REFLEKSIREVIEWS

Melepaskan Iri Hati, Bagaimana Caranya?

RENUNGAN KATOLIK HARI INI | Jumat 13 Maret 2020

Hari Biasa Pekan II Prapaskah Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21;

Mat. 21:33-43,45-46 Warna Liturgi Ungu

=======

Melepaskan Iri Hati

Iri hati artinya merasa kurang senang melihat kelebihan (keunikan, perbedaan) yang dimiliki orang lain. Dalam Kitab Kejadian ada kisah Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya karena lebih disayang orang tuanya. Dalam Injil Mat 21:33-43.45-46, anak pemilik kebun anggur dibunuh para pekerjanya karena iri hati. Mereka iri hati karena anak ini anak tuan pemilik kebun, sedangkan mereka hanyalah pekerja. Iri hati sangat berbahaya, akibatnya bisa sampai membuat orang menjual adiknya sendiri dan membunuh anak tuannya sendiri.

Iri hati timbul karena adanya perbedaan yang salah dipahami. Ada orang lebih pintar, kaya, berbakat dll. Lalu kita berkata pada diri, “kok bukan aku yang seperti itu?” Dan mulai tidak menyukai bahkan memusuhi orang itu dan juga tidak menyukai dirinya sendiri. Ini jelas melanggar kehendak Allah yang mencipta kita berbeda-beda justru supaya saling melengkapi, saling membutuhkan, saling mencintai bukan saling memusuhi dan saling iri.

Tuhan memberikan kelebihan kepada semua manusia ciptaanNya tanpa kecuali. Kelebihan itu unik, artinya milik orang itu sendiri. Tuhan memberikan itu kepada setiap orang sesuai rencananya kepada orang tersebut demi kehidupan bersama. Jika seseorang berhasil menyadari dan memaksimalkan keunikannya itu, dia menunjukkan dirinya sebagai ciptaan yang seperti dikehendaki Allah dan dia menyumbangkan sesuatu yang berharga kepada kehidupan bersama. Itu pasti.

Jika setiap orang menemukan dirinya dan menjadikan dirinya, kekayaan bagi kehidupan bersama, betapa kaya dan indahnya kehidupan. Selain itu, iri hati terhadap yang lain tidak akan ditemukan, sebaliknya hanya kebanggaan pada diri dan sesama serta syukur bagi Tuhan. Oleh sebab itu setip orang beriman harus melepaskan iri hati dalam dirinya.

Tuhan memberikan anugerah keselamatan kepada kita semua. Namun apakah kita menerimanya? Jika tidak hal itu akan diambil dari kita dan diberikan kepada orang lain seperti dalam kisah Injil di atas.

Sambut anugerah yang sudah diberikan Allah kepadamu, syukuri, kembangkan dan banggalah atas itu, serta sumbangkan itu bagi kehidupan bersama.

====

Pastor Alexander Silaen OFMCap

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *