Rapat Anggota Tahunan ke-49 Signis Indonesia: Studi Bersama tentang Artificial Intelligence (AI)
Pembukaan rapat anggota tahunan ke-49 Signis Indonesia (Rabu, 31/5/2023), dilaksanakan di Sa’Pak Bayobayo dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Vikaris Episkopalis Toraja, Romo Bartholomeus Pararak didampingi oleh para imam konselebran.
Dalam sambutannnya, RD Antonius Stevan Lalu, selaku Presiden Signis Indonesia mengungkapkan refleksinya tentang Maria yang mengunjungi Elisabet, saudarinya. Dia harus menempuh perjalanan yang sulit dari Galilea ke pegunungan Yudea. Maria membawa kabar gembira yang dia terima dari malaikat Gabriel sehingga Elisabet ikut bergembira. Di sana dia tinggal tiga bulan lamanya.
Anggota-anggota Signis Indonesia mengunjung Sa’Pak Bayobayo dengan 8 jam perjalanan ingin berbagi kegembiraan dengan umat di kevikepan Toraja. Sambutan ini juga menjadi pembuka rapat tahunan Signis ini secara resmi.
Acara dilanjutkan dengan seminar dengan tajuk: “Kecerdasan Artifisial (Artificial Inteligence). Materi dibawakan oleh Pak Andreas Maryoto dan Pak Indra Samsie, M.Kom. Turut di antara para peserta mahasiswa-mahasiswi dari STIPar Toraja dan OMK paroki di wilayah kevikepan Toraja.
Seminar ini sangat berguna untuk para pekerja media termasuk anggota Signis. Signis yang merupakan asosiasi para pekerja media katolik yang meliputi radio, televise, perfilman bersama-sama mengadakan rapat anggota tahunan sebagai ajang perjumpaan dan berbagi informasi.
Tahun lalu rapat anggota tahunan Signis diselenggarakan di Pontianak dengan agenda seputara fund raising. Untuk tahun ini, tema yang diusung adalah berjalan bersama menuju masyarakat 5.0 (society 5.0). Sudah waktunya, semua para pekerja media menyadari bahwa kehadiran Artificial Intelligence (AI) bisa menguntungkan dan sekaligus meresahkan.
Mengapa menguntungkan? Banyak pekerjaan kita yang dimudahkan dalam hal kecepatan, ketepatan, dan ketersediaan (availability). Dengan kecerdasan AI banyak orang yang harus berubah dengan beradaptasi dan bertransformasi, ungkap Pak Indra yang merupakan dosen teknologi informasi di Universitas Dipanegara, Makasar.
Hal senada ditambahkan oleh Pak Andreas Maryoto yang hadir secara daring. Dari sejumlah pertanyaan yang diajukan para peserta, jelas sekali bahwa teknologi yang terbarukan akan menggantikan pekerjaan-pekerjaan manusia. Akan tetapi, harus disadari bahwa teknologi tidak punya jiwa (soul). Manusia menjadi penentu bagi penggunaan teknologi. Teknologi ibarat pedang bermata dua: dapat melukai dan menolong. Manusia tetaplah tidak tergantikan. Namun demikian, manusia harus bisa menggunakan teknologi untuk kepentingan yang lebih baik dan memberikan sentuhan emosional di dalamnya.
Seminar ini sungguh menginspirasi para pekerja media untuk ikut ambil bagian dalam menyebarkan kebenaran-kebearan untuk melawan berita-berita bohong. Satu berita bohong ditangkal dengan dua berita yang benar. Bukan hanya dua, tetapi sepuluh. Dengan demikian,berita bohong itu akan ditindih dan tidak akan muncul ke permukaan.
Saatnya para pekerja media membangun kerjasama dan jaringan (networking) dan SIGNIS dapat menjadi pemersatu. Kegiatan ini mendorong kaum muda yang hadir untuk terlibat dengan cara mereka masing-masing untuk mengisi dunia digital dengan hal-hal positif. Untuk itu, akan diadakan pelatihan sehari agar mereka dapat memproduksi konten-konten yang beguna. (RD Marihot Simanjuntak)