MELAKUKAN YANG BENAR BERARTI DATANG KEPADA TERANG
2Taw 36:14-16.19-23, Ef 2:4-10, Yoh 3:14-21
Hari Minggu yang ke empat dalam masa Pra Paskah disebut hari Minggu Laetera atau hari Minggu sukacita. Beberapa imam memakai Kasula warna pink lambang sukacita, saat merayakan Ekaristi pada hari Minggu tersebut. Mengapa disebut hari Minggu Laetera tentu ada latar belakang sejarah, dan pandangan-pandangan di balik itu. Hal yang menarik bahwa bacaan-bacaan liturgis pada hari Minggu tersebut bernada sukacita, dan ada alasan mendasar bahwa manusia bersukacita.
Dialog iman antara Yesus dan Nikodemus, dalam cerita Injil Yohanes pada hari Minggu ini, menggambarkan siapa itu Yesus? Yesus adalah: ekspresi nyata dari KASIH ALLAH KEPADA DUNIA. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Putera-Nya yang tunggal, supaya setiap orang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yesus hadir bukan untuk menghukum dan menghakimi, tetapi membebaskan, dan menyelamatkan. Ini menjadi salah satu alasan kita atau dunia bersukacita.
Mengapa manusia harus diselamatkan? Realitas dalam sejarah keselamatan dosa selalu mematikan, memperbudak, dan membutakan manusia. Dosa dalam konteks ini, kala manusia menjauh bahkan melarikan diri rahmat dan kebaikan Allah lebih menyukai hal-hal lain, yang berujung petaka bagi manusia. Lagi-lagi patutlah kita bersyukur dan bersukacita, walaupun kita menjauhi Tuhan tetapi rahmat dan kebaikan-Nya menaungi kita, bahkan rahmat-Nya jauh lebih besar. Hal ini terjadi berkat Iman kita kepada Allah.
Kepada umat di Efesus Rasul Paulus mengatakan: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri.” Beriman kepada Tuhan, adalah juga sebuah rahmat dari Allah. Kisah kasih Allah kepada manusia merupakan sebuah kisah yang panjang. Manusia senantiasa membangkang dan mengingkari Kasih-Nya tetapi Allah tetap mengasih manusia. Murka Allah tidak berkepanjangan. Dalam Kitab II Tawarikh, dikisahkan bahwa akibat dari murka Allah maka Rumah Allah (Bait Suci) dan Yerusalem hancur, dan orang-orang Israel dibawa ke Babilonia sebagai tawanan perang. Karena kasih-Nya kepada manusia begitu besar makan hal-hal itu terpulihkan kembali alias murka-Nya, kembali menjadi berkat. “Ia menugaskan aku (Raja Koressy-Raja Persia) untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa diantara kamu termasuk umat-Nya, Tuhan, Allahnya, menyertainya, dan biarkan ia berangkat pulang.” Umat Israel kembali dari tanah pembuangan Babilon ke Yerusalem (Sion) dan beribadah lagi kepada Allah.
Saudara dan saudariku. Jalan Salib alias Via Sacra dalam masa Pra Paskah ini menghantar kita kepada keselamatan, sukacita abadi. Jalan Salib bagi orang beriman, adalah jalan yang berakhir dengan hidup, dengan kata lain Jalan menuju Kehidupan. (Via Viva) Inilah yang membuat kita bersukacita karena boleh mengambil bagian dari salib Kristus. Dalam solidaritas kebersamaan sebagai orang beriman mari bersama Tuhan, memikul salib kehidupan kita masing-masing dengan sukacita dan bertanggung jawab menuju kepada kehidupan baru.
Dalam nama dan Kasih-Nya kita melakukan hal-hal yang baik dan berguna bagi kehidupan iman, secara khusus dalam masa Pra Paskah ini. “Tetapi barang siapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.” (Hari Minggu IV – Pra paskah 2021)