BERIMAN UNTUK KEBAIKAN BANYAK ORANG
Saat menanam “pohon Durian atau Mangga Harum Manis” tentu kita mengharapkan agar pohon yang ditanam itu bertumbuh subur dan pada waktunya memberikan buah-buah yang segar dan berkualitas. Upaya-upaya lain akan segera mengiringi, misalnya menyiram, membersihkan rumput-rumput liar diseputarannya dan memberikan pupuk, agar pohon itu bertumbuh subur. Pemiliknya akan selalu menjaga. Kambing tetangga yang berani ‘mengganggu’ bisa akan berubah menjadi sate dan pemilik kambing mendapat segepok sumpah serapah. Dimasa Pandemi Covid 19 ini, halaman medsos dipenuhi dengan aktivitas ibu-ibu di rumah, yang menanam aneka bunga di halaman rumahnya; entah langsung atau di pot. Prinsipnya sama, pada saatnya diharapkan bunga-bunga itu memberikan kuntumnya yang terbaik. Indah, menghias dan memuaskan. Awas si Ucok kalau berani ‘bermain’ dengan tanaman itu, maka warna telinganya sekejab akan berubah menjadi merah-merona karena jeweran ibunya.
Saudara-saudariku. Pada saat durian dan mangga yang kita tanam itu berbuah, saat menikmati buahnya, terasa bahwa upaya jerih payah dan perhatian kita tidak percuma. Senyum lebar, tawaria kebanggaan megiringinya. Suasananya sukacita dan bahagia. Sama juga pada saat bunga-bunga itu menunjukan kuntumnya yang memancarkan aura keindahannya, maka dengan sukacita, pemiliknya akan mengabadikannya melalui foto-foto berbagai sisi, dari Hpnya dan foto-foto yang terbaik dipostingkan pada medsos. Ia membagikan sukacita dan kegembiraan kepada teman-temannya. Jempol, Hati bertaburan pada halaman medsos disertai pujian, ucapan proficiat datang dari mana-mana karena postingan bunga indah dari halaman rumahnya.
Kehidupan iman kita ibarat pohon dan bunga sebagaimana kisah di atas. Iman yang ditanamkan Allah dalam diri dan kehidupan kita sehari-hari, diharapkan bertumbuh, berkembang dan menghasilkan buah-buah kebaikan bagi kehidupan ini. Allah dengan cara-Nya sendiri menjaga dan melindungi iman itu. Kehidupan akan terasa bahagia, indah dan sukacita, karena buah-buah kebaikan dari iman itu. Sebagaimana di katakan nabi Yesaya: “Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya dan menanamnya dengan pokok anggur pilihan,” Dan sebaliknya kata nabi Yesaya juga: bahwa hidup akan terasa hampa, membosankan, tak punya makna kalau iman itu tidak bertumbuh baik bahkan mati. “Lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.” Siapa yang rugi? Ya kita sendiri.
Realitas kehidupan iman yang tidak menghasikan buah-buah kebaikan akan mendatangkan rasa ketidakpuasan, kecewa, bahkan marah dari Pemilik kehidupan ini. Hal itu wajar karena usaha dan kebaikan-Nya sia-sia dan tidak dihargai. Ingat usaha dan kesabaran Allah itu luar biasa. “Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.” Apa yang menyebabkan kehidupan iman tidak menghasilkan buah-buah kebaikan? Yakinlah: KALA EGO, KERAKUSAN DAN KESOMBONGAN mendominasi kehidupan kita sehari-hari, maka SUASANA KEHIDUPAN KITA AKAN JAUH DARI SUKACITA, JAUH DARI KEBERSAMAAN, JAUH DARI KEBAHAGIAAN DAN DAMAI. KEHIDUPAN AKAN DIHIASI DENGAN PERSAINGAN YANG TIDAK SEHAT, MUNAFIK, NAFSU BERKUASA DENGAN MENGORBANKAN KEBENARAN DAN AKAL SEHAT.
Saudaraku dalam kondisi yang demikian, tidak ada cara lain, selain kembali kepada TUHAN YANG KITA IMANI. Tuhan hendaklah menjadi BATU SENDI DALAM SETIAP SENDI SENDI KEHIDUPAN KITA, terutama dalam keluarga, komunitas religius, komunitas-komunitas kemanusiaan lainnya. Biarlah Allah sendiri yang merawat POHON DAN POT KEHIDUPAN KITA, sehingga menghasilkan buah kebaikan dan keindahan dalam hidup. Ubahlah: EGOISME, KERAKUSAN DAN KESOMBONGAN menjadi: DAHULUKAN ORANG LAIN, BERBAGI DAN KERENDAHAN HATI. Kata Rasul Paulus: “Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Kita menjadi ORANG BERAGAMA YANG BERIMAN AGAR HIDUP KITA BERMAKNA BAGI SESAMA DAN TUHAN “Aku berkata kepadamu, bahwa kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah.” (Hari Minggu Biasa ke 27 -2020)