Menyusun Buku Ibadat Keluarga Katolik
Pematangsiantar, Menjemaat
Berdoa bersama dalam keluarga telah menjadi perhatian serius Sinode VI Keuskupan Agung Medan KAM. Sinode yang mengusung tema Keluarga sebagai Gereja Kecil (Gereja Rumahtangga) memiliki 86 butir rekomendasi. Di antara keputusan tersebut terdapat 19 butir tentang kehidupan doa dalam keluarga-keluarga. Dalam 19 butir keputusan tersebut amatlah menonjol harapan agar keluarga-keluarga berdoa bersama. Komisi Liturgi KAM setelah mencermati keputusan-keputusan tersebut dan mengikuti arah pastoral di KAM pasca Sinode VI menetapkan satu program untuk tahun 2018 yakni menyusun aneka ibadat yang dapat dilaksanakan oleh keluarga-keluarga inti.
Berdoa bersama dalam keluarga setiap hari barangkali hanya sedikit dari antara keluarga Katolik yang dapat melaksanakannya karena kesibukan harian. Namun untuk saat-saat khusus hendaknya keluarga mengupayakan doa bersama. Oleh karena itu, Gereja perlu menyediakan buku ibadat seperti ibadat ulang tahun kelahiran/perkawinan, ibadat menyambut Tahun Baru, atau momen-momen penting setiap keluarga, baik suka maupun duka. Ketika program ini disosialisasikan di paroki-paroki, umat tampak antusias. Inilah yang menjadi daya dorong bagi komisi ini.
Oleh karena itu, Komisi Liturgi KAM mengadakan lokakarya untuk mencipta aneka ibadat dalam keluarga, dengan mengundang beberapa orang khususnya ayah dan ibu dari berbagai usia, beberapa frater dan suster, juga orang muda yang belum menikah. Adapun para peserta lokakarya adalah: Staf Komlit: RP Emmanuel J. Sembiring OFMCap, Sr. Wilfrida Sinaga, KSFL, Metaria br Barus, Osber Sinurat, dan Mondan Simon Sinaga. Peserta di luar Komlit: Andohar Sipayung, Erwita br Sembiring, Ika Susanti Purba, Rimpuan Sitanggang, Bp. Tampubolon, L. Pasaribu, Sr. Paskalia Manalu, KSFL, Sr. Marta, KSFL, JK. Nainggolan, dan Fr. Kaisar Octavianus Sihombing, OFMCap. Lokakarya diadakan pada 27-30 Juni 2018, bertempat di PPU KAM Pematangsiantar.
RP Emmanuel J. Sembiring, OFMCap selaku ketua Komisi Liturgi KAM dalam hantarannya menyampaikan kepada para peserta tentang latarbelakang dan tujuan lokakarya ini. Beliau juga menjelaskan gambaran umum struktur atau tata laksana kegiatan doa bersama dalam keluarga. Susunannya khusus dan bebas tetapi bukan menyerupai doa lingkungan atau liturgi lain. Usai hantaran singkat, peserta kemudian diajak untuk mengumpul topik-topik ibadat yang hendaknya dilaksanakan dalam keluarga. Setelah itu, para peserta dibagi ke dalam 7 kelompok.
Pada hari kedua dan ketiga, peserta lokakarya bekerja dalam kelompok. Semua tampak serius dan antusias. Setiap hari dalam lokakarya diawali dengan Perayaan Ekaristi, dan pada sore hari diadakan Ibadat Sore. Pada hari keempat/terakhir, diadakan pleno. Dalam pleno, para peserta saling melengkapi dan menyempurnakan teks ibadat yang sudah disusun dalam kelompok. Pekerjaan memang belum sungguh tuntas, namun akan difinalisasi oleh Komlit. Komlit berupaya agar buku ini dapat terbit sesegera mungkin. Setelah buku berbahasa Indonesia terbit, buku juga akan diterbitkan dalam bahasa daerah Toba, Karo, dan Simalungun.
Dengan terbitnya buku ini, keluarga-keluarga diharapkan terdorong untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga; Ayah dan ibu semakin menyadari dan menghayati peran mereka sebagai imam di tengah keluarga; dan doa menjadi bagian yang melekat dalam diri keluarga yang beriman. Semoga!
(Metaria br Barus, S.Ag)