REFLEKSIREVIEWS

Tinggal Bersama Orang Kusta: Mengikuti Fransiskus di Gema Kasih

Loading

Pertemuan dengan orang kusta adalah titik balik kehidupan St.Fransiskus Asisi dan menjadi tanda pertobatannya menuju hidup yang baru. Jika St.Fransiskus mencium dan memeluk orang kusta, para frater Novis Ordo Kapusin Propinsi Medan bahkan tinggal dan hidup bersama orang kusta di Pusat Rehabilitasi Kusta Gema Kasih, Dusun Jaharun B Galang. Kegiatan tahunan yang paling dinanti-nantikan ini dilaksanakan pada tanggal 06 Maret – 13 Maret 2022. Meskipun masih di tengah Pandemi Covid-19, namun para frater masih diberi kesempatan untuk melaksanakan live in  ini setelah satu tahun tidak terlaksana.

Sebanyak 12 frater dengan penuh sukacita tinggal di tengah-tengah orang kusta untuk merasakan apa yang dialamai St.Fransiskus pada masanya. Para frater ditemani oleh seorang staf novisiat yaitu P.Anselmus Haloho OFMCap yang juga ingin bernostalgia mengingat masa novisiatnya dulu. Sebelum terjun langsung ke tengah–tengah keluarga, para frater diberi arahan praktis oleh Sr. Veronika Sihotang FSE. “Yang terpenting jangan sampai meninggalkan luka atau sakit hati kepada para penghuni”, ujar suster itu. Para frater tinggal bersama sebelas keluarga walaupun di antaranya masih ada yang lajang dan sudah janda maupun duda. Para penghuni ini sudah menantikan kehadiran para frater di rumah mereka. Padahal  baru satu tahun tidak terlaksana mereka sudah  sangat begitu rindu dengan kehadiran para frater yang akan menemani mereka.

Kegiatan yang paling utama dilakukan di panti kusta ini adalah bekerja di bengkel bersama para penghuni kusta itu sendiri dan ditanggungjawabi oleh para suster FSE sebagai ibu di rehabilitasi ini. Bengkel ini adalah tempat bekerja sehari-hari dan sebagai sumber pendapatan mereka. Dengan modal kesetiaan dan tanpa ijazah, mereka mampu membuat kursi, meja, altar, ambo, lemari dan perabot apa saja yang terbuat dari kayu. Para frater novis tentunya kagum dengan hal ini, karena banyak diantara mereka tidak sekolah untuk jurusan ini. Para novis tidak mau kalah, pada hari pertama sudah ada beberapa dari frater yang mahir menggunakan mesin-mesin canggih di bengkel itu. Dan tidak lupa juga pekerjaan yang tidak kalah penting yaitu mengamplas atau menghaluskan kayu sebelum akhirnya diberi pewarnaan pada kayu.

Walaupun disibukkan dengan pekerjaan dan kegiatan di keluarga masing-masing, para frater tetap melaksanakan ibadat harian di Gereja Gema Kasih yang terletak di lokasi itu sendiri. Para frater novis  juga ikut membahas poster APP bersama umat di lingkungan dan melaksankan jalan salib pada Jumat sore. Kegiatan yang menarik sekaligus menantang ini selalu dinantikan para novis, karena hanya di novisiatlah kita mendapatkan kesempatan ini. Maka satu minggu di Gema Kasih ini terasa begitu cepat berlalu dan banyak saudara yang mengakui demikian.

Pada hari Minggu, 13 Maret 2022 setelah misa bersama umat Stasi Gema Kasih, akhirnya para frater kembali ke Novisiat Parapat. Kegiatan ini pun mengajak para saudara untuk tidak henti-hentinya membaharui diri dan melakukan pertobatan secara khusus di masa prapaskah ini. Para frater novis membawa buah manis sebagai oleh-oleh seperti yang diharapkan dari awal. Walaupaun pada awalnya ada rasa sungkan, kaku, dan tidak percaya diri, tetapi pada akhirnya semua terasa menjadi manis. Seperti yang dikatakan St. Fransiskus setelah bertemu dengan orang kusta, “ apa yang dulunya pahit, kini terasa manis”.

(Fr. Dioni Vinsensius Manalu)

 

Facebook Comments

Leave a Reply