Semakin Mengenal Yesus lewat Kitab Suci
Pada awal tahun 2022, ke-16 saudara yang ada di Novisiat Konventual, di Tiga Dolok, mengikuti Kursus Dasar Kelompok Kitab Suci (KDKKS). Kursus ini dilaksanakan pada 10-14 Januari 2022 di Novisiat Konventual, Tiga Dolok. Pada hari pertama dan kedua, kursus ini dipandu oleh Sr. Petronella Br. Karo KSSY dan Bapak Fernando HS Tamba, dan pada hari ketiga sampai dengan hari kelima dipandu oleh Sr. Petronella Br. Karo KSSY dan Bapak Marhosing Tampubolon.
Kursus ini dimaksudkan untuk semakin memupuk kecintaan pada frater novis terhadap Kitab Suci yang merupakan sumber utama ajaran iman Katolik. Santo Hyeronimus pernah berkata “Ignoram Scripturam, Ignoram Cristi Est” yang artinya “Tidak mengenal Kitab Suci, tidak mengenal Kristus”. Para saudara novis adalah orang-orang yang dipanggil secara khusus oleh Yesus Kristus, sebagaimana para murid dahulu kala dipanggil oleh Yesus, dengan maksud dan tujuan untuk menjadi pelayan dan pewarta sabda.
Untuk semakin mengenal Dia yang telah memanggil, dan dalam rangka semakin mengenal sabda-Nya, pada saudara novis dituntut untuk setia membuka Kitab Suci, membacanya, dan mendalaminya. Namun, untuk mewujudkan hal ini tidaklah selalu mudah. Bagaimana pun juga harus diakui bahwa memahami isi Kitab Suci dalam rangka menemukan maknanya tidaklah selalu mudah. Perlu suatu petunjuk praktis untuk memahaminya.
Kursus Dasar Kelompok Kitab Suci dimaksudkan untuk memberi petunjuk praktis dan menjalin persahabatan dengan Kitab Suci. Pertama-tama, harus disadari terlebih dahulu alasan mengapa Kitab Suci itu harus dibaca. Sebelum kita melakukan sesuatu hal, kita harus terlebih dahulu mengetahui untuk apa itu kita lakukan.
Alasan mendasar sehingga Kitab Suci harus dibaca adalah agar semakin mengenal Tuhan. Selanjutnya, harus juga dipahami apa sebenarnya Kitab Suci itu dan bagaimana itu dikelompokkan. Lebih lanjut, yang perlu dipahami adalah prinsip dasar dan hal-hal praktis sebelum memulai dan ketika mendalami Kitab Suci.
Ada 3 prinsip dasar yang harus dipahami terlebih dahulu yakni: jangan memastikan hal yang belum pasti tentang Kitab Suci, setia pada Kitab Suci sebagai sumber, dan jangan menafsir Kitab Suci menurut kehendak sendiri.
Hal-hal praktis yakni: memahami singkatan-singkatan, memperhatikan kutipan dan ayat sejajar, memperhatikan konteks kutipan, kamus, dan peta yang telah disajikan di dalam Kitab Suci. Setelah itu, kemudian dilanjutkan dengan membaca dengan baik, dan kemudian mendalaminya sehingga menemukan inti dan pesannya untuk dilaksanakan dalam hidup sehari-hari. Untuk semakin menemukan makna suatu kutipan bisa dibantu oleh metode-metode pendalaman yang coba dipraktekkan baik secara pribadi maupun dalam kelompok.
“Hanya ada satu cara untuk menemukan inti dan pesan suatu perikop, yakni baca dan pahami dengan baik, dan jangan lupa melibatkan Roh Kudus dalam pembacaannya”, demikian dikatakan oleh salah seorang pendamping kepada para peserta.
Seorang pengajar Kitab Suci pernah berkata demikian: “Apakah Anda ingin tahu maksud Kitab Suci? Maksudnya persis sepertinya bunyinya. Bunyinya persis seperti tulisannya. Mau tahu tulisannya? Bacalah”. Pernyataan ini mau menegaskan bahwa Kitab Suci itu akan dipahami jika dibaca. Semoga kursus sungguh semakin mendekatkan para saudara novis pada Kitab Suci dan semoga melalui kedekatan dengan Kitab Suci, persahabatan dengan Yesus semakin terwujud, dan dengan demikian kiranya semakin menguatkan panggilan ke-16 saudara muda.
(Fernando HS Tamba)