Berman Manullang Melayani Dengan Total
“Aku berbahagia, bila orang lain berbahagia karena aku”. Demikian motto hidup dari pria yang acapkali tampak agak serius ini. Namanya, Berman Manullang. Pria kelahiran Hutanamora, 13 Januari 1983 ini sangat aktif dalam pelayanan di gereja. Kalau kita membuka laman facebooknya, maka kita akan menyaksikan betapa aktifnya ia melayani di gereja. Status demi status di facebook itu menjelaskan semua aktifitas pelayanannya. Bukan baru sekarang ini dia aktif dalam hidup menggereja dan bukan pula karena ia bekerja di gereja maka dia aktif.
Sudah sejak lama. Ketika ia masih muda dan berstatus doli doli, ia sudah aktif dalam hidup menggereja. Ketika ia doli doli, ia sudah ikut dalam Sekolah Kader Pastoral (Sekapal) yang diselenggarakan Dewil Parbasa (Parapat, Toba, dan Samosir)—kala itu pembagian wilayah masih disebut Dewil, belum Vikariat. Dia mengikuti pembinaan bersama dengan peserta yang lain selama kurang lebih 3 tahun. Tiga hari dalam sebulan, pada hari Minggu sampai dengan Selasa kedua setiap bulannya, dia berada di PPU Parapat untuk mengikuti pembinaan. Setelah pembinaan itu, semangat pelayanannya semakin membara.
“Pembinaan yang saya dapatkan dari Sekolah Kader Pastoral sangat membantu saya untuk mengenal lebih mendalam tentang gereja; dan saya kira itu jugalah yang semakin menyemangati saya untuk semakin terlibat dalam hidup menggereja”, demikian dituturkan oleh beliau.
Yang menarik dari sosok ini adalah totalitasnya dalam pelayanan di gereja. Suami dari Mei Hia Synta Tumanggor ini, saat ini mengemban tugas sebagai “katekis” di Paroki St. Mikhael, Pangururan. Di Paroki pada periode 2016-2021, ia dipercaya sebagai koordinator Seksi Liturgi dan Katekese. Selanjutnya, untuk periode 2021-2016, ia dipercaya menjadi sekretaris DPPH. Selain itu, ia juga diberi kepercayaan untuk menjadi ketua lingkungan St. Josef—salah satu lingkungan di Stasi St. Martinus, Siambalo—sekaligus menjadi Ketua Dewan Pastoral di Stasi St. Martinus, Siambalo.
Ia juga bekerja bagi negara sebagai penyuluh non PNS Agama Katolik Kantor Kementrian Agama Kabupaten Samosir. Bisa dikatakan, hampir sebagian besar waktunya setiap hari ia persembahkan untuk gereja. Dia dipercaya untuk mengemban tugas tentulah karena ia diyakini mampu dan mau; walau menurut dia, kemauan masih lebih besar dari kemampuan. Menurut dia soal kemampuan masih bisa ditingkatkan.
“Banyak tantangan yang harus dihadapi. Kalau ditanya, apa tidak lelah, tentu saja lelah; namun dalam lelah itu ada sukacita. Bukan hanya sukacitaku, tapi juga sukacita sesama. Itulah kebanggaan saya”, demikian dikatakannya. Pria yang acapkali dipanggil “Pak Manullang” ini berharap bisa mengikuti semangat Pastor Ompung Radboud Waterreus dan meneladani Santo Martinus, pelindung Stasi yang dilayaninya. Seperti Santo Martinus, ia ingin berkata: “Aku ini laskar Kristus”. Lebih lanjut, dia juga mengatakan: “Saya sudah memulai, dan saya akan melanjutkannya”. Semua pelayanan yan saya lakukan adalah bagian dari doaku kepada Penciptaku.
Ketika ditanya apa harapannya ke depan sehubungan dengan perkembangan gereja, dia mengatakan: “Saya berharap semoga semakin banyak orang yang memiliki semangat dalam melayani, melebihi semangat yang saya miliki sekarang ini, sehingga gereja semakin hidup dan maju ke depannya”. Tetap semangat ya amang dalam melayani.
(Fernando HS Tamba)