KATEKESEREFLEKSI

BACAAN INJIL, KAMIS 24 SEPTEMBER 2020

Loading

LUKAS 9:7-9

Entah karena kita yang salah atau orang lain yang salah, yang pasti kita pernah membenci seseorang bahkan sangat membencinya. Sebenarnya apa yang kita dapatkan ketika kita membenci orang lain? Jika di akui dengan jujur, apapun alasannya kita membenci sesama , kita tak pernah memperoleh apa-apa darinya, selain hanya merusak diri sendiri, ibarat buah mangga  yang nampak menarik kulit pembungkus tetapi isinya telah digerogoti ulat yakni kebencian, amarah, dendam dll. Kebencian tak pernah akan menjadi jalan keluar penyelesaian sebuah persoalan. Kita bisa saja  mengelak atau menghindari  kehadiran orang yang kita benci tetapi kita tak akan mampu membunuh bayangannya dalam pikiran kita.

Kita selalu ingin tahu tentang dirinya, dan setiap mendengar namanya, hati kita menjadi kacau atau gelisah. Bisa dikatakan setiap mendengar tentang dirinya kita menjadi galau.   Dalam bacaan yang kita dengar, Herodes, merasa cemas.  Kecemasan muncul karena ada berita tentang kebangkitan Yohanes pembabtis dari antara orang mati. Yohanes Pembaptis yang telah disuruh Herodes dipenggal kepalanya hanya karena demi harga diri. Ia cemas karena ia tahu bahwa Yohanes adalah nabi Allah, dan bisa membawa malapetaka dalam hidupnya. Namun kabar yang tidak jelas pun membuatnya kaget dengan segala hal yang dilakukan Yesus. Yesus dianggap sebagai seseorang yang diutus Allah, melakukan perbuatan-perbuatan ajaib yang membuat orang tercengang dengan semua perbuatannya.

Baca juga  SUKACITA NATAL 2020 DALAM BAYANG-BAYANG PANDEMI COVID 19

Ini bukanlah hal yang lazim atau sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari,  maka orang-orangpun mulai mengikutinya dan berbicara tentang dirinya. Melihat itu Herodes semakin penasaran dan ingin bertemu dengan Yesus. Ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus. Tetapi kerinduannya untuk melihat Yesus tidak digerakkan oleh suatu tujuan yang luhur dan hati yang murni. Ia memang mendengar banyak tentang Yesus, tentang semua kebesaran yang ada padanya dan tentu saja iapun tahu tentang siapa saja yang melingkungi Yesus, yang tidak lain adalah orang-orang yang tidak diperhitungkan olehnya termasuk Yohanes . Karena itulah tak ada tanggapan yang muncul darinya. Tidak ada lahir sikap iman yang mengakui bahwa dalam diri Yesus, Allah tengah berkarya untuk kebaikan seluruh bangsa. Tindakannya pada Yohanes tidak sedikitpun memberi rasa sesal dan  Ia juga tak mampu memahami apa yang terjadi dalam karya dan hidup Yesus.

Sikap seperti herodes ini mungkin juga kita hidupi dalam  diri kita, tatkala berhadapan dengan ajaran dan perbuatan Yesus dalam hidup kita. Kita mungkin suka mendengar tetapi hanya  sebatas menjadi bahan pergunjingan semata dan tidak sampai pada suatu  reaksi yang seharusnya yang kita tunjukkan ketika berhadapan dengan hidup, dan ajaran Yesus. Yesus  selalu membuat keajaiban, selalu menunjukkan hal-hal yang luar biasa dalam hidup kita,  namun kadang kala semuanya berlalu begitu saja tanpa disadari, dinikmati, apalagi disyukuri. Semuanya terjadi dan berlalu begitu saja, apalagi jika hati, perasaan, dan pikiran dibelenggu oleh permasalahan, kecemasan, kegelisahan, maka kita semakin tidak menyadari keajaiban dan berkat Tuhan didalam hidup kita. Tuhan selalu membuat keajaiban, selalu menunjukkan hal-hal yang luar biasa, namun kita sering menutup mata hati kita sehingga kita tidak melihat, tidak memahami  dan menyadari berkat yang diberikan. Oleh sebab itu, marilah kita membuka mata hati kita untuk melihat keajaiban yang Tuhan berikan kepada kita. Tuhan berkarya tidak saja dalam hal-hal yang besar, namun sering terjadi dalam hal yang kecil, yang sering kita abaikan. Janganlah seperti Herodes, yang penasaran ingin melihat Yesus namun tidak merasakan keajaiban karena menutup pintu hatinya. Sebagai pengikut Kristus, mari kita membuka hati untuk melihat keagungan Tuhan, melihat tanda-tanda ajaib yang Tuhan berikan dalam hidup dan aktifitas harian kita. Amin.

Facebook Comments

Rina Barus

Menikmati Hidup!!!

Leave a Reply