KEKUATAN DARI BERBAGI
Mengapa ada orang yang ‘lapar’? Lapar dalam arti yang lebih luas. Salah satu masalahnya adalah Orang yang mempunyai “makanan” tidak mau membagikannya kepada orang yang tidak mempunyai. Lagian selalu mempunyai banyak alasan, agar tidak membagi. “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.”
Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa orang yang dekat dengan Dia. Kebutuhan hidup mereka baik secara rohani dan jasmani harus terpenuh. Terjamin. Hal ini menggambarkan bahwa Tuhan mencintai dan memperhatikan semua orang secara adil dan merata. Mengapa orang yang dekat dengan Tuhan akan terpenuhi kebutuhan hidup rohani dan jasmani? Salah satu dampak dekat dengan Tuhan, atau dengan kata lain sungguh-sungguh beriman akan memiliki dan mewaris semangat cinta, kasih, dan keadilan Tuhan. Mereka akan dengan senang hati membagi, sehingga semua berkecukupan. Mentalitas yang ditanamkan Tuhan adalah: Kamu harus memberi mereka makan. Adalah kontras kalau kita mengatakan bahwa kita beriman, dekat dengan Tuhan, religiositasnya tinggi, berke Tuhanan yang Maha Esa, tapi tidak mewarisi sifat Tuhan yang satu itu, yakni: BERBAGI
Saudara dan saudariku. Tantangan kita dalam berbagi kepada sesama adalah: SELALU MERASA TIDAK CUKUP. Pertanyaan reflektif yang menantang kita adalah: Kapan kita merasa berkecukupan? Sudah mempunyai ini, mau tambah lagi itu. Bahaya konsumerisme adalah selalu merasa tidak cukup. Ibaratnya minum air laut, makin diminum, makan haus. “Yang ada pada kami disini hanya lima roti dan dua ikan.” Penekanan pada kata: HANYA. Realitas yang Tuhan tunjukan adalah: SAAT KITA MEMBAGI KASIH, pada saat yang sama sedang MEMPENGARUHI ORANG LAIN UNTUK TURUT MEMBAGI KASIH. Disana ada sukacita dan kebahagiaan bersama, semua merasa berkecukupan bahkan lebih.” Dan mereka semua makan sampai kenyang. Kemudiaan orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.” Anda bayangkan sisanya saja masih cukup untuk semua bangsa, yang disimbolkan dengan 12 suku Israel.
Tuhan mengajak agar selalu menanamkan dan mengembangkan MENTALITAS BERBAGI dalam kebersamaan kita, di keluarga, komunitas religius, tempat kerja, komunitas-komunitas sosial lainnya. Dengan berbagi kita tahu makna dari: KASIH, KETULUSAN, KEPRIHATINAN BERSAMA, SUKACITA BERSAMA DAN KEADILAN. Siapa yang paling tahu bahwa anda MEMPUNYAI ATAU TIDAK? ADALAH ANDA SENDIRI DENGAN TUHAN. Kamu harus memberi mereka makan, sedang MENGUJI DAN MENGGUGAT KEJUJURAN KITA UNTUK BERBAGI. “Lalu disuruhnya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambilnya 5 roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit, dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada murud-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikan kepada orang banyak.” (Hari Minggu Biasa yang ke 18 – 2020)
Hubert OSC