Lembut Dan Rendah Hati
Mari kita belajar dari bulir padi. Merunduk – sembah berarti berisi. Sebaliknya mendongak – angkuh berarti kosong alias tidak ada isinya. Tuhan lemah-lembut dan rendah hati maka Ia mampu mengalami dan merasakan KEBESARAN ALLAH.
Sebaliknya orang bijak pandai yang mendongak angkuh seakan dialah yang di atas langit tidak akan mampu melihat, dan mengalami kebesaran Allah. Mereka merasa berada di atas langit, padahal masih ada langit di atas langit. “Ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semua itu Engkau sembunyikan bagi orang yang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil”
Saudara dan saudariku. Kita adalah orang kecil dan sederhana, dalam arti kalau kita mau merunduk rendah terhadap Tuhan yang Maha Besar, Tuan atas langit dan bumi ini. Camkanlah sepandai-pandainya engkau di hadapan Tuhan tak ada artinya. Sebijak-bijaknya engkau di hadapan Tuhan tak ada bandingannya.
Orang yang merunduk rendah dan bersimpuh di hadapan Tuhan adalah orang yang sungguh beriman. Orang yang tahu menempatkan diri. Orang-orang yang sungguh dikenal Tuhan. “Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak ada yang mengenal Bapa selain Putra dan orang yang kepadanya Putera itu berkenan menyatakannya.”
Hanya orang yang tulus dan rendah hati, yang tahu menghargai, melihat, dan mengakui kelebihan orang lain, sebagai sebuah anugerah. Tanpa melihat status sosialnya, dari mana asal-usulnya. Tanpa harus memperhitungkan keuntungan, dan berkepentingan dalam pengakuannya. Misi kita bersama menjadi orang beriman yang tulus dan rendah hati. “Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”.
Hubert OSC.