NEWSPESONA GEREJAREFLEKSI

Stasi Santo Pius, Tanjungpura, Umat Katolik Tanpa Bagunan Gereja

Loading

Komsoskam.com- Stasi Tanjungpura adalah stasi paling Selatan yang terletak ± 25 km ke arah selatan dari Paroki St. Paulus, Pangkalan Brandan. Stasi ini berbatasan dengan Paroki Bunda Pertolongan Abadi, Binjai. Menurut Financius Sipayung, yang menjadi pioner stasi ini, sejak  bulan Maret 1954 beliau diangkat menjadi Pegawai Negeri, khususnya sebagai Pegawai Penjara dan tinggal menetap di kota Tanjungpura mulai pada bulan Mei 1954 di kampung Karantina. Waktu itu daerah Tanjung Pura menjadi bagian paroki Katedral Medan.

Di Tanjung pura belum ada perkumpulan umat Katolik, karena belum ada umat Katholik lainnya. Tahun 1960 sampai tahun 1973 keluarganya bergereja di Air Hitam, yang letak di dekat Kilang Bersama. Berhubung gereja Air Hitam dipindah ke Bukit Delapan, yang jauh dari Tanjung Pura, maka pindahlah bergereja di Martoba Gebang. Supaya memudahkan keluarga bersama-sama anak-anak menggereja setiap Minggu, Pastor Pius Datubara (sebelum diangkat sebagai Uskup -Red), menunjuk rumah Bpk. Sipayung sebagai tempat ibadat dan doa lingkungan. Mulai saat itu umat yang berjumlah 3 (tiga) keluarga bisa beribadat dengan teratur.

Pada tanggal 7 April 1975, Pastor A.G Pius Datubara, selaku pastor Paroki gereja Katedral Medan, mengeluarkan surat yang ditujukan kepada Muspida Kecamatan Tanjungpura, yang memberitahukan bahwa Perkumpulan Jemaat Katolik di Tanjung Pura setiap Minggu dan setiap hari Besar Kristiani mengadakan ibadat/doa lingkungan di rumah Bpk. Sipayung, voorhanger saat itu. Setiap malam minggu umat Katolik Tanjungpura mengadakan doa secara bergiliran dari rumah ke rumah.

Surat itu sampai sekarang masih menghiasi rumah Bpk. Sipayung. Data Umat Umat katolik di Tanjungpura, Langkat yang mulai sejak 8 April 1973 dengan jumlah 3 KK sampai tahun 2012 (39 tahun) berkembang mencapai 28 KK dengan jumlah umat 128 orang. Karna wilayah Stasi Tanjungpura termasuk wilayah agama Mayoritas, maka sampai saat ini mereka belum memiliki Gedung Gereja.

Adapun pengurus gereja stasi Tanjungpura saat ini sebagai berikut: KDS : Bohler SilalahiWakil KDS : P. HatugalungSekretaris : N. br. RajagukgukSekretaris II : Heri HutagalungBendahara: R. br. Perangin-angin.Bendahara II : H. Br. Manurung. Harapan dari pengurus stasi Santo Pius Tanjungpura adalah berdirinya Gedung Gereja agar mereka bisa melaksanakan kegiatan rohan.

“Kami tidak mengharapkan Gedung Gereja yang megah tapi tempat ibadat yang tetap saja. Kami sudah sangat bersyukur jika gereja bisa berdiri, ucap Ny. Surbakti br. Perangin-angin selaku pengurus Stasi Santo Pius, Tanjungpura.

Tulisan ini juga dimuat dalam Majalah Menjemaat Rubrik Pesona Gereja-Tahun Ke- 42 Januari 2020 (Maria Dedek)

Facebook Comments

Leave a Reply