Sapaan Gembala Uskup, Menjemaat Edisi Maret 2025
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan. Kita hidup di dunia yang penuh dengan tantangan rohani. Kita sering mendengar istilah kuasa gelap-sebuah realitas yang tidak hanya ada dalam cerita atau mitos, tetapi juga diakui dalam ajaran Gereja. Apa sebenarnya kuasa gelap itu? Bagaimana Gereja memandangnya? Dan bagaimana kita sebagai umat beriman harus bersikap terhadapnya?
Kuasa gelap adalah segala bentuk kekuatan yang berlawanan dengan kehendak Allah, yang berusaha menjauhkan manusia dari terang kasih-Nya. Dalam Kitab Suci, kuasa gelap sering dikaitkan dengan roh jahat atau setan, yang disebut dalam Efesus 6:12, “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”
Kuasa gelap bisa hadir dalam berbagai bentuk, seperti godaan untuk berbuat dosa, ajaran sesat, praktik okultisme, kebiasaan buruk, bahkan kebencian dan ketidakadilan yang menguasai hati manusia. Dalam bentuk ekstrem, kuasa gelap juga dapat muncul melalui kerasukan atau pengaruh roh jahat, yang dalam kondisi tertentu membutuhkan doa eksorsisme dari Gereja.
Gereja Katolik dengan tegas mengajarkan bahwa kuasa gelap itu nyata, tetapi tidak lebih kuat dari kuasa Allah. Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK 391-395), Gereja mengajarkan bahwa setan adalah malaikat yang jatuh karena menolak kedaulatan Allah. Namun, kemenangan sudah dimenangkan oleh Kristus melalui Salib-Nya.
Gereja tidak hanya mengakui keberadaan kuasa gelap, tetapi juga memiliki cara-cara untuk melawannya, seperti Sakramen Baptis yang membebaskan kita dari kuasa dosa, Sakramen Rekonsiliasi yang menguatkan kembali relasi kita dengan Allah, serta Ekaristi yang memberi kekuatan rohani.
Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium juga menekankan bahwa Gereja memiliki misi untuk membawa umat manusia keluar dari kegelapan menuju terang Kristus. Oleh karena itu, setiap orang beriman dipanggil untuk tetap waspada dan hidup dalam kasih karunia Allah.
Sebagai umat beriman, kita tidak boleh takut terhadap kuasa gelap, tetapi juga tidak boleh mengabaikan keberadaannya. Kita Perlu mengambil sikap:
Berpegang teguh pada Kristus.
Kristus telah mengalahkan kuasa dosa dan maut. Jangan pernah berpaling dari-Nya.
Bertekunlah dalam doa.
Bertekun dalam doa terutama doa Bapa Kami, yang mengajarkan kita untuk meminta perlindungan dari yang jahat: “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.”
Menjauh dari Segala Bentuk Kuasa Gelap.
Hindari praktik perdukunan, sihir, ramalan, spiritisme, dan segala bentuk okultisme, karena ini bertentangan dengan iman Kristiani (KGK 2116-2117).
Jangan tergoda mencari jalan
pintas dalam hidup melalui kekuatan yang tidak berasal dari Allah, seperti pesugihan atau ritual mistik yang menjanjikan kesuksesan instan.
Membentengi Diri dengan Sakramen dan Firman Tuhan.
Sakramen Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa) membersihkan kita dari dosa yang bisa menjadi celah bagi kuasa jahat. Ekaristi Kudus adalah sumber kekuatan rohani yang melindungi kita dari kelemahan dan godaan. Membaca dan merenungkan Kitab Suci membawa terang ke dalam hidup kita dan mengusir segala bentuk kegelapan rohani.
Menjadi Pembawa Terang bagi Dunia
Hidup dalam kasih, kebenaran, dan keadilan adalah cara terbaik untuk melawan kuasa kegelapan. Membangun komunitas yang penuh kedamaian, kasih, dan kepedulian terhadap sesama akan menghalau pengaruh kegelapan dalam masyarakat.
Saudara-saudari terkasih, dalam kehidupan ini kita tidak bisa menghindari keberadaan kuasa gelap, tetapi kita tidak boleh takut karena Kristus sudah menang atasnya. Tuhan telah memberikan kita iman, doa, sakramen, dan kasih karunia untuk menjaga kita tetap kuat.
Mari kita berpegang teguh kepada Kristus, terus berjaga dalam iman, dan menjadi terang bagi dunia di tengah kegelapan. Karena seperti yang dikatakan dalam Yohanes 1:5, “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, dan kegelapan itu tidak menguasainya.”
Semoga Tuhan selalu menyertai kita dalam perjuangan melawan kegelapan dan membimbing kita menuju terang kasih-Nya.
Salam dan doa.
+Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap.
Uskup Keuskupan Agung Medan