KELUARGA KUDUS: IMAN DAN KESAKSIAAN HIDUP
Hari Minggu sesudah Natal, gereja merayakan PESTA KELUARGA KUDUS. Keluarga Kudus sering disebut juga KELUARGA NASARET; Yosef sebagai bapa dan kepala keluarga, Maria sebagai istri, dan ibu dari Yesus, serta Yesus sebagai anak dalam keluarga tersebut. Gambaran hidup keluarga Yosef, pada dasarnya seperti keluarga-keluarga Kristen lain.
Pertanyaan untuk kita renungan bersama, mengapa keluarga Nasaret disebut sebagai keluarga Kudus? Hal ini berkaitan erat dengan NATAL. Bagi orang Kristen Natal adalah peristiwa Allah mengambil bagian dalam kemanusiaan kita, sebagai bentuk nyata bahwa: Allah mengasihi kita. Tempat yang paling nyata dan masuk akal agar CINTA, KASIH SAYANG, PERHATIAN, DAN KEMANUSIAAN bertumbuh, berkembang, dan mempunyai warisan masa depan yang baik adalah: KELUARGA. Dambaan bahwa agar sukacita Allah selalu mendapat tempat dalam keluarga, dari satu generasi ke generasi yang lain, hal itu terjadi semenjak jaman Abraham. “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jila engkau dapat menghitungnya.” Maka sabda-Nya kepada Abraham, “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
Keluarga Yosef menjadi Kudus, karena ada keyakinan mendasar (iman) bahwa Allah hadir, dan menguduskan kemanusiaan yang ada dalam realitas harian keluarganya. Keluarga yang saleh, taat aturan, saling menghargai satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. IMAN inilah yang memberi bobot kualitas keluarga Yosef, sehingga ‘aura’ baik yang hidup dalam keluarganya, memberikan pengaruh baik kepada orang-orang lain. Yosef dan Maria membaktikan dan mempersembahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan, juga termasuk anak kesayangan mereka, Yesus. “Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, maka Maria dan Yosef membawa sang Bayi ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan.”
Tak perlu diragukan lagi, bahwa: Yosef dan Maria mendidik, membesarkan Yesus secara benar dan baik. Cara mereka mendidik Yesus, melalui, KATA, PERBUATAN, DAN TELADAN HIDUP sehari-hari. Hal inilah yang memberi gambaran kepada keluarga-keluarga Kristen, sekaligus mengundang keluarga-keluarga lainnya agar menjadi bagian dari keluarga Kudus Allah. Keluarga merupakan tempat persemaian dan pertumbuhan iman akan Allah yang Kudus. Disana, KASIH DAN KEBAIKAN ALLAH mendapat wujud secara nyata melalui kata-kata, perbuatan, dan kesaksian hidup. Agar manusia tidak hanya berkata-kata tentang Kasih Allah, tapi lebih jauh dari itu mengalami Kasih dan Kebaikan Allah yang kudus.
Bagaimana dengan keluarga kita? Pertobatan, dan pembaharuaan hidup serta keyakinan Tuhan menyertai kita atau Emanuel menjadikan keluarga kita Kudus adanya, karena kita tidak berjalan sendirian. Biarlah keluarga kita menjadi: BERHIKMAT DAN KUAT DALAM KASIH “Bayi itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan cinta kasih Allah ada pada-Nya.” (Hari Minggu Keluarga Kudus – 2020)
Penulis: RP. Hubertus Lidi, OSC