Teguh Pada Iman Meski Dihadang Virus Corona
Indonesia telah mengumumkan bahwa dua orang positif virus corona. Kita bisa jadi takut dan khawatir. Satu persoalan yang menelisik ke relung hati. Apakah iman kita pegang teguh di tengah ancaman yang menyerang?
Kita seluruh tidak terdapat yang ketahui apakah wabah ini hendak terus memburuk ataupun membaik. Hingga kapan hidup umat manusia akan dipengaruhi oleh keadaan ini? Tidak terdapat yang ketahui jawabannya.
Sisi Hitam Manusia
Perlu disadari, wabah ini pula sudah memperlihatkan belenggu-belenggu lain yang tidak nampak dari permukaan. Sisi hitam manusia yang terus menggila. Nampak nyata di kala terus terjadi langkanya stok masker. Bahkan terdapat sebagian penjual menaikkan harga (satu kotak masker dihargai Rp. 900.000). Begitu pula dengan masker sisa yang dijual kembali.
Membaca berita-berita semacam ini terus menjadi membuat kita kehabisan harapan. Aksi-aksi manusia itu rasanya lebih menakutkan daripada memandang statistik virus corona yang terus bertambah. Padahal selayaknya kita yakin kalau dengan usaha para pakar kesehatan dunia mampu menciptakan vaksin buat melawan wabah ini.
Walaupun manusia mampu menciptakan obat berbagai macam penyakit terutama virus corona ini. Pun serta kita dapat kembali ke kehidupan kita yang penuh“ damai”, tetapi mereka yang korup akan senantiasa korup. Ini suatu fakta di dalam diri kita—dosa—akan senantiasa menyelimuti.
Tetap Teguh dalam Iman
Begitulah jiwa-jiwa manusia saat ini banyak yang sakit (berdosa). Kesakitan ini jauh lebih menakutkan daripada virus corona. Tidak terdapat obat, praktik-praktik spiritual ataupun agama yang dapat mengobati penyakit ini. Cuma satu Individu yang dapat:
“Yesus mencermatinya serta mengatakan kepada mereka:”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”( Markus 2: 17).
Yesus merupakan penyembuh kita yang luar biasa. Ia sendiri menanggung rasa sakit serta membayar harga mahal untuk menebus dosa kita dengan kematian-Nya. Dan pengobatan ini cuma-cuma. Ia memberikannya kepada kita dengan penuh cinta.
Di saat semacam ini, kita jangan khawatir dan merasa kalau kebebasan kita direnggut. Harapannya, mudah-mudahan krisis yang kita alami ini memusatkan kita kepada Kristus. Yesus memimpin kita tetap yakin kepada-Nya dan menerima berkat yang terbesar yakni kesembuhan sejati yang kita butuhkan.