KATEKESEREFLEKSI

Makna Puasa dan Pantang pada Masa Prapaskah

Loading

Komsoskam.com – Sebelum memperingati wafat dan kebangkitan Yesus Kristus, umat Katolik menjalani masa Prapaskah. Rabu Abu menjadi  hari dimulainya masa Prapaskah yang jatuh pada tanggal 26 Februari di tahun ini.

Dalam masa  Prapaskah, umat Katolik diwajibkan menjalani ‘Puasa’ dan ‘Pantang’, terutama pada masa Rabu Abu dan Jumat Agung. Hingga pada saatnya tiba hari kemenangan dan kebahagiaan atas dikalahkan-Nya dosa dan maut, yaitu Hari Raya Paskah.

Mengutip dari katolisitas.org, sesuai dengan ketentuan dari Konferensi para Uskup di Indonesia, menetapkan bahwa :

  • Hari Puasa diberlakukan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang diberlakukan pada hari Rabu Abu dan tujuh hari Jumat selama Masa Prapaskah sampai dengan Jumat Agung.
  • Yang wajib berpuasa ialah semua umat Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Sedangkan yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.
  • Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki, masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya.

Maka penerapannya adalah:

  1. Kita berpantang setiap hari Jumat sepanjang tahun (contoh: pantang daging, pantang rokok dll) kecuali jika hari Jumat itu jatuh pada hari raya. Penetapan pantang setiap Jumat ini adalah karena Gereja menentukan hari Jumat sepanjang tahun (kecuali yang jatuh di hari raya) adalah hari tobat.
  2. Jika kita berpantang, pilihlah makanan/ minuman yang paling kita sukai. Seperti pantang daging, garam, kopi, minuman dingin/bersoda, dan sebagainya.
  3. Pantang tidak terbatas hanya makanan, namun berpantang pada kebiasaan-kebiasaan yang sering kita lakukan, seperti kebiasaan menonton TV, shopping, ke bioskop, gossip, main game dll.
  4. Waktu berpuasa, kita makan kenyang satu kali, dapat dipilih sendiri pagi, siang atau malam. Harap dibedakan makan kenyang dengan makan sekenyang-kenyangnya. Karena maksud berpantang juga adalah untuk melatih pengendalian diri, maka jika kita berbuka puasa/ pada saat makan kenyang, kita juga tetap makan seperti biasa, tidak berlebihan.
  5. Maka pada saat berpuasa, kita dapat mendoakan untuk pertobatan seseorang, atau mohon pengampunan atas dosa kita.
  6. Karena yang ditetapkan di sini adalah syarat minimal, maka kita sendiri boleh menambahkannya sesuai dengan kekuatan kita.
Baca juga  Memaknai Jumat Agung: ”Pengampunan Tanpa Batas Dari Tuhan”
Ilustrasi, Jesus yang berdoa dan berpuasa selama 40 hari.

Lebih dari itu, ketika berpuasa hendaknya kita tidak menampakan diri kepada orang lain bahwa sebenarnya kita sedang menjalani puasa. Karena Yesus sendiri bersabda “Apabila kamu berpuasa, Janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu Dan cucilah mukamu Supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa. Melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Mat 6:16-18).

Selamat menjalani masa Prapaskah, saudara sekalian.

Facebook Comments

Yoseni

Freelance Content Writer

Leave a Reply