MENGHARGAI HAK ORANG LAIN DENGAN MELAKUKAN KEWAJIBANMU.
Orang Farisi, hendak menjerat Yesus dengan pertanyaan yang mereka rancang. “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Lalu mereka menyuruh orang lain yang bertanya. Jawaban Yesus justru membuka aib orang Farisi, dan menyadarkan murid-murid dari orang Farisi dan orang-orang Herodian, tentang sifat dasar junjungan mereka itu. Ketahuan, bahwa orang-orang Farisi memang suka memperdaya orang lain, dengan permainan cantiknya, yakni: MUNAFIK. “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang munafik?”
Saudara dan saudari! Kalau kita menuntut hak berarti telah menjalankan kewajiban. Selalu ada korelasi. HAK DAN KEWAJIBAN. Bukan untuk membenarkan, mempersalahkan dan mengkomentari demo berjilid-jilid di Indonesia beberapa hari terakhir ini, tentang “Omni Bus Law”, saya yakin bahwa salah satu poinnya menyangkut PENGATURAN HAK-HAK PEKERJA.
Bagi Yesus, masing-masing pihak harus mendapatkan haknya, “Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang hak Allah.” Apa yang menjadi hak Allah dalam hal ini? Dalam Kitab Yesaya secara tegas dikatakan, DIAKUI, SATU-SATUNYA, TAK ADA YANG LAIN. “Supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah Tuhan dan tiada yang lain.” Gerakan agar Allah diakui justru datang dari SEORANG RAJA KORESY YANG SEYOGIANYA TAK MENGENAL ALLAH. Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika Mengatakan bahwa: PERCAYA AKAN KASIH SETIA DAN KEBAIKAN ALLAH DALAM DIRI YESUS KRISTUS merupakan bentuk pengakuan yang patut diapresiasi. “Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.”
Kala kita mengakui dan mengimani-Nya maka aura KASIH–SAYANGNYA MEMPENGARUHI SIKAP KITA SEHARI-HARI. Kata dan perbuatan. Dengan demikian kita mampu menghargai hak orang lain sebagai bagian dari KEWAJIBAN KITA. Orang-orang Farisi dan orang-orang munafik lainnya menyebut atau meneriakkan nama Allah tanpa menghayati KASIH DAN KEBAIKANNYA. MEREKA MALAHAN MENGEPLOITASI KASIH DAN KEBAIKAN ALLAH UNTUK KEPENTINGAN DIRI DAN KELOMPOKNYA.
Mari kita belajar dan selalu memperbaharui HAK DAN KEWAJIBAN KITA MASING-MASING mulai dari rumah, komunitas, gereja, agama, dan kelompok-kelompok sosial masyarakat. Prinsipnya: HAK TANPA KWAJIBAN, DAN ADA KEWAJIBAN TANPA HAK ADALAH PINCANG. Kala saya menjalankan kewajiban, pada saat yang sama sebenarnya saya sedang memberikan apa yang seharusnya menjadi hak mereka. Prinsip ini berlaku kapan dan dimana saja. “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan kaisar.” “Berikan kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang hak Allah.” (Hari Minggu Biasa yang ke 29-2020)