NEWSREFLEKSIREVIEWS

Bahan Pendalaman BKSN 2020 “Sejahtera Jasmani dan Rohani

Loading

SEJAHTERA JASMANI DAN ROHANI (Subtema Bagian 2)
(Lukas 12:13-23)

KATA PENGANTAR
Saudara-saudari umat Keuskupan Agung Medan yang terkasih, hari ini kita akan melanjutkan permenungan Kitab Suci kita. Pada pertemuan pertama, kita telah merenungkan subtema tentang “Meningkatkan Semangat Kerja”. Pada pertemuan yang kedua ini, kita akan merenungkan subtema tentang “Sejahtera Jasmani dan Rohani”.

Apa maksud dari sejahtera jasmani dan rohani? Bagaimana cara mewujudkannya dalam keluarga kita? Inilah yang akan kita renungkan bersama dalam pertemuan yang kedua ini. Kita akan menimba inspirasi dari sabda Tuhan yang dikutip dari Injil menurut karangan Lukas bab 12 ayat 13 sampai dengan ayat 23. Marilah kita membuka hati dan pikiran kita untuk mengikuti permenungan subtema yang kedua ini.

TANDA SALIB
P Marilah kita mengawali ibadat pendalaman Kitab Suci ini dengan membuat tanda kemenangan
Kristus:
X Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.
U Amin.

DOA PEMBUKA

P Marilah berdoa. (Hening sejenak).
Allah Bapa yang maharahim, penyelenggara hidup kami, kami bersyukur kepada-Mu karena
rahmat-Mu yang yang kami alami dalam hidup kami. Kami juga bersyukur atas sabda-Mu yang
tertuang dalam Kitab Suci. Sabda-Mu hendak kami dalami pada pertemuan ini untuk kami jadikan sebagai dasar untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga kami. Kami mohon, utuslah Roh Kudus-Mu untuk menerangi hati dan pikiran kami, agar sabda-Mu yang akan kami dalami dapat kami pahami dan wujudkan dalam kehidupan kami. Berkatilah pendalaman ini agar dapat berjalan dengan baik. Ini kami sampaikan dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U Amin.

BACAAN KITAB SUCI: Luk 12:13-23

Marilah kita mendengarkan sabda Tuhan yang diambil dari Injil Lukas bab 12 ayat 13 sampai dengan ayat 23.
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?” Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan , sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu. ” Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.

Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah. ”

Baca juga  Paroki St. Fidelis Sigmaringen Mempersiapkan Pewarta Kitab Suci

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu , akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan

Ketamakan dapat menjadi pendorong orang untuk mengabaikan persaudaraan dan kekeluargaan. Ketamakan sering kali menyebabkan seseorang jauh dari Tuhan karena lebih mengutamakan harta benda, kuasa dan kenikmatan dibandingkan Tuhan. Orang tidak mawas diri bahwa apa yang dia peroleh berasal dari Tuhan dan tidak peduli entahkan kehidupannya mempunyai dampak sosial positif bagi sesamanya atau tidak. Yang paling penting adalah mengejar kenikmatan dan mereguk kuasa.

Dalam injil yang kita dengar, Yesus dengan gamblang meminta kita para pengikut-Nya untuk jeli melihat bahaya dari ketamakan, Yesus mengatakan: berjaga-jaga dan waspadalah terhadap segala ketamakan. Ketamakan artinya keinginan untuk selalu memperoleh harta sebanyak-banyaknya. Yesus meminta untuk berjaga-jaga dan waspada terhadap ketamakan karena sekalipun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidup orang itu tidaklah tergantung pada kekayaannya itu. Untuk menjelaskan hal ini, Yesus mengisahkan perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh.

Yesus berkata : Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?” Sebenarnya apa yang salah dengan orang kaya tersebut? Orang kaya ini disebut bodoh karena ia berupaya untuk kaya secara jasmani, namun tidak kaya di hadapan Allah. Ia menempatkan harta kekayaan sebagai yang utama, dan melupakan sang Pencipta. Ia mengandalkan hartanya, dan melupakan sang Penguasa atas hidupnya. Orang itu diberkati Tuhan secara materi, ia kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya, namun ia tidak menggunakan hartanya dengan bijak sesuai dengan kehendak Tuhan. Apa yang ada dalam hatinya hanyalah cara menimbun hartanya dan hidup bersenang-senang. Akibatnya, akhir hidupnya sia-sia belaka.

Baca juga  Paroki St. Fidelis Sigmaringen Mempersiapkan Pewarta Kitab Suci

Tuhan menghendaki agar kita kaya atau sejahtera secara jasmani dan rohani. Sejahtera secara jasmani berarti kebutuhan dasar kita yakni pangan (makanan), papan (tempat tinggal), dan sandang (pakaian) juga pendidikan terpenuhi. Sejahtera secara rohani berarti relasi (hubungan) kita dengan Tuhan berjalan dengan baik sehingga kita mampu memaknai hidup. Agar kita mencapai kesejahteraan secara jasmani, maka kita harus bekerja dengan baik, dan semangat. Selanjutnya, agar kesejahteraan secara rohani tercapai maka kita harus mengenal Tuhan, berelasi dengan baik dengan-Nya, dan pada akhirnya melakukan kehendak-Nya dalam hidup sehari-hari, peka dengan kebutuhan sesama dan mau berbagi.

Menjadikan Tuhan sebagai Tuan atas diri kita, dan menjadikan uang yang dikaruniakan-Nya sebagai “hamba” yang kita manfaatkan sesuai dengan kehendak-Nya. Kita harus menganggap keduanya, yakni kesejahteraan secara jasmani dan rohani, sama penting dan harus diseimbangkan. Mari berusaha agar kita sejahtera secara jasmani dan rohani sehingga hidup kita lebih bermakna, lebih bahagia. Amin.

Pesan: Aksi/Niat
Setelah kita mendengarkan sabda Tuhan mari kita membangun niat yang akan dikerjakan sebagai buah dari permenungan kita melalui pertanyaan refleksi ini.

1. Kalau Anda memiliki uang dan Anda melihat ada orang yang butuh bantuan, apa yang
Anda lakukan?
2. Apa yang harus Anda lakukan agar kebutuhan tubuh (jasmani) dan batin (rohani) Anda terpenuhi ?

DOA PENUTUP
P Marilah berdoa. (Hening sejenak).
Allah Bapa yang berbelaskasih, kami bersyukur kepada-Mu atas penyertaan-Mu selama kegiatan pendalaman ini. Kami juga bersyukur atas sabda-Mu yang telah mengingatkan kami akan pentingnya memperjuangkan kesejahteraan jasmani dan rohani. Semoga kami mampu mengamalkan sabda-Mu di dalam hidup kami. Utuslah Roh Kudus-Mu untuk menguatkan kami dalam melaksanakan sabda-Mu. Ini kami sampaikan dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U Amin.

TANDA SALIB
P X Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.
U Amin.

 

Bahan disediakan oleh Komisi Kerasulan Kitab Suci KAM

Facebook Comments

Leave a Reply