PESONA GEREJAREFLEKSI

Memaknai Valentine Bersama Anak-anak SOS Waturia-Maumere

Loading

Komsoskam.com – Setiap tanggal 14 Februari, orang-orang merayakannya sebagai hari Valentine atau yang lazim dikenal dengan hari kasih sayang. Para kawula muda dan semua orang memaknai hari ini dengan bertukar kado bersama, ada yang saling memberi coklat dan bunga mawar tanda kasih sayang, dsb. Para frater wisma St. Mikhael, Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero Maumere NTT memaknai hari kasih sayang ini dengan mengunjungi SOS Waturia Maumere, NTT pada 16 Februari 2020.

Selain untuk memaknai hari valentine kegiatan ini pun menjadi momen refleksi bagi para frater untuk mengenal dan tinggal bersama serta membagi kasih bersama dengan orang-orang yang sederhana dan terpinggirkan. Para frater tiba di SOS Waturia sekitar pukul 10.00 WITA dan kegiatan ini dilaksanakan dengan membagi kasih bersama anak-anak penghuni SOS yang diramu dalam acara sharing pengalaman iman bersama, makan bersama dan menari bersama.

SOS Waturia merupakan suatu tempat untuk mengasuh anak-anak yang kehilangan pengasuhan karena adanya broken home dalam rumah tangga, anak-anak yatim piatu dan anak-anak yang secara ekonomi tak mampu untuk mendapatkan pendidikan serta kesehatan yang layak. Latar belakang pendirian tempat asuh seperti ini bermula dari keprihatinan seorang tentara terhadap anak-anak yang menjadi Korban Perang Dunia Kedua. Ia kemudian menghimpun anak-anak itu dan kemudian anak-anak itu mendapat pengasuhan selayaknya. SOS ini memiliki beberapa cabang yang tersebar di seluruh pelosok tanah air dan mendapatkan support dana para donatur di luar negeri maupun dalam negeri.

Baca juga  Kembangkan Bakat, Kala Karantiana Mandiri Seminari Ledalero

Sementara itu latar belakang pendirian SOS di Waturia, Maumere ini bermula dari bencana gempa bumi yang meluluhlantahkan seluruh pulau Flores pada tahun 1992. Sejak saat itu anak-anak yatim piatu dikumpulkan dan diasuh dalam satu tempat yang dikenal dengan SOS saat ini. Bapak Elias Rakimonkeu selaku salah seorang educator SOS menegaskan bahwa tempat ini bukanlah panti asuhan sebab memiliki sirkulasi pengaturan yang berbeda. SOS Waturia ini lebih tepat dikenal sebagai desa anak. Secara administratif SOS Waturia adalah suatu dusun anak atau lebih dikenal dengan dusun SOS Taruna Waturia.

SOS Waturia ini saat beranggotakan 170 anak dan setiap anak tersebar di 15 rumah. Masing-masing rumah terdiri atas 8-9 anak dengan seorang ibu pengasuh yang mengasuh serta mengurusi segala urusan rumah tangganya. Anak-anak yang berada dalam lingkungan SOS ini memiliki jenjang pendidikan dari TKK hingga SMP. Sementara itu anak-anak yang berjenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas dan perguruan tinggi berada di asrama putra dan putri yang terletak di Iligetang yang lokasinya dekat jantung kota Maumere.

“Seperti para frater, kami pun turut melayani mereka yang terpinggirkan, mungkin kami hanya tidak mengenakan jubah saja, tapi selebihnya kita sama. Dalam mendidik anak-anak ini tentu tidak seperti memelihara binatang yang selalu diatur. Anak-anak ini diberi kebebasan untuk berekspresi, sehingga sebagian dari mereka pun jadi orang sukses, bahkan ada yang jadi pastor tetapi banyak juga yang hancur” tukas bapak Elias dalam sambutan awalnya.

Baca juga  Kembangkan Bakat, Kala Karantiana Mandiri Seminari Ledalero

Selanjutnya anak-anak SOS dibagi dalam beberapa kelompok menurut rumah masing-masing dengan didampingi beberapa orang frater dan melakukan sharing iman bersama. Kegiatan sharing iman ini diselingi pula dengan cerita-cerita lucu dan inspiratif sehingga anak-anak SOS semakin diteguhkan dan termotivasi pula. Kegiatan selanjutnya ialah acara makan siang bersama anak-anak panti. Meskipun menu yang disediakan alakadarnya namun semuanya bersantap dengan gembira. Dalam kebersamaan itu terpancar beragam ekspresi dari anak-anak itu. Ada yang berekspresi dengan bernyanyi bersama para frater, berpuisi, berpose atau menari bersama ataukah bermain kelerang bersama. Ada pula yang mengungkapkan isi hati terdalamnya yakni kerinduan untuk berjumpa dengan orang tua mereka dalam lelucon-lelucon sederhana dan dengan bercerita hingga menitihkan air mata.

Para frater pun mengadakan beragam dinamika untuk menghibur mereka. Sebelum mengakhiri seluruh rangkain acara itu para frater menyerahkan beberapa bingkisan Valentine kepada pemimpin SOS Waturia. Fr. Fried Dare, SVD mewakili para frater mengucapkan limpah terima kasih kepada pemimpin SOS Waturia yang telah memperkenankan para frater unit Mikhael  Seminari Tinggi Ledalero untuk memaknai hari Valentine bersama dengan anak-anak SOS. Ia juga mewakili para frater memohon maaf atas segala kekeliruan yang terjadi selama kegiatan tersebut. “Kami berharap agar dalam beberapa waktu yang akan datang kita dapat terus membagi kasih persaudaraan satu sama lain” tukas Fr. Fried menutup seluruh rangkaian kegiatan tersebut.

(Theobaldus Armando Seran, Penulis menetap di wisma Mikhael Ledalero-Maumere.)

Facebook Comments

Leave a Reply