma untuk Kita Renungkan

Jerusalem….Jerusalem….lihatlah Rajamu, Hosana terpujilah Kristus Raja Maha Jaya….”, tidak jarang lagu ini dinyanyikan dengan suara mantap. Perarakan dilakukan dengan meriah, bahkan dari tempat yang sedikit jauh dari gereja, umat berjalan berarakan membawa daun palma atau ranting-ranting dedaunan sesuai kebiasaan umat setempat. Pada saat ini, umat mengenang peristiwa Yesus masuk kota Yerusalem.

Injil menulis tentang peristiwa “minggu palma” ini sedikit agak berbeda-beda. Dalam Injil Matius (21;1-8) misalnya ada sosok keledai betina dan anaknya, yang dipakai tunggangan Yesus, dan disepanjang jalan disamping pakaian juga ranting-ranting dari pohon yang dihamparkan dan disebarkan di jalan. Sedangkan injil Markus (11:1-8) hanya dikatakan sebagai keledai muda yang belum pernah ditunggangi orang; dan disepanjang jalan juga dihamparkan pakaian serta ranting-ranting hijau yang diambil orang dari ladang. Lukas (19:29-38), satu-satunya injil sinoptik yang tidak menyebut ranting atau palma ini. Sedangkan injil Yohanes (12:13-14) selain menyebut keledai muda, dia juga satu-satunya yang menyebut “daun-daun palem”.

Dengan demikian, ungkapan minggu palma sepertinya didasarkan pada tulisan Yohanes. Konteksnya yaitu saat Yesus melakukan perjalanan masuk Yerusalem; banyak orang mengelu-elukan Dia : “Hosana ! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel !” Injil sinoptik menambahkan “ditempat yang maha tinggi”, suatu seruan permohonan kepada Allah dengan harapan akan tiba saatnya keselamatan atau kemujuran (Mzm 118 : 25-26) dari Allah melalui Yesus. Dia dielu-elukan sebagai raja yang datang akan membawa damai; daun palma dilambai-lambaikan sebagai tanda pujian dan kemenangan. Dalam Kitab Wahyu (7:9-10) ditemukan juga makna yang sama dari daun palma, “aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” (Why 7:9-10).

Adapun pesan bagi kita saat merayakan minggu palma :
1. Melalui (berbagai) tanda kehidupan, kita senantiasa mengagungkan Tuhan, tidak daun palma, ranting-ranting dedaunanpun bisa untuk mengagungkan Tuhan.
2. Disebut tadi ada keledai betina yang tertambat dan anaknya. Tuhan mau mengatakan bahwa Dia pro yang lemah, pro kedamaian, bukan kuda tunggangan yang mensiratkan perang atau perlawanan.
3. Tuhan itu membutuhkan keledai untuk menuju Yerusalem. Jaman now ini, Tuhan juga membutuhkan tunggangan. Menjadi pertanyaan apakah kita mau menjadi keledai tunggangan Tuhan, kemanapun Dia harapkan ?

Dimanapun kita berada, disitulah kita mengagungkan Tuhan, karena Dialah penyelamat kita semua.

Pastor Santo OSC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *