KATEKESEOPINIREFLEKSIREVIEWS

Supaya Mereka Semua Menjadi Satu!

Loading

RP. Hubertus Agustus Lidy, OSC

Kis 1:15-17.20-26, I Yoh 4:11-16, Yoh 17:11-19

Yesus secara pribadi mengenal murid-murid Nya. Ia tinggal dan bekerja dengan mereka, karena itu tahu betul kekuatan, kekurangan, dan kelemahan para murid. Hal yang paling rawan adalah: PERSATUAN DIANTARA MEREKA. Berdasarkan pengalaman hidup bersama dengan mereka, nampak jelas bahwa masing-masing pribadi dalam komunitas itu sedang memperjuangkan kepentingannya sendiri, misalnya: uang, posisi penting, bahkan ingin menjadi orang yang paling berpengaruh dalam kalangan mereka. Akhirnya terbukti bahwa ‘rasa pesatuan’ dalam komunitas itu memang bermasalah. Judas Iskariot, keluar dari komunitas dan diganti dengan Matias. (Bac: I)

Doa Yesus kepada Allah, Bapa-Nya dengan intensi, persatuan secara khusus: PERSATUAN DALAM KELOMPOK PARA MURIDNYA. Spirit persatuan yang dimohonkan Yesus, adalah: BERSATU SEBAGAI ANGGOTA KELUARGA ALLAH, seperti Ia dan Bapa-Nya. “Ya Bapa yang kudus, peliharalah dalam nama-Mu mereka yang telah Kau berikan kepada-Ku, agar mereka bersatu seperti Kita.” Para murid, Yesus, dan Allah merupakan satu keluarga besar.” Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, ya itu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku.”

Mengapa para murid harus bersatu? Persatuan antara Allah dan Yesus Kristus adalah untuk mengefektifkan misi CINTA KASIH. Allah yang adalah KASIH secara implisit dinyatakan oleh Yesus Kristus melalui kata-kata, perbuatan, dan pengorbanan-Nya. Semangat Allah dalam diri Yesus Kristus, yakni KASIH harus diwartakan ke seluruh dunia dan diakui oleh dunia sebagai manifestasi bahwa Allah hadir dalam persatuan itu. Kata Yohanes dalam suratnya yang pertama: “Tidak ada seorangpun pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.” Persatuan diantara para murid penting karena merupakan bagian dari kesaksian bahwa mereka adalah keluarga Allah dalam persatuan dengan Yesus Kristus, Sang Tuan dan Guru.

Baca juga  Tantangan Membaharui Mentalitas di Masa New Normal

Saudara dan saudariku! Persatuan atas nama KASIH, dan nilai-nilainya, pertama-tama DIWUJUDKAN OLEH GEREJA, SECARA INTEREN ALIAS KE DALAM komunitas, KELUARGA; Cinta dan penghargaan yang nyata dan timbal-balik antara suami, istri, dan anak-anak. Dalam komunitas RELIGIUS; Cinta dan dukungan nyata antar sesama anggota religius dalam komunitas. LEMBAGA-LEMBAGA PELAYANAN PUBLIK seperti: Lembaga Pendidikan, Kesehatan, dan Karitatif lain. Cinta dan pengabdian tulus yang nyata dan hidup, diantara semua yang berperan dalam lembaga-lembaga tersebut.

Spirit kebersamaan dan persaudaraan secara ke dalam ini akan menjadi sarana pewartaan bagi dunia yang lebih luas agar ORANG LAIN PERCAYA DAN MENGAKUI BAHWA ALLAH ADALAH KASIH. “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.” (Hari Minggu Paskah VII – 2021)

Facebook Comments

Rina Barus

Menikmati Hidup!!!

Leave a Reply