NEW NORMAL DAN PERAN AKTIF GEREJA KATOLIK
Gereja melalui CU yang dimiliki gereja atau komunitas religious bisa memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat rendah bagi umat yang berprofesi sebagai pedagang kecil, petani sehingga dapat menjalanakan roda perekonomian mereka. Gereja tentu saja akan tetap disayangi umat tatkala di saat-saat kesulitan di masa pendemik virus corona umat Allah merasakan kasih sayang Tuhan melalui kehadiran gereja yang proaktif memulihkan spiritual dan ekonomi produktif umat. Kehadiran gereja pada masa new normal ini semakin dibutuhkan umat terutama dalam menjalani protokol kesehatan secara disiplin dan memacu stimulus pertumbuhan ekonomi umat.
“Semangat spiritual mencari domba yang hilang” tetap sangat aktual. Mempresentasikan Kristus yang peduli pada umat manusia perlu terus-menerus dihadirkan sehingga umat tidak kehilangan arah dan pegangan hidup. Melibatkan Tuhan dalam seluruh kehidupan umat-Nya tentu saja akan merasakan kehadiran dan sentuhan Tuhan dalam kehidupan real sehari-hari. Dalam pergumulan menghadapi virus corona gereja perlu hadir sebagai gembala yang terdepan menghadapi segala yang mengancam kehidupan para domba.
Physicall Distancing dan Hidup Bersih Bernutrisi Gaya Hidup New Normal
Sebagai umat Allah yang masih berada di bumi ini dan realitanya tidak berada di tatanan utopia dipanggil untuk mematahui protocol gaya hidup baru yang membuat kita terhindar dari serangan new normal. Dalam beriman, akal budi (sains) perlu digali dan digunakan sehingga orang yang beriman sungguh-sungguh ilmiah dan tertarik dengan rahasia ilahi. Semangat “Ora et Labora” ( Berdoa seraya Bekerja) tetap relevan dalam mematuhi semua protokol kesehatan di new normal.
Seruan Uskup atau Romo/ Pastor agar umat mematuhi protokol kesehatan tentu saja akan bergema bagi umat Katolik. Gereja mesti terus-menerus menganjurkan dan menyerukan hidup disiplin tingkat tinggi dalam mematuhi semua protocol kesehatan. Para hirarki, kaum religious dan biarawan-biarawati perlu memberikan contoh dan teladan terkait physical distanching dalam kehidupan religious sehingga umat dapat melihat teladan dari para petinggi spiritualnya.
Kesadaran Universal Salvation
Virus corona ini telah menyebar di hampir semua negara. Untuk menekan angka kematian atau menghentikan laju pertumbuhan virus corona ini diharapkan semua umat menghayati kesadaran universal salvation (kesalamatan universal). Pertama, pribadi per pribadi perlu mematuhi protokol kesehatan dengan tingkat kesadaran yang tinggi. Kedua, karena anda sendiri yang tahu kondisi kesehatan anda, maka mengasingkan dirilah di kamar atau di tempat khusus tatkala anda merasa kesehatan anda sangat turun dan memulihkan diri dengan istirahat, tidak kontak dengan siapapun dan mengkomsumsi herbal penguat immune tubuh. Kita mesti memegang prinsip, “jangan karena saya, orang lain terinfeksi dan meninggal”. Ketiga, berhati-hati meninggalkan jejak seraya waspada dengan jejak orang lain. Sangat bijak menghapus jejak dan memusnakan virus yang melekat dengan disinsfektan.
Kesadaran universal salvation ini mutlak diperhatikan karena virus ini gampang menyebar dan menginfeksi orang-orang sekitar termasuk suami atau istri, anak yang kita cintai. Gaya hidup lama yang membuat virus ini cepat menyebar secara massif segera ditinggalkan dan mengubahnya dengan gaya hidup yang sesuai dengan protocol kesehatan. Sedikit saja ceroboh dan susah mengubah gaya hidup lama yang disukai virus corona tentu saja akan membahayakan diri sendiri dan orang-orang sekitar yang andan sayangi.
Penutup
Era new normal ini adalah kesempatan untuk hidup berdamai dengan virus corona dengan mematuhi semua protocol kesehatan seraya memulihkan perekonomian yang merupakan salah satu fundasi kita dalam hidup bernegara. Semangat injili, Iman, Harap dan Kasih perlu terus-menerus dikobarkan sehingga kita dapat berkontribusi dalam pemulihan kesehatan dan ekonomi di Negara yang kita cintai ini. Kita berharap para ilmuwan bisa menemukan serum atau obat sehingga kita bisa kebal dengan virus ini dan memulai hidup baru yang lebih baik dan ramah dengan bumi.
Tuhan berkata, “Mengapa kamu kuatir. Berapa lama lagi Aku ada bersama kamu?” Yesus marah pada murid-murid-Nya yang dilanda angin kencang, ombang yang sangat kuat hingga kapal hampir tenggelam. Yesus marah setelah terlebih dahulu Dia menghardik angina ribut dan ombak laut yang sangat kuat. “Redalah! Sekonyong-konyong angit ribut dan gelombang kuat patuh dan reda”. Berulang-ulang Yesus menekankan agar kita jangan kuatir, jangan takut. “Lihat burung-burung itu tidak menanam tapi menuai apalagi dirimu betapa Bapamu di Surga begitu menyanyangimu”.
Canis Intelectum Fides est. Terjemahan bebasnya iman itu superior dan intelektual sebagai media bisa membantu menumbuhkan iman.
Dengan ini bisa dimengerti bahwa protokol kesehatan harus dipatuhi dan kenyakinan akan janji Tuhan membantu kita hidup optimis dan produktif. Akal sehat harus dipakai untuk memiliki kesadaran universal dan hidup sehat secara disiplin seraya penuh kenyakinan memohonkan pertolongan Tuhan agar sekurang-kurangnya para ilmuwan menemukan serum sehingga kita bisa kebal terhadap virus ini sehingga damailah di bumi seperti di dalam surga. Berjayalah Indonesia, takluklah virus corona di muka bumi ini.
* Penulis bekerja di Dinas PPAMD Samoisir, Alumni STFT Pematang Siantar