Bagaimana Cara Menjadi “Orang Besar” ?
RENUNGAN KATOLIK HARI INI, Rabu 11 Maret 2020
St. Eulogius dan Leokita. Yer 18:18-20; Mzm 31:5-6,14.15-16;17b;
Mat.20:17-26 Warna Liturgi Ungu
=====
Menjadi Orang Besar
Seorang umat yang sederhana ditunjuk menjadi ketua lingkungan dengan jumlah KK 18. Yang bersangkutan merasa keberatan dengan berbagai alasan ketidakmampuan. Namun akhirnya bersedia, dan pelayanan pertama yang ia lakukan adalah kunjungan warga. Namun kali ini dalam kunjungannya, ia melihat dan mendata rumah-rumah yang ada salibnya.
Akhirnya, setelah enam bulan berikutnya, ditemukan dua kali lipat jumlah keluarga katolik di lingkungan tersebut. Seperti lingkungan-lingkungan lainnya, ia memberikan waktunya untuk menjalankan tugas sebagai ketua lingkungan dengan berbagai kegiatan, walaupun sederhana namun sesuai dengan kebutuhan umat setempat.
Sejak jaman reformasi, kita biasa mendengar istilah KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Orang dengan cara yang tidak terpuji mengambil sejumlah uang yang bukan miliknya. Dengan berbagai cara, orang memperoleh kedudukan atau kekuasaan. Intinya orang melakukan KKN untuk kepentingan pribadi maupun kelompoknya.
Sosok Pelayan
Memang siapa orang tua yang tidak ingin dan bangga kalau anaknya menjadi sosok petinggi dan sejahtera. Harapan semua orang tua, anaknya menjadi sosok orang besar, sukses dan terpandang di tengah masyarakat. Tak terkecuali ibunda Yakobus dan Yohanes yang menginginkan anak-anaknya memiliki kedudukan disebelah kanan kiri Yesus, yang dalam pandangannya Dia akan menjadi Mesias, tokoh politik yang menyelamatkan dan mensejahterakan dunia.
Padahal bagi Yesus, sosok terbesar adalah mereka yang melayani. Dia pula yang memberikan teladan dengan sentuhan-sentuhan tangan-Nya memberikan kesembuhan bagi yang sakit, yang lapar dikenyangkan, dan bahkan yang mati diberi kehidupan. Motivasi-Nya adalah untuk kebaikan keselamatan semua orang. Pembasuhan kaki dan salib-Nya mengingatkan kita akan totalitas pelayanan Tuhan dengan cinta kasih-Nya.
Bagi para pengikut-Nya, kini boleh bertanya pada diri sendiri, apakah aku sudah berusaha menjadi pelayan yang baik, memberi waktu untuk pelayanan dan berani berkorban untuk kepentingan dan keselamatan sesama ?
Banyak tokoh gereja yang terkemuka karena mereka berkenan menjadi hamba Tuhan yang baik, berani berkorban bahkan berkenan menjadi martir.
Meskipun kita tidak berharap menjadi pelayan yang terkenal, namun kiranya bagi kita, mau dan mampu melakukan pelayanan. Walaupun kecil dan sederhana, namun bila dilakukan dengan ketulusan hati, tentu juga akan menyenangkan hati Tuhan. Orang yang demikianlah bagi Tuhan dianggap sebagai sosok yang terbesar.
(Pastor Antonius Eko Susanto OSC/ AES)