KUDUS KARENA TUHAN
1 November 2020 adalah hari minggu biasa yang ke XXXI, Gereja merayakan: HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS. Dengan demikian tepat pada hari Minggu Biasa yang ke 31 tahun ini kita merayakan, Hari Raya Semua orang Kudus. Dalam perayaan ini, kita secara khusus menghormati orang-orang kudus, terutama yang ‘tidak dikenal’, atau tidak desebutkan dalam daftar para santo dan santa. Orang Kudus dalam arti, mereka yang membaktikan hidupnya, total untuk Tuhan, dengan mengorbankan segalanya bahkan nyawa. Termasuk mereka yang belum dibeatifikasi atau dikanonisasi oleh gereja.
Orang Kudus dalam konteks ini ialah seperti yang dikatakan Yohanes dalam Kitab Wahyu, “Sesudah itu aku melihat suatu himpunan besar, yang tak terhitung banyaknya. Mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, rakyat dan bahasa. Mereka berdiri di depan singgasana dan di hadapan Anak Domba, berpakaian jubah putih sambil memegang daun palma.” Jumlahnya tak terhitung karena saking banyaknya dan berasal dari segala bangsa, suku, rakyat dan bahasa.
Semenjak dibabtis, kita menjadi kudus. Bahkan kita selalu membaharui kekudusan itu melalui PERTOBATAN dan MENGAMBIL BAGIAN dalam PERAYAAN-PERAYAAN SAKRAMEN GEREJA. Lagi-lagi menurut Yohanes, sebagaimana tertulis dalam suratnya yang pertama, bahwa kita menjadi kudus karena Allah yang mengasihani kita, sebagaimana Allah yang sama mengasihani Kristus, Saudara dan Tuhan kita. Dengan demikian seluruh alur hidup kita berada dalam rencana dan kehendak -Nya yang kudus. ”Setiap orang yang menaruh harapan itu pada Kristus, menguduskan dirinya, sebagaimana Kristuspun kudus adanya.” Anda dan saya, karena babtisan, menjadi saudara Kristus, maka kitapun turut mengambil bagian dalam kekudusan Kristus itu.
Orang-orang kudus adalah orang-orang yang selalu bersama Tuhan. Mereka berbahagia karena menjunjung Tuhan diatas segala-galanya; termasuk kekayaan dan kehormatan duniawi. “Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.” Juga mereka yang mewarisi kekayaan-kekayaan Allah seperti: LEMBUT HATI, KEBENARAN, BELAS KASIH, DAMAI, IMAN, PENGORBANAN. “Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.”
Harus kita akui bahwa kekayaan-kekayaan Allah sebagaimana telah disebutkan, selalu ada pada orang-orang yang miskin, orang-orang kecil, orang-orang yang tertindas. Dalam ketidak-berdayaan, mereka masih percaya dan mengandalkan Tuhan. Iman mereka mengajarkan bahwa seyogianya semua manusia, siapapun dia, HARUS PERCAYA DAN MENGANDALKAN TUHAN karena DIA DI ATAS SEGALANYA.
Gereja merayakan orang-orang Kudus sebagai bentuk apresiasi atas jasa iman mereka yang memosisikan diri kecil, tak berarti di hadapan Tuhan, dan berjuang sampai mengorbankan nyawa agar kekayaan-kekayaan Allah terwujud dalam hidup bersama di dunia ini. Gereja juga mengapresiasi iman dan berjuang agar orang miskin, tertindas, ketakutan karena penindasan di dunia ini, bebas dari belenggu-belenggu tersebut. Juga sebagai bentuk pertobatan dari gereja agar KEBENARAN, KEDAMAIAN DAN KEADILAN terwjud dalam kehidupan bersama sebagai ujud BAKTI DAN HORMAT kepada Allah. Dengan demikian semangat Allah sungguh terwujud dan menjadi bagian dari kehidupan kita di dunia ini, karena dunia ini kudus adanya. “Berbahagialah kamu, kalau diejek, dianiaya atau difitnah karena Aku; bersukacita dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga.” (Hari Raya Semua orang Kudus – 2020)