Paus Fransiskus Serukan Perdamaian AS dan Iran Lewat Dialog
Komsoskam.com- Paus Fransiskus mengingatkan bahwa ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran akan menjadi semakin parah apabila tidak menempuh jalur dialog sebagai langkah damai dan mengendalikan diri. Ia menegaskan bahwa perang akan membawa perpecahan dan kematian.
“Perang hanya membawa kematian dan kerusakan,” kata Paus, Minggu, 5 Januari 2019 usai Doa Angelus.
Sebagaimana dilansir Vaticannews.va, Paus Fransiskus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik ini menekankan pentingnya perdamaian. “Saya serukan kepada semua pihak untuk menggelorakan semangat dialog dan pengendalian diri, juga untuk membuang bayangan rasa permusuhan” katanya.
Saat itu juga Paus berusia 83 tahun itu, mengajak semua hadirin untuk berdoa dan diam beberapa saat untuk intensi ini.
Konfik Amerika Serikat-Iran
Sebelumnya, ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran memuncak, pasca-serangan udara AS yang menewaskan seorang jenderal kenamaan Iran di Irak.
Korban yang tewas adalah Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Tertinggi Pasukan Quds, sayap dari Korp Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) yang diduga bertanggung jawab terhadap aktivitas militer di luar Iran.
Ia tewas, pada Jumat, 3 Januari di Bagdad, sehingga memunculkan berbagai ancaman konfrontasi langsung antara AS dan Iran.
Iran menanggapi kejadian itu dengan mengibarkan bendera merah di atas Masjid Jamkaran, di Kota Suci Syaiah, Qom. Ini merupakan yang pertama kalinya bendera itu dikibarkan di atas masjid itu.
Seperti dilansir Times of India, bendera merah Iran itu berarti panggilan untuk melakukan pembalasan terhadap kematian Soleimani.
Buntut dari kejadian tersebut, Iran disebut menyiapkan dana sebesar USD 80 juta atau Rp 1,1 triliun bagi siapapun yang mampu menghabisi nyawa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dilansir dari Mirror.co.uk, sayembara tersebut bergema dalam prosesi pemakaman Soleimani.
“Iran punya 80 juta penduduk. Berdasarkan populasi itu, kami ingin memberikan 80 juta dolar (sekitar Rp 1,1 triliun) kepada siapapun yang berhasil membawa kepala Donald Trump,” demikian bunyi seruan tersebut.
Senada dengan itu, kantor berita Iran mengabarkan bahwa Anggota Parlemen Iran, Abolfazal Aboutorabi mengancam akan menyerang jantung pemerintahan Amerika dalam waktu dekat.
“Kami mampu menyerang Gedung Putih sendiri,” katanya. “Kami punya kekuatan dan insya Allah kami akan serang dalam waktu yang tepat,” lanjutnya.
Semoga pertikaian ini segera mereda. (ZP)