MARAH
RENUNGAN KATOLIK HARI INI, JUMAT 6 MARET 2020
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Yeh. 18:21-28; Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Mat. 5:20-26.
Kel. 12:21-36.
Warna Liturgi Ungu
=====
Semua kita pernah marah, tak kecuali Pastor, Uskup bahkan Paus. Yesuspun dikisahkan pernah marah di Bait Allah karena orang-orang menggunakan rumah Tuhan sebagai tempat bisnis. Alasan kemarahan Yesus sangat jelas. Namun, amarah yang tidak jelas tujuannya atau kepentingannya dicela oleh Yesus.
Dalam Injil hari ini Yesus berkata, “Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus di hukum”.
Hukuman itu tidak berlaku hanya di dunia ini. Amarah akan membawa kita kepada kematian kekal. Amarah kita potensial juga mematikan orang lain. Amarah itu hanya akan merugikan kita. Jika kita marah artinya kemarahan itu menguasai kita.
Amarah itu dari si iblis, maka iblis menguasai kita. Yakobus dalam suratnya mempertegas “sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah” (1:20).
Orang marah tidak dapat berlaku baik di hadapan Allah. Maka mungkinkah orang yang dikuasai si jahat tidak mendapat hukuman dari Allah?
Hidup kita adalah persembahan kepada Allah. Apakah kita mempersembahkan hidup, pekerjaan dan keluarga kita kepada Allah jika kita marah? Tidak. Melainkan mempersembahkannya kepada si jahat. Maka Yesus berkata,
“…Tinggalkan persembahanmu di atas mesbah itu pergilah berdamai dahulu, kemudian kembalilah mempersembahkan persembahanmu.”
Inilah cara hidup yang dikehendaki Allah dari para murid-muridnya, dari kita semua.
Kita diajak berdamai dengan warna kehidupan ini. Dimanapun kita berada, di tempat kita bekerja ataupun di hadapan orang-orang di sekitar kita. Dengan orang-orang di jalanan, dengan pemeluk agama-agama lain. Dengan kelompok atau partai lain, dengan sikap dan perilaku sesama yang seaneh apapun itu.
Pesan Paulus kepada kita, “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan” (Ef 4:31).
“Dan sekarang, buanglah semua marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu” (Kol 3:8).
Inilah hidup yang pantas di hadapan Allah. Memelihara mulut dan hati kita, amin!
(Pastor Alexander Silaen OFMCap)