KATEKESEREVIEWS

Resensi Buku | “LIHATLAH TUBUHKU”

Loading

Judul buku ini mencolok. “Lihatlah Tubuhku” sebuah karya Pastor Jesuit, Deshi Ramadhani, terbitan Kanisius 2009. Benar, buku ini memang bukan buku baru terbit, tapi muatannya  tidak akan basi. Masih sangat aktual, terutama untuk generasi kita saat ini yang digempur “hiburan-hiburan penggoda mata”.

Selain judul yang menarik, cover depannya juga menampilkan gambar yang menyimpan makna. Dua pasang bola mata. Sepasang mata pria berkacamata dan sepasang lagi bola mata wanita tanpa kaca mata. Sungguh, ada pesan yang mendalam hendak disampaikan lewat visual tersebut.

Hal yang menggelitik juga tampil mengikuti. Di bawah judul besar buku ini dituliskan “Membebaskan Seks Bersama Yohanes Paulus II”.  Wah..wahh ini buku apaan? Gila.. pikirku awalnya. Mengundang penasaran dan sekaligus tanda tanya. Apakah buku ini untuk orang yang dipenjara seks? Lalu bagaimana kaitannya dengan Paus Yohanes Paulus II yang telah digelari Orang Suci  atau Santo  pada 2014 tersebut?  Rupanya ini berkaitan erat dengan ceramah ceramah beliau terkait topik  Theology of  the Body.

Yakni Teologi Tubuh yang akan menjadi bom waktu teologis  dan akan menimbulkan efek dramatis di abad 21 ini” kata George Weigel, penulis biografi Yohanes Paulus II.

Kembali mengenai judul. Ini mengingatkanku pada istilah “you can see”  yang populer pada dekade 1950-an. Awalnya tren can see itu berupa busana baju tanpa lengan, lalu timbul variasi can see lainnya yang meluas dari Amerika hingga Eropa. Sederhananya You can see, memang bisa berarti, kamu dapat melihat sebagain dari yang tertutup. Seakan menawarkan sedikit,  dari sesuatu yang amat berharga, rupanya hanyalah gaya atau estetika busana yang digunakan para wanita terdidik, dengan pengetahuan tentang mode dan fashion kala itu. Namun tidak tertutup kemungkinan berupa kepentingan bisnis.

Lantas pro dan kontra tidak pernah absen. Ada perlawanan dan ada pembelaan.  Katanya ini mengundang hawa nafsu. Mengundang dosa hingga melanggar tata norma.  Benarkah demikian? Pandangan atau kondisi inilah yang disebut  sebagai kesalah-pahaman terhadap seks, sebagaimana diungkap oleh Paus Yohanes Paulus II dalam  buku “ Lihatlah Tubuhku” ini.

Dalam bab pertama Romo Deshi memberi judul, “Melihat Tubuh, Melihat Allah. ” Tubuh sesungguhnya, hanya tubuh, mampu membuat terlihat apa yang tidak terlihat: yang spiritual dan yang ilahi“ tulisnya sebagaimana dikutip dari Yohanes Paulus II, TOB 19:4: 20 Februari 1980.

Secara jelas, bahasan dalam buku ini mau mengajak, agar kita semua meninjau kembali seluruh cara paham kita tentang seks dan seksualitas. Bagaimana konsep atau paham yang benar menurutnya akan berakibat cara hidup kita. Demikian juga akan bisa berbentur dengan kepentingan bisnis yang banyak bergerak dengan dasar perlakuan dan pemahaman terhadap manusia. Sebut saja seperti perfiman, busana, kosmetik hingga yang mengkhawatirkan dewasa ini berupa peningkatan penjualan alat seks dan robot seks. baginya ini sungguh berlawanan dan didasari atas pemahaman yang salah atas tubuh dan seksualitas.

Lebih lanjut dalam bab ini Romo Deshi juga menjawab praduga pembaca yang menyebut, tau apa Paus tentang seks? Dengan sederhana ia memberi contoh. “ Apakah membunuh itu dosa? Benar. Namun tidak berarti harus membunuh terlebih dahulu baru bisa memahami perbuatan dosa itu bukan? Kata Deshi menyankinkan.  Demikianlah buku ini lebih jauh membahas tentang pandangan Paus Yohanes Paulus II terkait tubuh atau seks yang disalahpahami dewasa ini dan bagaimana mengembalikannya pada hakikatnya yakni bagaimana tubuh manusia sebagai gambar dan  citra Allah.

Karya Dosen Tafsir Kitab Suci, Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta ini patut menjadi referensi bagi kita semua, baik itu Imam, Biarawan-Biarawati, para katekis maupun bagi para awam.  (ST)

Facebook Comments

Leave a Reply