REFLEKSIREVIEWS

Jangan Melupakan Hal Baik

Loading

RENUNGAN HARIAN KATOLIK INI, Kamis, 2 April 2020
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Kej 17: 3-9; Mzm 105: 4-5. 6-7.8-9; R. 8a
Yoh 8: 51-59 Warna Liturgi Ungu
====

JASMERAH: JANGAN PERNAH MELUPAKAN SEJARAH,

Inilah inti pembicaraan antara Yesus dengan orang-orang Yahudi dalam Injil hari ini. Allah dan Abraham membuat perjanjian, di mana Allah menjanjikan kepada Abraham bahwa dia akan menjadi bapa bangsa besar , berketurunan raja dan memiliki tanah Kanaan. Apa yang dituntut Allah dari Abraham? Allah menuntut Abraham untuk berpegang teguh pada perjanjian bahwa Allah menjadi Allah Abraham dan semua keturunannya.

Yesus mengingatkan kebesaran Abraham sebagai tokoh historis yang paling nyata dalam sejarah hidup bangsa Israel. Tokoh leluhur yang selalu setia dan berpegang pada janji Allah. Di sisi lain, orang-orang Yahudi melihat Abraham telah “mati”, karena iman Abraham mereka tidak hidupi.

Hari ini Yesus meminta iman yang sama kepada orang-orang Yahudi. “Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barang siapa menuruti firmanKu, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya”. (Yoh. 8:51). Sama seperti Abraham hidup selamanya karena imannya demikian juga siapa saja yang percaya kepada Yesus akan hidup selamanya pula.

Orang-orang Yahudi tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus karena mereka tidak mau membuka hati. Mereka melihat Yesus sebagai orang biasa dan tidak bisa dibandingkan dengan Abraham.
Masa prapaskah ini adalah kesempatan bagi kita memperbaharui iman kita. Hari-hari terakhir ini pastilah saat-saat paling sulit dalam sejarah hidup kita.

Pergerakan kita dibatasi; komunikasi dengan sesama makin sedikit; gelisah akan masa depan; menunggu kepastian; takut akan sakit dan mati. Kini iman kita sungguh diuji. Saat seperti ini iman kita bisa mati. Banyak orang bertanya, “di mana Engkau Tuhan”; yang lain berkata, “ Tuhan tidak peduli pada kita”; bahkan ada pernyataan, “Allah sudah mati”.

Bagi kita pengikut Kristus bukanlah demikian. Peristiwa salib merupakan ujian iman kita. Diuji karena berhadapan dengan Yesus yang nampak rapuh dan lemah, dihina, menderita dan wafat di salib. Yesus yang hebat ternyata mati dalam kehinaan. Dalam keterbatasan kemanusiaan kita janganlah iman kita juga mati tetapi mampu melihat kehebatan Allah dalam diri Yesus yang bangkit mengalahkan kematian. Dialah Allah yang menyejarah dan historis dalam hidup kita.

Karena itu jangan sekali-kali melupakan sejarah iman kita. Itulah kekuatan kita untuk menjawab semua pergulatan berat yang sedang kita hadapi. Namun siapa saja percaya kepada Dia yang mati dan bangkit lagi akan memperoleh hidup abadi. Semoga. Amin

RP. Gindo G. Saragih OFMConv.

Facebook Comments

Leave a Reply