Pentingnya Pemahaman Kesetaraan Gender dan Seksualitas
Minggu, 30 September 2018, bertempat di Aula Paroki St Laurentius Brindisi Jalan Sibolga Pematangsiantar dilangsungkan kegiatan seminar sehari Kesetaraan Gender dan Seksualitas. Kegiatan ini diikuti oleh 80 peserta utusan dari lingkungan dan pelaku hidup bakti se-Paroki St Laurentius Brindisi Pematangsiantar.
Seminar ini dimulai pada puku 08.00 Wib dengan sesi I yaitu mengenai konsep dasar gender . Sebelum sesi I dimulai para peserta diberikan daftar isian untuk menuliskan ciri-ciri laki-laki dan perempuan. Hasil isian para peserta digunakan pemakalah dasar membedakan jenis kelamin secara seks dan gender. Materi konsep dasar gender dibawakan oleh Nellianna Sitanggang yang merupakan anggota tim biro gender KAM sebagai fasilitator Paroki.Materi ini lebih menekankan antara perbedaan jenis kelamin secara seks(biologis) dan jenis kelamin secara gender. Pada sesi I peserta cukup antusias dengan adanya beberapa pertanyaan dari beberapa peserta. Sesi I berakhir pukul 10.00 .
Sesi II dimulai pukul 10.30 dan diawali dengan ice breaking yang dipandu oleh Nellianna Sitanggang. Pada sesi II ini materi “ Gender dan permasalahannya.” .Pendalaman materi sesi II ini diberikan oleh ibu Sinta Mauly Agnes Tamba , SH,Mkn,yang merupakan ketua biro Gender Pemberdyaan Perempuan KAM, juga sebagai Notaris dan PPAT kab Samosir. Ibu Sinta memaparkan makalah dengan baik , sehingga peserta cukup antusias. Sebelum berakhirnya sesiI ini diberikan kesempatan para peserta untuk bertanya, dan pertanyaan peserta cukup berkualitas. Setelah pemaparan dan pendalaman materi para peserta dibagi beberapa kelompok serta disuguhkan beberapa pertanyaan dan hasilnya di plenokan. Sesi ini berakhir pukul 12.30 wib.
Pendidikan seks dalam keluarga merupakan materi terakhir pada kegiatan ini serta masih dibawakan ibu Sinta. Cuaca panas dan agak gerah tidak mengurangi semangat para peserta mendengarkan materi ini. Hebatnya para peserta yang mayoritas pasangan suami istri rela membagikan pengalaman mereka bagaimana ber”cinta” pada keluarga. Pasangan yang sudah berumahtangga 41 tahun yaitu pasangan bapak Tumpl Tampubolon dan ibu Daprosa br Purba membagikan pengalaman mereka sehingga pengalaman yang sangat berharga bagi para peserta yang masih muda. Pasangan bapak Ambarita dari lingkungan St Fransiska merupakan pasangan termuda ,usia pernikahan mereka masih 5 bulan. Sesi III berhasil membuat masalah seks dalam keluarga bukanlah masalah yang tabu untuk dibicarakan dalam keluarga. Selain pasangan yang berkeluarga seminar ini juga diikuti oleh para suster KYM dan Frater CMM.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Paroki RP Leopold Purba, OFM Cap. Pada homiinya pastor mengatakan membuka diri dari stiap kebaikan. Melalui seminar sehari ini diharapkan semua peserta semakin menjadikan perbedaan merupakan memperkaya pengalaman masing-masing. Melalui perbedaan ini juga mari saling melihat persamaan. Seminar sehari ini berakhir pada pukul 17.00 wib. Jadilah agen gender bagi banyak orang. Nellianna Sitanggang.