BERBAKTI BAGIAN DARI MEWARTAKAN INJIL
Misionaris-misionaris jaman dulu, kalau dikirim ke tanah misi, mereka tidak hanya dibekali ilmu-ilmu pengetahuan, tetap juga ketrampilan-ketrampilan lain seperti: pertukangan, perawat, guru dll. Di tanah misi mereka mewartakan Injil juga melalui ketrampilan-ketrampilan yang ada, misalnya: membangun rumah, mengobati orang sakit, mengajar dll.
Tugas utama orang Kristen, ialah mewartakan Injil Tuhan, terutama melalui pengabdiannya di keluarga dan masyarakat. Amat menarik aktifitas Yesus yang diceritakan Injil pada hari Minggu ini. Yesus keluar dari rumah Ibadat, setelah beribadat, langsung mengunjungi dan menyembuhkan ibu mertua Simon dan Andreas. Di luar rumah Simon dan Andreas sudah menunggu sekian banyak orang sakit yang memohon agar disembuhkan. Yesus menyembuhkan mereka, lalu pergi ke kota-kota lain, wilayah Galilea untuk mewartakan Injil.
Aktifitas Yesus sesudah beribadat sebagaimana diceritakan Injil, menggambarkan bahwa mewartakan Injil tidak sebatas aktifitas-aktifitas dalam gereja seperti: Perayaaan liturgi, Katekes, Doa dan Permenungan. Aktifitas-aktifitas rohani itu, justru mendapat kepenuhannya melalui pelayanan-pelayanan kemanusiaan, di luar gedung ibadat. Ide dasar gagasan: Dari Altar ke pasar. “Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.”
Pengalaman Ayub, (bacaan pertama): bahwa dalam penderitaan hidup hariannya, yang digambarkan sebagai kegelisahan dalam malam yang tak bertepi. Ayub tidak berontak kepada Tuhan. “Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam terentang panjang, dan aku dicekam oleh kegelisahan sampai dini hari.” Ayub menyerahkan SELURUH HIDUPNYA PADA KEHENDAK TUHAN.
Rasul Paulus melalui suratnya kepada umat di Korintus dengan tegas mengatakan bahwa ia harus mewartakan Injil. Bagi Paulus mewartakan Injil bukan lagi merupakan sebuah tugas atau pekerjaan, tetapi itu merupakan: UPAH DARI TUHAN. “Pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku, kalau demikian apakah upahku? Upahku adalah bahwa aku boleh mewartakan Injil tanpa upah, dan aku tidak mempergunakan hak sebagai pemberitaan Injil.” Pengabdian total dari seorang Rasul Paulus.
Saudara dan saudariku! Hidup kita merupakan bentuk PEWARTAAN AKAN INJIL TUHAN KITA YESUS KRISTUS, kepada sesama. Di rumah kepada anggota-anggota keluarga, dalam kapasitas sebagai bapa, ibu dan anak-anak. Di komunitas kepada anggota-anggota komunitas. Di tempat kerja bersama sesama yang lain. Kita menjadi pewarta Injil dalam kelompok-kelompok tersebut dalam bakti harian. Identitas kekristenan kita, belum cukup hanya melalui simbol-simbol lahiriah yang dikenakan, seperti; Salib, Patung dll. Masih belum sempurna kalau hanya melalui doa dan ibadat. Keparipurnaan iman, justru terletak pada pengabdian total yang kita baktikan dalam kehidupan sehari-hari yang dibarengi dengan kasih, ketulisan dan kejujuran.
Yo…. dari ruang ibadat, kita BERANJAK ke ruang publik. Disana mereka sudah menunggu kita untuk mewartakan injil melalui bakti, dan partisipasi nyata. “Marilah kita pergi ke tempat-tempat lain kekota-kota yang berdekatan, supaya disana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” (Hari Minggu Biasa yang ke 5 – 2021)