NASIONALNEWSREFLEKSI

TOLAK Human “Trafficking dan Kekerasan

Loading

Komsoskam.com – Maumere- Pada hari sabtu 8 Februari 2020 para frater Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero Maumere NTT merayakan peringatan Santa Josephine Bakhita. Santa Josephine Bakhita merupakan santa pelindung korban perdagangan manusia dan perbudakan. Ia lahir di Darfur Sudan pada tahun 1869 dan kemudian ia diculik dan dijual sebagai seorang budak.

Ia kemudian melarikan diri dari tempat perbudakannya dan dibaptis menjadi seorang katolik. Ia kemudian menjadi anggota kongregasi Cannosian dan berjuang untuk menyelamatkan sesamanya yang menderita. Pada 8 februari 1941 ia meninggal dunia dan kemudian dikanonisasi pada tanggal 1 Oktober 2000 oleh Paus Yohanes Paulus II.

Kirab-kirab perayaan memperingati Santa Bakhita dilaksanakan oleh para frater Seminari Tinggi Ledalero dengan disponsori oleh relawan TRUK-F (Divisi Perempuan) Maumere. TRUK F merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat NTT yang merupakan kerjasama antara tim JPIC (Justice Peace and Integration Creation) Kongregasi SSpS dan SVD. Lembaga ini aktif menangani kasus human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan serta anak-anak. Acara ini dimulai dengan kegiatan road show pada pukul 07.00 wita dengan rute kantor TRUK-F (Divisi Perempuan) Maumere hingga pasar Lekebai, Bhera, Mego, Kabupaten Sikka, NTT.

Sepanjang perjalanan diadakan kampanye publik dengan orator Pater Vande Raring, SVD dan diselingi dengan penampilan band oleh para siswa SMA Baktiyarsa Maumere serta seruan yel-yel oleh para frater. Setelah tiba di pasar Lekebai, acara dilanjutkan dengan kampanye dan orasi tolak aktivitas perdagangan orang (human trafficking) dan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.

Baca juga  Membangun Spiritual Ekologis Novis Kapusin

Acara selanjutnya diadakan pada pukul 17. 30 di halaman depan Biara Susteran SSpS Maumere.  Kegiatan ini diisi dengan tampilan band oleh para frater seminari tinggi Ledalero, pembacaan contah-contoh kasus serta refleksi terhadap aktivitas perdagangan manusia dan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.

Kemudian acara dilanjutkan dengan ibadat sabda yang terintegrasi dengan dinamika refleksif tentang aktivitas haram ini dengan membangun komitmen baru untuk sungguh memerangi tindakan ini. Komitmen-komitmen ini diwujudnyatakan dalam penyalaan lilin pengharapan dan aksi seribu lilin yang diikuti oleh para suster SSpS, para pater dan frater dari seminari tinggi Ledalero serta anak-anak asrama Baktiyarsa

Pater Otto Gusti Madung, SVD dalam sambutannya mengulas refleksi Paus Fransiskus berkenaan dengan aktivitas human trafficking sebagai suatu aktivitas berjejaring yang tak berperikemanusiaan dan karena itu harus dibasmi. Uang-uang hasil transaksi aktivitas gelap ini direfleksikan sebagai uang yang berlumur darah dan hal ini tentu sangat memprihatinkan kita semua. Selanjutnya Sr. Eustachia selaku pemimpin TRUK-F dalam sambutannya sangat mengapresiasi semua kegiatan yang dilaksankan dalam rangka memperingati santa Bakhita.

Beliau menandaskan bahwa dalam realitas hidup setiap hari kelompok yang rentan terhadap kasus human trafficking dan berbagai kekerasan ialah perempuan dan anak-anak. Maka dengan adanya kegiatan-kegiatan ini diharapakan agar kesadaran masyarakat semakin terbuka dan dengan itu dapat mempersempit jaringan setan ini. Lebih lanjut suster Eustachia menegaskan keluhuran martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sudah sepatutnya dijaga dan dipelihara.

Baca juga  Memperingati Hari Bumi “Invest in Our Planet”

Tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak serta aktivitas perdagangan orang merupakan tindakan tak berperikemanusiaan dan melanggar hak asasi manusia. Menanggapi hal ini suster Eustachia lagi-lagi menegaskan bahwa semua pihak baik pemerintah dan masyarakat perlu bergandengan-tangan dalam memberantas human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan serta anak-anak.

Ia optimis dengan bantuan Tuhan tentu semuanya dapat diatasi. “Momen ini merupakan kesempatan bagi kita untuk berefleksi dan membangun komitmen untuk menolak aktivitas haram ini” tukas Suster Eustachia menutup seluruh rangkaian acara malam seribu lilin itu.

(Theos Seran | Penulis berasal dari Ledalero Maumere, NTT)

Facebook Comments

Leave a Reply