Kursus Menemukan Inti dan Pesan Kitab Suci
Ratusan pengurus gereja Paroki St. Antonio Maria Claret, Tomok-Simanindo mengikuti Kursus Menemukan Inti dan Pesan Kitab Suci pada Sabtu, 24 September 2022 di aula Paroki. Kegiatan kursus sehari ini dipandu oleh tim dari Komisi Kerasulan Kitab Suci KAM. Tim dari Komisi yang mendampingi yakni Sr. Petronella Br. Karo KSSY dan Fernando HS Tamba.
Sebenarnya, sudah lama Paroki ini hendak mengadakan kursus, tapi karena pandemi Covid-19, kursus belum dilaksanakan. Apa yang dicita-citakan sejak lama itu pada akhirnya bisa terwujud. Kursus ini dilaksanakan sebagai bagian dari program pembekalan pengurus gereja yang baru yang sudah dilantik beberapa waktu yang lalu. Kursus ini, pertama-tama dimaksudkan untuk semakin menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan pengurus gereja pada Kitab Suci. Selain itu, kursus juga dimaksudkan untuk semakin memampukan para pengurus gereja dalam mempersiapkan kotbah atau renungan. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh pengkotbah adalah keterampilan dalam menemukan inti dan merumuskan pesan Kitab Suci.
Kursus ini dimulai dengan ibadat pembuka yang dipandu oleh RD Sabat Nababan. Ibadat ini dimaksudkan untuk memohon kehadiran Roh Kudus sehingga kegiatan kursus dapat berjalan dengan baik. Setelah selesai ibadat, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Seksi Kitab Suci, DPPH dan Pastor Paroki. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaparan materi. Pada sesi pertama kepada peserta dijelaskan tentang mengapa harus membaca Kitab Suci, apa itu Kitab Suci, mana daftar Kitab Suci Katolik, dan bagaimana cara membaca Kitab Suci.
Langkah membaca Kitab Suci
Ada tiga tahap yang harus ditempuh saat membaca Kitab Suci: sebelum membaca, ketika membaca, dan setelah membaca. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membaca yakni: (1) memegang 3 prinsip dasar Kitab Suci: tidak memastikan sesuatu yang belum pasti tentang KitabSuci, setia pada Kitab Suci sebagai sumber, dan tidak menafsir menurut kehendak sendiri; (2) membaca seturut penanggalan liturgi, dan (3) memulai pembacaan Kitab Suci dengan doa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat membaca yakni konteks kutipan, ayat sejajar, kutipan sejajar, kamus, dan peta. Semua ini masih ada dalam Kitab Suci. Setelah selesai membaca Kitab Suci, pada bagian akhir harus ditutup dengan doa untuk memohon kekuatan dari Roh Kudus sehingga dimampukan untuk mengamalkan isi Kitab Suci.
“Seorang pengurus gereja dipanggil untuk mewartakan sabda Allah; salah satunya lewat kotbah. Seorang pengkotbah harus menyadari bahwa bahan utama dari sebuah kotbah atau renungan adalah Kitab Suci. Ketika dihadapkan pada sebuah perikop, para pengkotbah harus memahami perikop itu dengan baik agar mampu menemukan inti perikop. Selanjutnya, berdasar pada inti yang telah ditemukan itulah kemudian pesan dari perikop dirumuskan. Syarat untuk menemukan inti dan pesan utama dari sebuah perikop adalah dengan memahami perikop itu dengan baik. Bila perikop tidak dipahami secara lengkap, maka rumuskanlah inti dan pesan dari bagian yang dimengerti saja”, demikian dijelaskan oleh narasumber.
“Seorang pengkotbah harus berusaha untuk memahami perikop dengan baik agar ia mampu menghayatinya dengan baik pula. Pemahaman dan penghayatan inilah yang kemudian dibagikan kepada umat lewat kotbah. Seorang pengkotbah harus mengupayakan berbagai cara agar kotbahnya dimengerti oleh umat. Jangan kiranya umat mengupayakan berbagai cara demi memahami apa yang disampaikan oleh pengkotbah”, demikian yang menjadi pesan terakhir dari narasumber. Setelah seharian berbicara tentang Kitab Suci, pada akhirnya kursus ditutup oleh RD Sabat Nababan, selaku Pastor Paroki. (Fernando HS Tamba)