KATEKESENEWS

Pelatihan Storytelling Kitab Suci Pembina Iman Anak, Paroki Kristus Raja Tanah Jawa

Loading

Dalam rangka semakin meningkatkan kecakapan para Pembina Iman Anak dalam mengajarkan isi Kitab Suci kepada anak-anak, Paroki Kristus Raja, Tanah Jawa menyelenggarakan pelatihan ber-storytelling Kitab Suci. Pelatihan ini dilaksanakan pada 23-24 April 2022 di PPUKAM, Pematangsiantar dan diikuti oleh 48 peserta. Adapun yang mendampingi pelatihan ini adalah Komisi Kerasulan Kitab Suci KAM.

Dalam kegiatan ini, pertama-tama, peserta diajak untuk mengenal diri. Sesi ini dipandu oleh Sr. Petronella Br. Karo KSSY. Pengenalan diri ini dimaksudkan untuk memastikan peserta siap untuk mengikuti pelatihan. Melalui sesi pengenalan diri disimpulkan bahwa ada lima syarat untuk mengikuti pelatihan yakni: mau bergaul dengan anak-anak, mau bercerita dan mendengarkan cerita, mau membaca dan mendengarkan Kitab Suci, mau belajar agar terampil, dan untuk selanjutnya mau mengajar yang lain.

Setelah sesi pengenalan diri, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang storytelling Kitab Suci dan langkah-langkah mempersiapkan storytelling Kitab Suci yang dibawakan oleh Fernando HS Tamba. “Keuskuspan Agung Medan, melalui Sinode V (2008) dan Sinode VI (2016) mengajak umat untuk menghidupkan kembali storytelling Kitab Suci. Mengapa? Karena mengajarkan Kitab Suci dengan metode bercerita itu sudah teruji.

Kitab Suci lahir karena cerita, berisi cerita-cerita, dan harus diceritakan agar isinya diketahui dan dipahami oleh generasi berikutnya. Manusia itu pada dasarnya suka bercerita dan mendengarkan cerita. Namun, sekalipun demikian, ternyata tidak semua orang terampil mengajar dengan menggunakan metode bercerita.

Baca juga  Mencintai Orang Kecil, Bahkan Yang Paling Hina

Keterampilan bercerita itu adalah seni, yang memang tidak dikaruniakan kepada semua orang, namun jika dilatih bisa dimiliki siapa saja. Demikianlah pula seni. Metode bercerita sudah teruji dalam mengajarkan Kitab Suci. Belakangan ini, banyak orang berupaya untuk mencipta metode baru yang lebih menarik namun kurang atau bahkan tidak lagi menggunakan metode yang sudah teruji.

Ini tentu merupakan suatu kesalahan. Bercerita tentang Kitab Suci itu harus dihidupkan kembali. Langkah-langkah untuk mewujudkannya yakni: (1) Jadilah pembaca Kitab Suci, (2) Jadilah pelaku sabda Allah, (3) Pelajari psikologi anak, (4) Pilihlah cerita yang tetap sesuai dengan kebutuhan anak, (5) Pelajari dan rasakanlah cerita, (6) Lukiskan dan bahasakan cerita itu dengan bahasa sendiri, (7) Baca cerita dengan menggunakan intonasi yang tepat, (8) Ekspresikan cerita, (9) Berlatihlah, (10) Susun bahan ajarnya, dan (11) Berceritalah.

Setelah sesi penjelasan tentang storytelling dan langkah-langkahnya, kemudian dilanjutkan dengan sesi latihan menyusun cerita yang dipandu oleh Bapak Marhosing Tampubolon. Peserta diminta untuk menyusun cerita secara berkelompok. Satu dari anggota kelompok diutus untuk menceritakan cerita yang telah mereka susun. Sesi penampilan dipandu oleh Sr. Petronella Br. Karo KSSY. Ada sebanyak 9 orang mewakili 9 kelompok yang tampil. Para peserta diminta untuk saling mengevaluasi dengan memperhatikan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.

Peserta sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Apalagi rencananya, dalam waktu dekat akan diadakan lomba berstorytelling di tingkat Paroki Kristus Raja, Tanah Jawa demi semakin memacu para Pembina Iman Anak dalam meningkatkan keterampilan mereka dalam menceritakan isi Kitab Suci. Namun, kepada peserta diingatkan bahwa pelatihan ini mendesak dilakukan bukan pertama-tama supaya peserta terampil dalam bercerita, supaya dapat mengikuti lomba dengan baik, akan tetapi supaya isi Kitab Suci tersampaikan kepada anak-anak, yang notabene nantinya akan menjadi penerus gereja. Mereka harus mengenal isi Kitab Suci, selaku sumber utama iman kita, agar kelak mereka menjadi generasi beriman yang menjamin gereja tetap ada dan berkembang.

Baca juga  Berdoa: Relasi Intim Kepada Allah & Sesama

Kegiatan kemudian ditutup dengan perayaan ekaristi yang dipimpin langsung oleh RD Sudi Monang Sinaga, selaku Parochus.

(Fernando HS Tamba)

Facebook Comments

Leave a Reply