RESIKO TANGGUNG JAWAB || Hari Minggu Biasa XXXIII

Loading

RP. Frans Sihol Situmorang, OFMCap

RESIKO TANGGUNG JAWAB

Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1Tes 5:1-6; Mat 25:14-30/Hari Minggu Biasa XXXIII

Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu

Seorang tuan menitipkan hartanya pada tiga orang hamba. Hamba yang pertama menerima lima talenta, hamba kedua dua dan hamba ketiga satu. Kepercayaan yang luar biasa besar diserahkan kepada para hamba itu. Satu talenta nilainya 10.000 dinar; satu dinar sama dengan upah sehari. Tuan itu berharap bahwa para hambanya menjalankan uangnya selama ia bepergian.

Dua hamba pertama sadar bahwa mereka dipercayai tuan mereka. Hal itu membuat mereka berusaha supaya harta yang dipercayakan itu menjadi harta yang hidup. Hamba yang menerima satu talenta itu menggali lobang. Uang itu aman, tapi tak berkembang. Mengingat kepercayaan tuan tadi dan kesanggupan si hamba, tindakan hamba ketiga ini tak bertanggung jawab.

Ketika kembali, tuan itu mencek pekerjaan para hambanya. Dua orang hambanya membuat hatinya bergembira, karena bisnis mereka sukses dan menghasilkan laba besar. Mereka diserahi tanggung jawab yang lebih besar. Mereka masuk dalam kebahagiaan tuan itu dan makan semeja dengannya. Kedua hamba itu menjadi orang merdeka dan bukan lagi hamba.

Nasib kontras dialami hamba yang ketiga. Selain melalaikan tugas, dia mengawali laporannya dengan sentilan yang menyakitkan. Tuan itu ia sebut kejam dan serakah. Ia mengaku takut, maka memilih mengubur uang itu. Dengan nada kasar ia mengembalikan uang tuannya. Tuan itu marah besar. Hamba yang malas dan tidak bertanggung jawab itu dilemparkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Ia tidak mendapat kepercayaan apa pun, tidak diakui lagi sebagai hamba dan diusir dari rumah tuan itu. Ia menjadi mangsa kegelapan yang menakutkan dan terhukum untuk selamanya.

Baca juga  Merayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus

Tahun 1928, Sir Alexander Fleming, seorang ahli bakteri, membuat penelitian tentang influensa. Beberapa jamur berkembang secara kebetulan di sebuah piring penelitian. Jamur itu membuat lingkaran bebas bakteri di sekitarnya. Penelitian itu membuat Alexander menemukan penisilin, yang membuatnya pemenang nobel. Gagasan-gagasan penting jarang terjadi secara kebetulan. Kreativitas muncul dari rasa ingin tahu dan keterbukaan pada gagasan baru dan kesabaran. Sikap mental yang menghalangi kreativitas ialah merasa diri mapan, kemalasan, rasa enggan untuk memulai dan takut untuk mengambil resiko.

Menurut hukum Yahudi masa itu, apa yang diperbuat hamba ketiga itu tak perlu terlalu dipersalahkan. Seorang yang dipercaya menjaga uang atau harta majikan atau orang lain sudah menjalankan tugasnya dengan baik bila harta atau uang itu dikembalikan utuh. Hamba itu memilih menguburkan harta tuannya dalam tanah. Para pendengar terkejut karena hamba ketiga itu dihukum padahal ia telah melakukan aturan hukum Yahudi.

Konteks perumpamaan ini adalah kotbah akhir zaman. Yesus mengajak para murid menantikan Kerajaan Surga dengan setia dan bertanggung jawab Hamba ketiga tak berinisyatif, malas. Beralasan kehati-hatian, ia tidak mau ambil risiko. Sepintas alasannya masuk akal. Harta yang disembunyikan itu aman dari incaran orang, tapi tidak mendatangkan laba. Modal mati.

Orang yang tak berani ambil risiko tidak akan pernah mendapat untung. Keselamatan diperoleh lewat keberanian menanggung resiko. Hamba ketiga itu takut gagal. Andaikan ada yang memberanikan hamba yang ketiga itu untuk mengambil resiko, kisahnya akan berbeda. Sikap itu yang diharapkan dari kita yang beruntung seperti dua hamba yang dipuji dan diajak berbagi kebahagiaan oleh tuannya tadi. Nurani kita akan terketuk untuk menolong mereka yang mengurung diri dalam keputusasaan. Amin.

Facebook Comments

Rina Barus

Menikmati Hidup!!!

Leave a Reply