“Membenahi Kehidupan Iman Umat”
STASI ST. ANTONIUS GALANG PAROKI GEMBALA YANG BAIK LUBUK PAKAM
Sejarah Gereja Stasi St. Antonius Galang
Persekutuan 45 KK orang Katolik merupakan cikal bakal berdirinya gereja stasi di Galang. Mereka dikumpulkan oleh Pastor Renders bersama dengan R. Simbolon, Tami Sitepu dan R. Datubara. Sebelumnya Pastor Opung Bornok sudah melayani stasi Galang pada tahun 1961. Namun menurut FM. Simbolon, kumpulan umat di Galang dilaporkan ke Katedral Medan pada tahun 1964. Dengan bimbingan Pastor, umat stasi St. Antonius Galang berkumpul dan beribadat secara teratur di Rumah R. Simbolon (1962-1967). Umat yang datang beribadat bersal dari Galang, Juhar Baru dan Pulohali. Saat itu Pastor mempercayakan R. Datubara sebagai Pengajar persiapan penerimaan baptis (Pangajari) bagi umat di Juhar baru.
Dalam perjalanan berikutnya mereka berupaya untuk mendirikan bangunan gereja. Atas bantuan bapak Nainggolan (Camat Galang waktu itu) mereka berhasil mendapat tanah seluas 2 Ha dan mulai membangun gedung gereja. Proses pembangunan itu ditempuh dengan cara mengumpulkan sumbangan semen 2 sak per KK. Namun keluarga yang lebih mapan diminta untuk memberikan semen lebih dari 2 sak. Dengan demikian pembangunan gereja terlaksana dengan cepat. Gereja Stasi St. Antonius Galang berdiri pada tahun 1968. Gereja pertama ini diresmikan oleh Mgr. DR. Ferrius Van de Hurk.
Dengan berjalanya waktu, umat stasi St. Antonius Paroki Gembala Yang Baik Lubuk Pakam selalu berupaya untuk membangun iman dan gedung gereja mereka. Pada 1 Desember 2019 stasi St. Antonius Galang adakan pesta pemberkatan gereja baru sekaligus pelantikan pengurus gereja se-Paroki GembalaYang Baik Lubuk Pakam. Gereja ini diresmikan oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap. Dan pada acara ini juga turut hadir Gubernur Sumatera Utara Edi Rahmayadi, Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan dan Bupati Sergai Soekirman.
Umat Stasi Galang Terbuka dan Mandiri
Sejak stasi St. Antonius Galang berdiri (1961), sudah 13 kali umat bergantian menjabat sebagai Ketua Dewan Stasi (KDS). Alboin Jaingot Simbolon, B. Simbolon, Diran Sormin, R. Datubara, Jaraya Purba, Rulan Ginting, Alboin Jaingot Simbolon, Diran Sormin, Fransius Purba, Stel Karokaro, Badir Urbanus Simbolon, Frentin Markus Simbolon, Eustakeus Galis Embu. Para pengurus ini bekerja dengan pengabdian dan dedikasi yang baik. Frentin Markus Simbolon Menjabat Ketua Dewan Stasi (KDS) Selama 2 Priode (10 Tahun). Selama menjabat sebagai KDS (2009-2019), ia selalu berusaha melayani umat dengan baik. “Sebenarnya bapak Frentin Markus Simbolon ini sangat mantap menjalankan tugasnya menjadi KDS. Tetapi kerena peraturan Keuskupan, hanya bisa menjabat 2 priode maka beliau harus diganti,” tutur KDS baru, Eustakeus Galis Embu.
Eustakeus Galis Embu bersama keluarga awalnya tinggal di stasi St. Yosef Sei Sekambing, Medan. Karena ia lolos sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS) di Tebing Tinggi dan istrinya Henny Lusinde Lumbanraja juga lolos PNS di SMA Kotarih Galang, maka tahun 2009 keluarga ini memutuskan untuk pindah ke Galang. Dan sejak itu mereka bergabung dan aktif di stasi St. Antonius Galang. Pada tahun 2014 Eustakeus Galis Embu bertugas menjadi Wakil Ketua Dewan Stasi. Tahun 2019 ia terpilih menjadi Ketua Dewan Stasi, dilantik pada 1 Desember 2019 dan mulai aktif pada Januari 2020. “Saya bertugas menjadi KDS masih 2 bulan, tentu belum banyak pengalaman. Saya berasal dari Ende-Flores- NTT, tentu sebagai KDS saya harus banyak belajar adat istiadat batak karena umat di stasi St. Antonius Galang rata-rata suku Karo, Toba dan Simalungun. Tetapi syukur ibadat di stasi Galang memakai bahasa Indonesia, jadi tidak begitu sulit bagi saya,” Curhat bapak 2 orang anak ini.
Eustakeus Galis Embu mengakui kehadiran umat di Gereja setiap hari minggu berkisar 80 % dan kehadiran umat di doa lingkungan berkisar 75 %. “Galang itu umatnya luar biasa. Mereka terbuka dan mau diajak mandiri. Mereka hanya perlu pendekatan agar mau berjuang bersama untuk membangun kehidupan menggereja di stasi Galang,” tambah bapak kelahiran 28 Desember 1974 ini. Eustakeus Galis Embu sebagai KDS stasi Galang akan selalu berusaha melayani dengan baik. Dan ia berencana untuk menjalankan semua kebijalan dan peraturan dari Paroki. “Kedepan saya akan tetap bekerjasama dengan para pengurus yang lama. Kita akan mengajak umat untuk menjalankan liturgi dengan baik. Dan bersama-sama menjalankan semua kebijakan dan peraturan dari Paroki atau Keuskupan. Karena saya percaya ketika kehidupan iman dan rohani umat berjalan dengan baik maka kehidupan dikeluarga pun akan semakin baik,” tambah pak KDS. Rina Barus