Paskah: Menguatkan Kembali Misi Profesi dan Profetis Guru Agama Katolik
Komsoskam.com – Medan – Hari Raya Paskah merupakan kesempatan untuk menumbuhkan dan menguatkan kembali kesadaran akan tugas dan panggilan sebagai guru agama Katolik. Tugas ini perlu disadari dan dilakukan dengan keberanian. Hal itu menjadi pesan renungan dalam Perayaan Syukuran Paskah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Tingkat SMA/SMK Se-Kota Medan, Sabtu (7/4).
“Guru agama Katolik memiliki dua misi yang harus dijalankan sekaligus: profesi dan profetis” kata RP Daniel Erwin Manullang, OFM Cap yang memimpin misa kudus. Sebagai profesi, guru agama Katolik adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan secara profesional sehingga layak mendapat upah untuk penghidupan. Sebagai profetis, guru agama memiliki tugas sebagai nabi yang menuntut pengorbanan.
Dalam kesempatan itu, hadir juga Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama Kota Medan Pinta Omastri Pandiangan, MSP, sejumlah pengawas guru agama Katolik tingkat menengah, dan penyuluh agama Katolik Bimas Kota Medan.
Dalam sambutannya, Pinta menyampaikan terima kasih atas kerja sama dan kerelaan berkorban para guru, pengawas, dan penyuluh sebagai bagian dari Bimas Katolik.
“Terima kasih atas kebersamaan para guru agama, pengawas, dan penyuluh. Kebersamaan ini menjadi penyemangat bagi kita. Jika ada sedikit permasalahan jangan didiamkan, tetapi disampaikan dan dicari solusi bersama untuk saling membangun. Gunakan kesempatan yang ada untuk mengembangkan diri demi pendidikan anak-anak kita. Tetaplah cerdik seperti ular, tetapi tulus seperti merpati”, pesan Pinta.
Mengembangkan diri merupakan keharusan bagi guru agama Katolik. Karena sebuah profesi, guru agama Katolik dituntut profesional dalam mengajar. Guru agama diminta untuk terus meningkatkan kemampuan dan kompetensi mengajar sesuai kebutuhan dan tuntutan perkembangan zaman. Guru agama harus mengembangkan ilmu pengetahuan keagamaan dengan membaca buku-buku tentang kekatolikan.
Sementara itu RP Daniel Erwin Manullang, OFM Cap. mengatakan para guru diminta profesional dan terus memperdalam ilmu keaamaan. Karena teologi terus berkembang dalam penerapannya sesuai situasi dan perkembangan zaman.
“Kebutuhan umat terus berkembang dan menafsirkan Kitab Suci juga terus berkembang sesuai kebutuhan zaman yang berubah. Maka, guru agama diminta harus mengembangkan ilmu pengetahuan keagamaan” katanya.
“Selain profesional, guru agama Katolik juga harus berkarakter profetis. Guru agama Katolik dipanggil untuk menjadi nabi.”
“Seorang nabi harus rela berkorban menyuarakan kebenaran dan melayani dengan kasih, serta pengorbanan itu harus menimbulkan sukacita bagi sesama. Ada keyakinan kalau saya melayani Gereja ada berkat untuk saya, berkat untuk anak-anak saya, karena saya melayani Gereja dengan tulus dan sukacita” jelasnya.
Makna paskah bagi guru agama Katolik adalah berani mewartakan Yesus. “Kini kalian ditantang, apakah kalian diam saja atau terus mewartakan kebangkitan Yesus sesuai pekerjaan/profesi kalian sebagai guru agama Katolik? Semoga kita bukan seperti wanita-wanita yang menemukan kubur Yesus yang kosong dan mereka hanya diam, tidak berkata apa-apa, keluar dengan keadaan takut.” tutup Pastor Daniel (MN)