KATEKESEREFLEKSI

SEUMPAMA HARTA YANG TERPENDAM

Loading

RP. Frans Sihol Situmorang OFMCap, Dosen STFT Pematangsiantar

26 Juli 2020
Hari Minggu Biasa XVII

1Raj 3:5.7-12; Rom 8:28-30; Mat 13:44-53/Hari Minggu Biasa XVII
Kerajaan Allah itu seumpama harta yang terpendam

Kerajaan Allah merupakan pokok pewartaan Perjanjian Baru. Yohanes Pembaptis dan Yesus memulai pewartaan mereka dengan berita yang penuh sukacita, “Kerajaan Allah sudah dekat.” Injil yang diwartakan Yesus adalah kedatangan definitif Kerajaan Allah. Dengan itu, Yesus hendak menyatakan bahwa penantian panjang umat Israel kini sudah terpenuhi. Yesus sekaligus mengoreksi mentalitas yang mendasari pola pikir dan bawah sadar bangsa Israel bahwa Kerajaan Allah itu bukanlah pemulihan monarki Daud atau pembentukan nasionalisme baru.

Yesus membandingkan Kerajaan Allah dengan harta yang tersembunyi atau mutiara yang indah dan yang bila dibandingkan dengannya semua yang lain tidak bernilai. Orang hanya dapat mendekatkan diri dengan pertobatan. Dengan membandingkan Kerajaan Surga ibarat benih, biji sesawi atau ragi, Yesus hendak mengatakan bahwa kerajaan Allah sudah hadir, namun masih jauh dari kepenuhannya. Kerajaan itu dibangun secara bertahap, khususnya lewat kesetiaan para murid terhadap perintah baru tentang cinta kasih yang tidak mengenal batas. Yesus berbicara bukan tentang kerajaan di dunia ini, kendati pembentukan kerajaan itu dimulai dari dunia ini. Kerajaan tersebut bersifat universal dan terbuka bagi semua orang.

Kerajaan Allah itu hadir bagaikan sebuah benih yang tetap bertumbuh. Kerajaan itu merupakan kepenuhan pengharapan, sekaligus suatu kenyataan yang mesti dibangun terusmenerus di atas muka bumi. Dalam bimbingan Roh Kudus, orang kristen diberi tugas sebagai pembangun kerajaan Allah. Panggilan utama orang kristen adalah menjadi pelayan bagi Kerajaan Allah. Gereja sadar bahwa erajaan itu bukan objek penantian yang pasif. Agar kerajaan itu menjadi realitas yang defintif, maka perlu partisipasi aktif dari semua kaum beriman. Kegenapan Kerajaan Allah itu mesti diwujudkan dari hari ke hari dalam bentuk karya nyata. Upaya untuk membangun Kerajaan Allah sejalan dengan usaha semakin memajukan martabat manusia.

Baca juga  TERBERKATI DALAM KERAJAAN KRISTUS || Hari Minggu Biasa XXXIV

Ketika Tuhan menciptakan bumi, Ia bertanya kepada binatangbinatang apa yang mereka harapkan, dan Tuhan mengabulkan semua permintaan mereka. Tapi, ketika manusia mendengar hal itu, ia merasa kecewa karena belum pernah ditanya oleh Tuhan. “Aku takkan pernah puas dengan cara dunia ini diciptakan,”keluhnya kepada Tuhan. “Engkau memang tidak diharapkan untuk merasa puas. Bumi ini tak dimaksudkan untuk menjadi rumahmu. Surga adalah rumahmu,” jawab Tuhan. Itulah sebabnya, sejak saat itu binatang-binatang berjalan dengan mata ke bumi, sementara manusia tegak berdiri dan memandang kesurga.

Selaku raja yang menggantikan Daud-ayahnya, Salomo tidak memohon umur panjang, kekayaan atau nyawa musuhnya. Tuhan menganugerahkan hati yang hikmat dan pengertian. Sebelum dan sesudah Salomo tak ada raja yang bijaksana seperti dia. Kebijaksaan seperti itu kiranya menjadi panduan bagi kita dalam menjalani hidup kita di dunia ini. Arif dan bijaksana untuk menentukan pilihan dengan mata yang senantiasa tertuju kepada Kerajaan Allah. Selaku murid-murid Yesus, pewarta Kerajaan Allah, kita ikut serta mewujudkan Kerajaan Allah itu dalam hidup kita dengan memperjuangkan hidup dalam kasih, persaudaran, damai, keadilan dan keutuhan ciptaan bagi semua orang. Kita menuntun orang lain mengarahkan mata pada Kerajaan Surga, tempat hidup yang kekal. Amin.

Facebook Comments

Rina Barus

Menikmati Hidup!!!

Leave a Reply